BAB : 7

2.5K 25 1
                                    

Ruby berangkat ke luar kota dengan truk untuk mengambil kelapa setelah berpamitan kepada putrinya yg selalu ingin dekat Salindri. Sedang istrinya Sakinah masih tertidur dengan selimut terbuka hingga miliknya terlihat bekas dipakai Ruby. Istrinya kemarin sudah memberi uang yg didapat dari gentong dimana gendruwo selalu memberinya nafkah setiap malam jum' at Kliwon. Ruby tahu jika istrinya selalu mendapatkan uang dari suaminya Gendruwo sangat banyak hingga bisa untuk membeli mobil dan membangun rumah. Dan di pasar tentu akan di curigai orang kalau Sakinah tidak punya suami. Karena itulah ia selalu menikah lagi jika suaminya mati dibunuh sang gendruwo. Jika tidak akan dikatakan bahwa ia adalah perempuan Bahu lawean adalah perempuan yg selalu makan suami hingga 7 kali menikah baru berakhir.

" Papa pergi ya nduk."

" Ikut !' kata Salindri yg langsung bangun dan melepas selimutnya, ambil jaket dan melompat turun dari ranjang mengikuti langkah Ruby. Ruby sebenarnya gak suka mengganggu perempuan selain istri yg bekas iparnya itu. Karena bersentuhan atau bersanggama dengan perempuan akan membuat kesaktiannya berkurang atau bahkan lenyap. Salindri yg berparas cantik itu sudah tiduran dipangkuan Ruby yg menyetir mobil mengambil kelapa dari luar kota. Hari masih gelap ketika angin semilir bertiup ke dalam mobil hingga Salindri yg bersembunyi dibalik sarung itu masih kedinginan saja. Tangan gadis cantik itu masih sempat merogoh kolor papa tirinya dan menggenggam tongkat Ruby yg keras. Ruby biarkan saja tongkatnya terasa basah masuk ke dalam mulut mungil Salindri.

"Hhhhh emang enak ya nduk ngemut manukku?" kata Ruby yg sudah mulai rasakan gejolak birahi. Salindri tidak menjawab karena mulutnya sedang menyepong. Hanya kepalanya yg bergerak ke bawah pertanda senang. Tapi Ruby akhirnya melambatkan laju mobilnya dan parkir di pinggir sawah ketika burungnya makin tegang dan berdentum disedot mulut Salindri. Gadis belia itu kemudian bangkit sambil mengangkat tepi roknya keatas hingga terlihat dompetnya yg terbuka tidak pakai cawet. Lalu ia melangkah ke pangkuan Ruby yg sudah siapkan gagaknya tegak tengadah ke langit.

"Clepp!!" Dompet Salindri terasa seret saat menjepit kepala burung Ruby yg tegak di pangkuan. Nikmatnya Rubby memeluk dada montok gadis belia itu sambil burungnya dijepit tempik gadis remaja berkulit putih itu membuat Rubby demam tinggi.

"Hhhhh...enak banget pak.." desah Salindri sambil biarkan pentil dadanya diisap mulut Ruby yg lupa diri. Deg! Firasat buruk menjalar ke dalam otak Ruby ketika tiba2 kakinya menginjak pedal gas mobil yg dikemudikan.

"Wusss" truk itu tiba2 melaju kencang, dan refleks Ruby melepas tubuh gadis cantik itu dari pangkuan.

"Aduh papa!" jerit Salindri saat tubuhnya terguling ke bawah jok. Ruby cepat kendalikan mobil sambil baca mantra untuk menolak bala. Benar juga apa yg tersurat dalam ingatannya bila kesaktiannya akan goyah bila ia tergoda oleh perempuan. Ternyata jeritan Salindri telah didengar oleh makhluk yg selama ini mengawasi gadis itu. Gendruwo yg langsung beri peringatan kepada Ruby dengan menggoyang mobilnya . Tapi Ruby yang juga memiliki ilmu gaib tidak gentar hingga melawan makhluk gaib itu dengan menghunjamkan cundrik ke depan sambil baca mantra. Seketika pintu mobil terbuka hingga tubuh Salindri terlempar keluar disertai jeritan menyayat dari pohon besar yang hampir saja ditabrak mobil Ruby.

"Aaaaaacchh..." Jeritan gendruwo yg membuat Salindri menangis mohon ampun kepada Ruby.

"Jangan bunuh ayahku pa, ayahku takkan ganggu lagi." kata Salindri.

***

Sakinah yang adem ayem dipasar tidak pernah tahu apa yang bakal terjadi bila suaminya Ruby murka hingga harus membunuh sang gendruwo yg biasa kirim uang banyak. Gendruwo pasti tidak bisa mati karena dia itu setan. Gantinya adalah nyawa manusia yg memeliharanya.

Ketika Sakinah turun dari mobil, mendadak berteriak kesakitan dan jatuh kejang2 seperti terkena epilepsi. Tak ada yang bisa menolong selain istigfar. Karena semua orang tahu jika Sakinah punya pesugihan setan. Mereka cuma memandang sambil menunggu saatnya Sakinah menghembuskan nafas terakhir.

"Itulah akibat memuja setan gendruwo." bisik seorang tengkulak ke kuping sesama bakul.

Sakinah seperti merasa sakit yang luar biasa saat kejang dan menjerit- jerit. Sekejap kemudian tubuhnya lemas tak berdaya. Bahkan kulit tubuhnya membiru gosong seperti orang sakit jantung.

ANAK KWALON GENDRUWOWhere stories live. Discover now