BAB : 6

3K 33 0
                                    

Pulang mengantar Sakinah belanja kelapa ke Purworejo, Ruby sudah dihadang oleh seorang laki2 tinggi besar dan brewok hingga bulu tumbuh di sekujur tubuhnya. Laki2 itu seperti berniat jahat dilihat dari raut mukanya yg memandang Ruby penuh dendam. Ruby tidak takut karena ia tidak membawa uang dan juga tidak melakukan kesalahan.

     Langkah Ruby terhalang tubuh tinggi besar laki2 itu walau tidak mengucapkan kata2 tapi tubuhnya bergerak maju menabrak Ruby.

    " Bruk !!"

Ruby terjatuh ketika tubuh besar itu menyenggol pundaknya. Ruby merasa seperti ditabrak kerbau yg sangat kuat. Tapi ketika tangannya menggapai tubuh manusia itu, hanya menyentuh angin. Ruby mulai mencium adanya makhluk halus yg menyerangnya.  Sambil beranjak bangun, Ruby menyilang kan tangan ke dada sambil membaca mantra.

      " Hai demit, katakan siapa kamu dan apa maksudmu menghadang langkahku. " kata Ruby sambil menggerakkan tangan seolah mendorong sesuatu, tenaga dalam yg berisi ajian pengusir setan.

       " Aku adalah bapaknya anak2 Sakinah. Jangan sekali- kali mengganggu anak2 dan istriku kalau kamu tidak ingin mati." kata makhluk tinggi besar itu.

      " Baiklah. Aku tidak akan mengganggu istri dan anak2mu. Tapi bagaimana jika mereka yg menginginkan aku untuk menggaulinya ? " tantang Ruby.

       " Asal istri dan anak2 ku senang tidak mengapa.  Jangan seperti laki2 lain yg berniat menjadikan Sakinah sebagai tumbal. Karena itu lebih baik kubunuh dia." kata makhluk itu.

       " Baiklah . Aku akan menjaga dan melindungi anak dan istrimu bila ada yg mengganggu." jawab Ruby.

       " Kalau begitu aku titip anak dan istriku..nanti aku akan berikan kekayaan bila engkau butuhkan." kata makhluk itu lalu lenyap dari pandangan mata Ruby. Laki2 muda itu menarik nafas panjang. Hmm ternyata Sakinah punya suami gendruwo pantes kangmasku dulu gagal memangsa istrinya untuk dijadikan tumbal. Aku harus hati2 kepada lima putri2ku. Aku tetap harus menjaga ilmuku dan aku tidak mau kalah dengan Gendruwo. Batin Ruby ketika ia memasuki kamar untuk mencuci kaki dan tangannya .

      " Horee..om Ruby sudah pulang" pekik Saskia yg baru selesai mandi.
    
     Ruby disatu sisi masih bujang dan tidak bisa menolak jika gadis2 cantik itu menggodanya dan bahkan mengajaknya bercinta, di sisi lain ilmunya tidak mudah disatukan dengan hawa nafsu terutama bila bersanggama dengan perempuan akan luntur dan tidak sakti lagi.

     Sebagai bujangan yg sudah umur lebih 35 tahun tidak pernah berhubungan badan dengan perempuan, tentu sangat merindukan kehangatan tubuh gadis muda dan cantik. Saskia adalah gadis remaja masih sangat kecil dibandingkan Safirah atau Savitri tentunya. Gadis itu kini duduk di pangkuannya dalam keadaan tanpa busana. Mata gadis itu sangat indah menatap wajah Ruby sambil bibirnya menganga minta dikulum.

     " Om.. cium Kia dong.." kata gadis remaja itu sambil mrentangkan kedua tangannya diatas pundak Ruby.

     Ruby menghela nafas ketika memandangi buah dada yg masih kecil itu sudah menantang. Ruby mengusap dada mulus itu dan memijit putingnya dengan lembut.

     " Hhhh...enak om  geliii.." kata Kia sambil biarkan Ruby mengusap pahanya, dan meremas pantatnya yg tembem dan mulus. Lalu puting kecil itu diisap mulut Ruby dan disedot kuat2. Nikmat yg dirasakan gadis kecil itu karena Ruby juga sedang membacakan mantra yg menakhlukkan wanita manapun. Termasuk Sakinah yg setelah merasakan betapa perkasa genjotan Ruby melebihi kakaknya almarhum. Bahkan Sakinah bisa bayangkan betapa milik Ruby sama besarnya dengan milik gendruwo yg telah memberinya lima putri cantik2.

     Ruby cukup memberi kehangatan kepada putrinya tidak dengan memasukkan pusakanya yg sakti melainkan mengocok dengan jari2 saja itupun sudah membuat Kia kelojotan dan mendapatkan klimaks yg sangat nikmat.

     " Hhhh..hhhhh...enak om." desah Kia sambil mengejang karena melepaskan cairan kenikmatan itu.  Ruby menyudahi ritual itu ketika Kia sudah lelah dan pamit tidur.

     " Pakai bajunya dulu yang." kata Ruby saat putri kecil itu tergeletak di atas tikar masih tanpa busana.Tubuh putih mulus itu diusap Ruby dan dipakaikan celana serta baju tidurnya yg masih terlipat diatas ranjang.

    " Om jangan pergi..temani Kia bobok dong..." kata gadis itu. Tapi Ruby tidak peduli dengan bujuk rayu yang berakibat kematian.

ANAK KWALON GENDRUWOOnde histórias criam vida. Descubra agora