Bagian 4

147 48 1
                                    

Setelah Ikhan menghubungi nomor telphone kepala sekolah dan mendapatkan alamat, Aileen, Yuna, Shinwoo, dan Ikhan mengantar Rai ke rumah Frankenstein.

"Bapak tidak pernah mengira akan ada tamu sebanyak ini, jadi cuma ada teh. Anggap saja rumah sendiri"

"Terima kasih pak"

"Bapak tinggal bersama anak ini?" celetuk Shinwoo setelah meminum segelas teh yang di sajikan.

"Iya, itu benar. Bapak kenal baik dengannya, jadi dia tinggal di sini"

"Saya agak kaget melihat kalian semua masih bersama-sama sampai selarut ini"

"Tadi Aileen dan Yuna tidak ikut pergi ke warnet bersama kami pak. Kami bertemu mereka ketika sedang berada dalam bahaya" ujar Ikhan tampak serius dengan membenarkan kaca matanya.

"Dalam bahaya?" tanya Frankenstein dan Ikhan pun menjelaskan apa yang terjadi dari awal.

"Untungnya Yuna dan Aileen selamat, dan kami lari menjauh setelah Shinwoo merobohkannya"

"Lari itu paling tepat kalau ada yang tak beres"

"Pak, boleh saya minta p3k?"

"Ooh iya Aileen terluka! Kenapa aku selalu lupa dengan ketua kelas?!" ucap Shinwoo menepuk dahi nya sendiri

"Itu karena kau selalu fokus pada Yuna" *swetdrop

"Tunggu sebentar bapak ambilkan"

Frankenstein datang kembali ke ruang tamu dengan kotak obat dan menunduk di depan Aileen, memeriksa luka di lututnya.

"Syukurlah sepertinya ini hanya luka biasa"

"Terima kasih pak" Aileen mengambil obat lalu mulai membersihkan dan mengobati lukanya. Namun Frankenstein masih menatap kearah lutut Aileen yang berdarah, sampai akhirnya pandangan nya teralih ke arah Shinwoo.

"Pak"

"Ya Shinwoo?"

"Lebih baik bapak beri dia uang jajan makan siang. Kalian kan serumah"

"Ah makan siang...? M-makan siap apa...?"

"Waktu hari pertama dia masuk, sekolah selesai lebih awal kan? Tapi hari ini aku yang traktir dia. Aku sedang bokek soalnya...."

"........"

"Pak? Bapak dengar saya?"

"Hahah aku sempat heran tentang hubungan seperti apa yang mereka punya. Pelayan memberikan uang jajan pada majikan? Konyol!"

Setelah mengobrol beberapa saat, Aileen, Yuna, Ikhan, dan Shinwoo diantar oleh sekretaris pribadi Frankenstein menggunakan mobil. Sehingga tidak akan ada hal buruk terjadi... setidaknya untuk malam ini.

"Sesuai cerita seharusnya Raizel dan Frankenstein sedang berdiskusi tentang si tertular. Dia bilang ini luka biasa, berarti sejak awal dia sudah menduga tentang para vampir"

"Lagipula ini memang luka biasa, si tertular hanya bisa menulari manusia lainnya jika menghisap darah atau menggigit. Sedangkan ini hanya luka gores karena jatuh... jangan takut Aileen!"

Aileen sampai di rumah dengan selamat, begitu juga dengan yang lain.

"Terima kasih pak"

Mobil pergi meninggalkan pekarangan dan Aileen masuk ke dalam rumah.

"Oke, selanjutnya bagian 2, M21 dan M24 cepatlah datang dan kalian akan kujadikan batu pijakan pertamaku~!"
.
.
.
.

"Ketua kelas! Bel sudah berbunyi, kenapa pak guru belum datang?"

"Aku juga tidak tau, Shinwoo. Kalau aku tahu sudah pasti akan kuberitahu dari tadi"

Hanya bersela beberapa detik, terdengar pengumuman informasi pengeras suara. Dan tak lama setelah pengumuman selesai, wali kelas pun datang.

"Oke anak-anak, dengarkan baik-baik. Seperti yang sudah kalian dengar, ada insiden buruk yang terjadi di sekitar sini. Polisi telah meminta bantuan untuk memastikan semua murid langsung pulang ke rumah demi menghindari bahaya"

"Pak, memangnya ada apa?"

"Katanya ada pembunuhan, mereka belum punya info apapun soal pelakunya. Pengumumannya mengatakan jika itu bukan pembunuhan biasa. Mungkin itu memang sulit untuk kalian, tapi upayakan untuk segera pulang walau harus bolos ekskul"

"Baik pak~"

"Lalu Shinwoo Han, Ikhan Wu, Ho Aileen, Yuna Seo, dan Cadi...."

"Cadis Etrama Di Raizel... ehem, kalian berlima diminta untuk ke ruangan kepsek"

"Untuk apa?" tanya Shinwoo

"Saya tidak tanya kenapa, yah, terserahlah"

Sesuai instruksi Pedro, Aileen dan yang lainnya berjalan menuju kantor kepala sekolah.

"Kira-kira kenapa pak kepsek memanggil kita ya?" celetuk Yuna

"Tentu saja untuk bertanya detail kejadian semalam"

"Benar, pasti begitu. Aku sudah menduga pasti begitu!" ujar Shinwoo menanggapi dengan bangga

"Apaan, Aileen yang berpikir, sedangkan otak mu hanya berisi game!" sarkas Ikhan

"Dasar! Tidak sampai sebegitunya kok!"

Tok tok tok
"Pak kepsek... ciluk ba...."

"Mmm bapak minta kami datang?"

"Mmm bapak minta kami datang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOBLESSE: I Will Save You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang