Bagian 5

164 51 10
                                    

"Mmm bapak minta kami datang?"

"Oh silahkan masuk"

"Selamat pagi"

"Terima kasih atas antarannya semalam"

"Silahkan duduk"

Setelah itu percakapan berjalan seperti seharusnya. Frankenstein yang bicara soal kami yang harus ekstra hati-hati dan luka.

"Umm pak, saya tiba-tiba kepikiran sesuatu. Saya rasa sebaiknya saya beritahu bapak...." ucap Ikhan

"Silahkan, ceritakan apapun juga"

"Soal kasus pembunuhan itu... apakah... apa ada kemungkinan senjata pembunuhannya itu tong sampah? Kalau benar, pembunuhnya itu si Shinwoo, pak!"

"......." *swetdrop

"Aku sudah membaca part ini berkali-kali, tapi aku yakin Ikhan adalah tokoh yang memiliki selera humor cukup buruk!"

"Shinwoo menyerang orang itu dengan tong sampah... aku lihat sendiri! Itu pasti sakit sekali...."

"Pak, tong sampah anda ada dimana?"

"Ada di bawah meja saya"

"P-pak?"

"Lalu jika Aileen tidak keberatan, bapak ingin memeriksa lukamu sekali lagi dengan lebih teliti. Dan yang lain bisa kembali ke kelas"

"Baik, tidak apa-apa. Sepertinya bapak cukup khawatir, jadi bapak bisa periksa"

"Terima kasih atas kerja samanya" Frankenstein tersenyum dan masuk ke dalam ruang lain di dalam kantornya.

"Apa lukamu cukup parah Aileen?" tanya Shinwoo

"Tidak, mungkin kepala sekolah merasa bertanggung jawab karena ada kemungkinan kita bersinggungan dengan pembunuh"

"Pak Lee kepala sekolah yang bisa diandalkan!"

"Benar Ikhan, makadari itu lebih baik kau, Shinwoo, dan Yuna kembali ke kelas. Kalian akan ketinggalan banyak mata pelajaran penting"

"Ooh benar, Rai kau tidak kembali ke kelas?" ucap Yuna yang hanya di balas dengan gelengan kepala oleh Raizel. Dan mereka bertiga pun keluar dari kantor kepala sekolah

"Sejauh ini semuanya berjalan seperti seharusnya, tidak ada masalah~"

Frankenstein datang dengan obat-obat nya dan mulai memeriksa lutut Aileen.

"Apa aku terlalu khawatir? Jika dia memiliki bekas luka yang berkaitan dengan 'itu' sudah pasti Aileen tidak akan bisa berperilaku normal seperti sekarang" batin Frankenstein yang masih fokus memeriksa luka sekaligus mengobati nya.

"Jika saya memiliki luka yang tidak biasa... apa saya akan berubah menjadi monster? Aah... apa itu vampir?" seketika setelah Aileen menyelesaikan kalimatnya, tatapan penuh tanda tanya dilemparkan oleh Frankenstein dan Raizel.

"Bagaimana kau bisa menebak itu? Apa itu ada hubungannya dengan mimpimu?"

"Benar, saya bermimpi kembali, yang ini lebih tidak masuk akal jadi saya tidak mempercayai nya"

Frankenstein bangkit dan meletakkan obat-obat nya lalu duduk di kursi tepat depan Aileen.

"Seperti apa?"

"Ada orang yang bisa bergerak dengan cepat dan mengeluarkan kuku-kuku tajam, dia pria berambut abu-abu dengan luka di sudut bibirnya. Lalu ada pria satu lagi yang bertubuh besar... dia bisa... seperti mengendalikan pikiran"

"Lalu bagaimana dengan mereka?" tanya Frankenstein, namun Aileen hanya melirik kearah Raizel

"Yang bertubuh besar tewas, yang satunya tidak. Saya merasa mereka sebenarnya adalah orang baik, jadi jika ada kesempatan saya ingin menolong mereka"

NOBLESSE: I Will Save You Where stories live. Discover now