Salam Perpisahan

1.2K 67 14
                                    


Selama 1 bulan ini,Kara sangat sibuk dengan pekerjaannya. Dan ia tinggal di Tokonya,untuk menghemat pengeluaran.

BARA:
Kara jangan lupa pertemuan keluarga kita,membahas persiapan pernikahan kita.

Kara:
Kapan?

Barra:
Setelah makan siang,mau aku jemput?

Kara:
Tidak perlu!

Ia melempar ponselnya kasar,dan bersiap. Yang pasti ia menyiapkan mentalnya kembali untuk menginjakkan kakinya di rumah itu.

Kini pilihannya hanya "melawan" atau "menyerah" Kara terlalu takut membayangkan keduanya. Walau Barra dan Tante Selen sangat menyayanginya, namun hatinya sangat gusar menerimanya.

Ia terdiam sejenak,perasaannya masih takkaruan. Ia mengetik pesan cukup panjang pada Mamanya dan menjadwalnya terkirimnya besok pagi.

Tekatnya sudah sangat bulat,ia memantapkan hati dan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi semua itu.

Mobil Barra sudah terparkir di rumah itu. Ia memasuki pintu dengan nafas yang panjang,kali ini Kara berpakaian sangat berbeda. Blazer dan dalam hitam, serta celana bahan hitam. Sepatu Boots Maroon. Riasan bold dengan lipstick yang senada dengan sepatunya. Tak lupa menenteng tas mahalnya.

Semua mata tertuju padanya, Kara langsung duduk dan menyilangkan kakinya. Terlihat sangat elegan.

"Kamu dari mana,Ra? Cantik sekali" puji tante Selen.

"Biasa tante,Bekerja" jawab Kara menekan kata Bekerja

"Persiapan semua sudah 80%,hanya tunggu menyebar undangan dan fix tema pada Vendor" Mama mengalihkan pembicaraan.

"Baik. Undangan selesai besok, Vendor masih bingung mau pilih tema yang mana." Tante Selen memberikan contoh tema pada Kara.

Kara malah memberikan Laptop itu pada Mama
"Saya tidak ada hak berpendapat,biarkan orang ini yang menentukan,agar ia puas"

Barra menatap tak percaya,sikap Kara kali ini sangat berani.
Mama menerima dengan wajah marah,namun Kara menatapnya balik dengan tajam.

Mereka berdiskusi mengenai semua hal. Kara diam saja.
Papa memandanginya terus,ia yakin bahwa Kara sedang merencanakan sesuatu lagi kali ini.

Namun kali ini Mama memancing emosi Kara,dengan mengatakan hal yang sangat menyinggungnya.

"Tidak perlu terlalu mewah,yang sederhana saja untuknya"

"Aku ingin pesta yang meriah,Barra anakku satu-satunya." Tepis Tante Selen

"Aku takut jika terlalu mewah,Barra akan kecewa. Karena ini tidak worth it" Mama memandangi Kara sangat remeh.

"Dia sudah tidak sempurna,sayang sekali . Uang mu bisa dipakai untuk menikahkan Barra dengan Gadis lain yang masih sempurna" ucapan Mama sangat membuat hatinya tersulut.

Kara menurunkan kakinya,menatap Mamanya tajam.
"Saya wanita bergelar Sarjana,dan sedang menempuh strata 2, saya mandiri dan berwawasan. apakah kita pantas untuk disandingkan" ucap Kara,wajahnya ia buat datar namun sangat sadis

DARK MARRIAGE [21+]Where stories live. Discover now