15. Allez! (END)

87 9 8
                                    

Happy ending aber sad ending?

————

Zeus bergumam, "Prêts?"

"ALLEZZZZ!!" Teriak Zeus, memperlihatkan urat di pelipis dan di lehernya.

Dari kejauhan terlihat sekerumunan kelompok Zeus yang telah membawa pistol dan senjata tembak lainnya. Bersamaan mereka menembak ke arah kubu EN-SC.

Dor! Dor! Ceklek Dor!

Secara tidak langsung pasukan darat telah menghalangi. Pasukan udara pun menembakkan beberapa peluru melalui helikopter.

Jake merogoh pistol sedari jasnya ikut membantu. Suasana menjadi suram dan salju mulai turun dengan lebat. Jake yakin sebentar lagi akan ada badai salju di Republik Australia.

"Cepat selesaikan!" Teriaknya seraya memutar tubuh. Tangan kirinya mengambil peluru lalu memasukkannya pada selongsong. Dor!

Sayup-sayup terdengar suara helikopter lain—itu bukanlah milik EN-SC. Helikopter tersebut mendekat ke arah pertempuran kakak beradik itu. Mendarat tepat 22 meter dari Buggati Chiron milik Jake.

Jake menoleh dan bergumam, "Akhirnya datang juga. Cepat bawa Eugene!" Ucapnya.

Kharel dan Trey memindahkan tubuh Eugene dari tandu ke brankar helikopter. Lalu, seorang dokter bertanya, "Pasien ini sudah berapa lama pingsan?" Tanyanya takut-takut.

Tak menghiraukan, Trey memeriksa denyut nadi Eugene. Dokter tersebut terlihat kikuk sebab pertanyaan remehnya tak dijawab. Kemudian, matanya melebar. "Nyonya apnea!"

*henti napas

Dokter tersebut—Theodore Malik—mengambilkan ambu bag dan memasangkannya ke mulut Eugene. Kharel menggeleng, "Dokter Theo, apa Anda tahu rumah sakit terdekat?"

"Tentu. RS milik keluarga Abelano di Multica sudah ada, tak jauh. Hanya akan memakan waktu 30 menit dengan helikopter.

"Baiklah. Saya akan mengemudikannya sekarang, tolong tutup pintunya."

"Baik."

Jerome mendekat dengan bazooka, menembakkannya ke arah musuh. Badannya ikut ke belakang sebab angin yang dihasilkan. Jarak kedua kubu semakin tipis, menjadikan hal ini sebagai point.

Jake mendekati Zeus, lalu memukul pelipisnya keras hingga sang empu merasakan pusing kuat yang membuat pandangannya sedikit kabur dan tubuhnya pun terhuyung.

Kemudian, pemilik Bugatti itu menembakkan pelurunya ke arah jantung. Namun, peluru tersebut meleset. Merasa kesal, Jake meraih kerah sang kakak dan kembali memukuli wajah Zeus melampiaskan amarah.

Napasnya terengah, keringatnya tercampur darah sebab Zeus menggores belatinya pada dada Jake. Zeus terkekeh, "Sekarang berdarah~ Berdarah~ Kau berdarah~" Ucapnya bodoh.

"Zeus, apa kau ODGJ? Benar-benar sinting, sialan!" Jake hendak memukulnya kembali, tetapi sebuah pistol menubruk occipitale-nya. Kedua tangannya otomatis terangkat.

"Letakkan senjatamu." Mau tak mau Jake melempar senjatanya jauh. Namun, jangan salah, ia memiliki persediaan lain di balik jasnya. Menuruti pria ini bukan masalah.

Pria itu kembali menodongkan pistol tepat di frontale Jake.

Satu...

Dua...

DOR! DOR!

Peluru Jerome dan Jake menembus frontale pria tersebut dan Zeus, tepat di paru-paru kirinya. Dor! Peluru Zeus mengenai lengan kanan Jake hingga tubuhnya hilang keseimbangan.

JAKE : Blessed Cursed ✔️Where stories live. Discover now