Rumah Yang Asing

1.1K 66 15
                                    


Kara mengirim pesan pada Yazid,Nesya dan El. Tentang ucapan terimakasih. Dan permintaan maafnya. Seluruh temannya bingung,tidak biasanya Kara seperti ini.

Kara berhenti pada Kampusnya,dan naik ke atas gedung C lagi. Sore ini, cukup sepi. Mungkin mereka sudah pulang,pikirnya.

Punggungnya terkadang masih terasa ngilu. Tapi ia menepis semua rasa sakit itu,untuk tetap terlihat baik-baik saja.

Mungkin kali ini,terjun ke Danau adalah pilihan yang terbaik.
Entahlah berapa kali ia ingin membunuh dirinya sendiri, tetapi jika kalian tau apa yang Kara alami dan rasakan,mungkin kalian akan bertepuk tangan karena ia masih hidup sampai saat ini.

Disisi lain,Yazid mulai panik mencari tau keberadaan Kara. Bersama dengan El dan Nesya,ia mencoba untuk menghubungi dan mencari Informasi tentang Kara.

Saat ingin keluar dari Parkiran,mata Nesya teralihkan oleh mobil Kara yang terparkir disana. Yazid juga melihat itu.

"YAZID LO MAU KEMANA?" Teriak El melihat Yazid yang berlari. Mereka mengikutinya.

Kara masih memandang ke arah Danau dengan tangisan. Punggungnya sangat nyeri. Seperti masih ada jarum besar yang menghujamnya.

"KARA!" Teriak Nesya, mereka datang dengan nafas yang tersenggal.

Kara tidak mendengarnya. Punggungnya sangat sakit.

Yazid memegang bahu Kara. Menghadapkan Kara pada dirinya.
Dengan jelas terlihat tangisan Kara dan juga wajah yang menahan tangis.

Efek dari donor waktu itu makin terasa.!

"Kara,kamu..." Nesya benar-benar tidak menyangka bahwa Kara akan seperti ini. Kara sahabatnya adalah gadis pembawa kebahagiaan dan mood booster bagi banyak orang. Tingkahnya yang konyol dan tawanya yang khas.

"Kenapa kalian disini?" Lirih Kara.

"Lo ngapain sih Ra? Lo mau ngapain lagi?" Marah El

"Ra,stop it,apa artinya kita Ra?" Pertanyaan Yazid membuatnya semakin menangis.

"Sakit" gumam Kara

"Ra,berbagi ke kita Ra." Tangis Nesya yang sangat sedih melihat Sahabatnya seperti ini.

"Aku berusaha keras membebaskan diriku,dalam menjalani hidup....

Untukku,
Bahkan untuk tertawa saja aku trauma."

"Aku masih ingin hidup...
Aku tidak ingin mati..
Aku tidak ingin mati seperti ini" tangis Kara.

Nesya memeluk Kara,mereka menangis bersama. Hati Sabahatnya sangat sakit mendengar jeritan yang selama ini Kara  pendam.

Nesya adalah sahabat Kara sejak SMA. Mereka berdua memang suka bertukar cerita,Nesya tau semua tentang keluarga Kara,bagaimana Sikap mereka pada Kara. Dan perjuangan Kara untuk tetap hidup sampai saat ini.

"Ra,punggung lo kenapa?" Tanya Nesya saat meraba punggung Kara.

"Gggapapa" gugupnya.

"Ra,lo kenapa? Apa yang mereka lakuin ke lo?" Tanya El dengan nada yang sangat marah.

Punggungnya kian memanas dan nyeri,Kara megangnya terus sambil merintih.

"Kita ke rumah sakit ya" Yazid langsung memapah perlahan Kara.

"Ga perlu" tolak Kara,ia sangat takut jika temannya tau bahwa ia habis oprasi.

"Gua mau duduk disini" Kara berusaha menyesuaikan punggungnya pada sofa minimarket yang cukup empuk.

"Punggung lo ada perban!" Pernyataan Nesya kembali membuat suasana panas.

"Gua cuma ga sengaja jatoh" elak Kara lagi.

DARK MARRIAGE [21+]Where stories live. Discover now