1. Kabur.

2K 312 54
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Mangats puasanya gais:)

***
Menahan diri untuk tidak mengamuk itu susah sekali ya, ini yang dirasakan oleh Soobin saat ini.

Dia aslinya gak sudi untuk makan malam bersama pacar mamanya itu yang ada dia malah ingin kabur saja dari rumah karena sudah terlalu muak.

Mamanya itu tidak memikirkan dirinya apa? Apa karena cinta mamanya jadi gak peduli dengannya? Apa mamanya berpikir jika dia senang punya papa baru? Jawabannya sama sekali tidak.

Dia tidak suka sama sekali, dia bahkan berharap mamanya itu tidak menikah dengan pacarnya itu, mengerikan sekali.

"Soobin, makanan itu buat di makan, bukan hanya untuk dilihatin aja."

Mata Soobin menoleh kearah mamanya lalu dia segera makan nasi goreng di hadapannya itu, muak sekali rasanya.

"Karena kamu disini, mama sebenarnya ingin bicara sesuatu denganmu."

Soobin menghentikan makannya dan langsung menoleh kearah mamanya, jangan bilang apa yang dia pikirkan akan menjadi kenyataan?

"Jangan bilang apa yang ada di pikiran Soobin akan jadi kenyataan," potong Soobin sambil menatap mamanya sambil tersenyum miris.

"Apa maksudmu?"

"Mama mau menikah lagi sama dia, bukan?" tanya Soobin sambil menunjuk kearah laki-laki yang seumuran dengan papanya itu.

"Turunkan tanganmu Soobin, itu tidak sopan, lagipula jaga sopan santunmu, dia akan menjadi papa barumu sebentar lagi."

Soobin masih menunjuk kearah laki-laki tersebut, lalu dia tertawa kecil terdengar miris sekali.

"Ah baiklah, bahkan mama akan tetap menikah dengannya walaupun Soobin gak akan pernah setuju dengan hal itu," balas Soobin sambil bangkit dari duduknya dan berniat untuk pergi ke kamarnya.

Tidak peduli dengan suara mamanya yang terus memanggilnya agar tetap disana.

"Anak kurang ajar, ayo kembali kesini, Soobin!"

Soobin tersenyum, kecewa dengan ucapan mamanya barusan.

Bahkan Soobin bisa mendengar mamanya yang minta maaf ke laki-laki itu karena tingkahnya, apa peduli Soobin coba, kan dia sudah memikirkan hal ini, jika mamanya menikah lagi, maka Soobin akan tinggal dengan papanya.

Papa kandungannya tentu saja, tidak peduli dengan keluarga papanya yang akan membicarakannya, asal dia gak satu rumah dengan calon papa barunya itu.

Dia mengunci pintu kamarnya sembari mengambil ransel, dia harus pergi dari rumah ini, secepat apapun.

Bawa saja beberapa bajunya, dompet, handphonenya jangan lupa, dan beberapa peralatan yang lainnya.

Setelah selesai dia menatap kearah jendela kamarnya lalu menoleh kearah bawah, kenapa coba kamarnya ada di lantai dua.

Matanya menoleh kearah jam yang menunjukkan pukul setengah 9 malam.

Soobin melempar tas ranselnya ke bawah, dia gak akan mati hanya karena lompat dari balkon kamarnya ke lantai bawah yang merupakan tanah itu.

Bilangnya sih gitu, tapi tetap saja dia gugup sekali saat ini, gapapa Soobin, daripada harus terus berada di rumah ini.

Dia segera melompat dari balkon kamarnya ke bawah, Soobin meringis kesakitan karena kakinya terasa sangat sakit.

Apalagi tubuhnya, untung saja kepalanya baik-baik saja, sebelum ketahuan, dia segera bangkit sambil berjalan dengan cepat keluar dari pagar rumahnya itu.

Hi, Cinta! -yeonbin✔Where stories live. Discover now