Aku Banyak Lukanya

1.3K 75 15
                                    


Dikepalaku,aku terus mendengar
'Kau akan gagal'
'Kau tak bisa berbuat apapun selain gagal'

Dan berpikir aku akan membuat semua orang kecewa.
Ternyata pembunuh yang paling kejam adalah keadaan.

Kara, sesak yang tiada tara ia rasakan. Ia melihat Papa bersimpuh dihadapannya,dengan tangannya yang mengenggam erat tangan Kara..

Ia menutup matanya dan mencoba menghilangkan semua memori yang ada di kepalanya.

Saat itu,Papa membopong tubuh Kara ke kasur dan mengobati luka yang ada pada leher Kara. Sesering mungkin memastikan denyut nadi Kara. Mengecup kening Kara dengan air mata yang menetes,

"Papa gagal Kara!"
"Papa adalah papa yang paling buruk didunia ini. Papa ga bisa kasih kamu kebahagiaan,bahkan papa ga bisa melindungi kamu"

Papa menutup pintu kamar dan turun ke kemarnya..

Pagi hari, bau harum masakan membuat Kara terbangun. Menu yang sangat Kara sukai. Ia membuka matanya,memegang lehernya yang masih nyeri.

"Anak mama sudah bangun? Ayo bersiap dan makan" sapa Mama Hangat.

Kara tercengang mendengarnya.

"Masih ga enak badan? Atau mau mama bawain aja kesini?" Tanya Mama,Kara belum bereakisi apapun.

Apakah kejadian semalam membuat Mama sadar? Dan mulai perduli padaku?

"Hey,jangan melamun Kara. Atau mau mama suapi?" Kara menggeleng,

"Aku bersiap dan turun" ucap Kara.

"Kalau butuh apa-apa bilang saja,oh iya nanti akan ada yang memperbaiki pintu ini." Mama tersenyum dan meminggalkan Kara.

Kara masih tak percaya,ia bersiap dan turun. Benar saja beberapa makanan yang ia sukai ada.

"Duduk,ayo kita makan bersama" ajak Mama.

Untuk pertama kali mama memberikan piring padanya dan melayani Kara terlebih dahulu.

"Ma,kok menunya ini? Aku ga terlalu suka" ucap Rhea

"Gantian,besok mama masak yang semua suka!" Ucap Mama.

Disela makan,Kara menatap papa. Matanya menuntut jawaban dari papanya. Namun papa enggan menjawabnya.

Sudah beberapa hari ini,sikap mama sangat baik. Ia lebih perhatian padanya dan mulai adil.

Tentang keluarga Barra,Mama masih membahasnya. Tapi tidak terlalu sering.
Dan Rhea, ia beberapa hari ini sedang kurang enak badan. Dan Mama sibuk mengurus Rhea.

***

Ketika Kara sedang merapihkan kantor dan ingin pulang,Mobil Barra berhenti di depan tokonya. Kara mengacuhkan dan mengunci pintu toko kemudian berjalan melalui Barra.

"Kara,tunggu!" Barra menghentikannya

"Soal waktu itu,aku minta maaf. Aku ga bermaksud" ucap Barra

"Lupain aja. Ga penting" Kara melanjutkan langkahnya

Barra menarik tangan Kara dan menyudutkannya di mobil. Tangan Barra membelai lembut rambut Kara dan menyisipkan helai pada telinga Kara. Matanya menatap pada perban di leher Kara

"Ini kenapa?" Tanya Barra

"Ga usah pengen tau deh!" Tangan Kara menepis langsung.

"Ra,jangan seperti ini,aku calon suami kamu Ra" kesal Barra

"Jangan mimpi!" Ucap Kara

"Ra,bisa ga kamu hargai perasaan aku?" Tanya Barra

Kara tersenyum sinis,
"Omong kosong!"

DARK MARRIAGE [21+]Where stories live. Discover now