7. Tragedi

685 93 5
                                    

Hendery hanya mengehela nafas jengah saat ia di diami seluruh anggota keluarganya dimeja makan, dari kakeknya, ayahnya, dan ketiga kakaknya.

Mereka sama-sama diam dan tidak berminat membuka topik pembicaraan, Hendery tahu ini semua karena dia, dan tentu saja karena kakeknya yang terlalu terbawa perasaan hingga seperti ini.


Andai ibunya masih di dunia, pasti orang yang selalu ada untuk mendukungnya adalah ibunya.


"Kakek."


Hendery memanggil sang kakek, berharap suasana tak canggung, bahkan Ayah Hendery dari tadi diam saja, ia kecewa karena baru mengetahui jika Xiaojun keguguran, namun ia tak tahu jika Xiaojun keguguran karena obat peluruh.



"Apa?"


"Tentang xiao—"

"Bawa dia kemari nanti malam atau kau akan ku nikahkan dengan anak rekan ayahmu." Setelahnya kakek Hendery bangkit dari tempatnya duduk, pergi meninggalkan meja makan.



"Ayaahh!" Hendery sedikit memelas menatap sang ayah.


"Jika kakekmu sudah seperti itu, ayah tidak bisa berbuat apapun, lakukanlah dan pertanggungjawabkan apa yang pernah kau lakukan." Ayah Hendery bangkit dan menepuk pelan pundak sang anak bungsu.


"Aku tidak tahu harus berkata apa, tapi kuharap kau bisa kuat sayang, benar, besok aku harus pergi ke paris untuk pemotretan." Crystal memberikan dukungannya pada Hendery.


Hendery hanya mengangguk lemah. "Kak Cathy bisa bantu aku?"


Catherine, kakak ketiga Hendery menoleh saat adiknya itu memanggil. Menghentikan acara minum nya. "Apa?"

"Tolong beri tahu Xiaojun untuk acara makan malam nanti, aku tak yakin ia akan mau jika aku yang mengajaknya."

Catherine hanya manggut-manggut. "Bukan aku tak mau menolong, tapi ini urusanmu Hendery. Dimana adikku yang pemberian eoh?"

"Kau sama saja dengan kak Crys."

"Emm, kak Cecil."

"Aku sudah tahu apa yang akan kau katakan, dan Jawabanku sama seperti Cathy, maaf Hendery." Cecilia menjawab dengan tegas.


"Aaghh menyebalkan!"



.

.

.

.

.

.

"Wah desainmu sangat menarik Xiaojun, color block yang kau pakai hingga kontrasnya sangat pas, akan aku ajukan desain ini untuk di pamerkan di acara fashion nanti."

Xiaojun tersentuh, pria itu tersenyum tulus. Berbahagia karena karyanya di sukai dan di apresiasi.

"Terimakasih."

.

.

.

.


.



Xiaojun mengecek kembali arloji mahalnya, sudah hampir sore, namun belum ada angkutan umum yang lewat, tadi saat ia berangkat seperti masih ada.


"Ashhh!" Xiaojun mendesis, ia sudah tidak tahan untuk buang air kecil. Sudah sedari tadi. Tapi ia tengah di halte, tidak ada toilet umum disini.

Menunduk karena frustasi. "Bagaimana ini?"

Tiba-tiba saat dirinya menghentak kaki kesal, sebuah mobil mewah menepi dan menghidupkan klakson.

Xiaojun sepertinya kenal dengan mobil ini.


"Dejun."

Ah benar, milik mantan suaminya.

"Ayo kuberi tumpangan, hari sudah hampir sore."

Xiaojun menimbang-nimbang ajakan Hendery, iya atau tidak? Jika tidak ia bisa saja mengompol di celana.

Akhirnya Xiaojun tak punya pilihan, dan memilih masuk ke mobil Hendery.

"Cepat!"

Hendery mengernyitkan dahi, Xiaojun dengan seenak jidat memerintah Hendery.

Hendery melajukan mobilnya, sesekali curi pandang kearah Xiaojun.

"Kamu kenapa?" Hendery bertanya, karena sedari tadi sepertinya Xiaojun duduk dengan tak nyaman.

"Oh?"

"Ada yang salah?"


Xiaojun terkekeh. "Ohh hahaha tidak, t-tidak. Semua baik baik saja." Alibinya.


"Cepatlah! Hey sudah di pucuk rasanya, aku bisa saja mengompol disini!" Batin Xiaojun menggerutu kesal.


"Bisa lebih cepat?" Tanya Xiaojun.

"Bukannya kamu tidak suka saat aku berkendara cepat?" Hendery, dasar pria ini tidak tahu kondisi.

"Ah maksudku— aku." Xiaojun bergerak gelisah, kekanan kekiri.


"Jun!" Hendery malah meminggirkan mobilnya. Menatap Xiaojun lekat, khawatir jika terjadi sesuatu.


"J-jangan mendekat!"

"Kamu?"

Tidak, jangan!

"Mengompol?" Hendery hampir tidak percaya dengan apa yang barusan ia lihat. Xiaojun mengompol?

"SUDAH KU BILANG KAN TADI UNTUK CEPAT! LIHAT SEKARANG! AAGHHH."




.


.


.


.


.


.



"Maaf Xiaojun."


Sesampainya dirumah Xiaojun, Hendery tak berhenti minta maaf.


Xiaojun malu bukan main, kenapa ia malah mengompol?


"Tidak masalah, aku juga minta maaf karena membuat mobilmu kotor dan bau, tinggalkan saja disini biar ku cuci, kau bisa pakai mobilku."


"Tidak perlu, aku bisa membawanya ke tukang cuci mobil."


"Dengarkan saja kata-kata ku, pakai saja mobilku. Kebetulan sudah selesai di servis." Ujar Xiaojun.


Alasan Xiaojun tak membawa mobil tadi pagi karena kemarin mogok dan ditinggal di bengkel, tapi saat ia pulang mobilnya sudah selesai di servis dan di antar kerumahnya.


"Jangan bilang pada siapapun tentang tragedi tadi, Hendery!" Xiaojun memperingati.


Hendery terkekeh, sebenarnya ia bingung bagaimana mau mengutarakan maksudnya bertemu Xiaojun.


Ah, Hendery ada ide.


"Mudah, tapi ada syaratnya."


"Ck kau ini."
"Memang apa syaratnya?"

Hendery sedikit ragu, namun akhirnya ia memberanikan diri.


"Ayo makan malam bersama dirumah kakek, kakek yang mengundang."


"Uhuk uhuk!" Xiaojun yang sedang minum langsung tersedak.


"Kau bercanda????"







T.b.c

A/N
Yahahahahha rujuk aja rujuk!

After Divorce ; henxiaoTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon