Social Butterfly (Mihyo)

908 84 5
                                    

Kamu kenal Jihyo? Anak perempuan sekelasku yang pintar dan suka membaca. Kadang-kadang tidak sempat karena sibuk dengan organisasinya. Dia itu cantik. Aku baru sadar dia cantik kala waktu itu tidak sengaja berhadap-hadapan dengan dirinya di base saat main kasti. Waktu itu dia di tim musuh tapi aku dapat merasakan bahwa dirinya hangat dan menganggap ku bukan musuh. Mengapa demikian? Karena saat itu dia malah tersenyum kepadaku. Senyum yang membuat aku merasa dunia baik-baik saja.

Sebenarnya aku tau Jihyo sudah lama. Mungkin 14 tahun yang lalu saat kami masih playgroup. Tapi kami beda kelas. Aku juga tidak yakin dia dulu menganggap ku ada. Selang berapa tahun ternyata aku dan dia berada di SMA yang sama. Aku selalu ingat itu Jihyo bahkan dihari pertama masa orientasi siswa. Tapi kami tetap tidak pernah berinteraksi setelahnua. Kebetulan baiknya kelas 3 ini kami sekelas. Kebetulan buruknya sepertinya Jihyo masih tidak menganggap aku hidup di dunia. 

Dia orang yang pintar bergaul. Temannya selalu ada di setiap kelas bahkan di kelas IPS dan Bahasa. Kalau Jihyo lewat, semua orang berbondong-bondong mau menegurnya. Apalagi anak laki-laki. Guru-guru juga menyayanginya. Aku pernah kebetulan berada di kantor guru ketika dia masuk dan dia disambut dengan sangat ramah oleh seisi kantor. Keren ya? Sangat berbeda denganku yang bahkan tidak ada yang tau siapa aku.

Semua orang suka Jihyo. Termasuk aku.

Aku terus memendamnya hingga suatu hari kami berbicara di sudut perpustakaan. Kebetulan waktu itu kelas kami kosong, tapi wali kelas memerintahkan untuk kami tinggal di perpustakaan, sekalian literasi katanya.

Waktu itu dia tiba-tiba duduk di sebelah ku sambil tersenyum dan membawa buku karya  William Shakespeare.

"Izin duduk disini ya?" Tanya Jihyo.

"Diizinkan" ku jawab.

Lalu dia duduk dan asik membaca. Hatiku bergejolak karenanya. Fakta bahwa kami teman sekelas tapi tidak pernah mengobrol membuat ku sedikit canggung. Membuat sebagian dari diriku ingin mengajak nya berbicara.

"Aku Mina" kataku membuka percakapan. Dia terkekeh, seraya membalik lembar selanjutnya di buku itu.

"Sudah tau" katanya.

"Ku kira tidak tau, kita kan belum pernah mengobrol"

"Ini mengobrol" kata dia. Benar juga. Dia jenaka. Aku kewalahan mencari topik selanjutnya. Lalu setelah nya gadis di sebelah ku ini malah terkekeh ketika melihat wajah bingungku.

"Maaf karena tidak pernah mengajakmu mengobrol, Mina, aku sedikit kesulitan untuk mengatasi diriku jika berhubungan denganmu" ucap Jihyo yang sama sekali tidak bisa kupahami.

"Kenapa begitu?"

"Sebab kamu cantik"

Apa katanya? Aku cantik?

"Aku?"

"Iya"

"Bisa-bisanya manusia secantik dirimu membual hanya untuk menyenangkan orang sepertiku"

"Memang orang yang sepertimu itu yang bagaimana? Aku tidak membual omong-omong"

"Yang kurang pergaulan begini"

"Aku cuma bilang kamu cantik, mengapa menyangkut pautkan dengan kehidupan sosial begini?"

Iya juga, mengapa aku mendadak tidak pintar kala berhadapan dengan Jihyo? Padahal IQ ku superior.

"Habisnya aku sedikit tidak percaya hari ini kamu mengajakku mengobrol"

"Kenapa?"

"Karena aku kira kamu tidak tau di dunia ini ada aku"

Jihyo terkekeh lagi, aku begitu konyol kah hingga dia terus-menerus terkekeh?

"Kamu Myoui Mina kan? Anak kedua dari dua bersaudara? Kakak mu suka main bola, kamu suka ikut dan menonton dari pinggir lapangan. Kalau Sabtu Minggu selalu latihan balet, tapi kamu berhenti saat kelas 2 SMP untuk alasan yang nggak kuketahui. Selain itu kamu juga suka saus tomat. Kalau diberi ayam goreng tanpa saus tomat kamu lebih memilih memakannya di rumah. Kamu juga suka membaca, makanya setiap Jumat sore kamu selalu pergi ke penyawaan buku di sudut Gang Jigae. Kalau tidak salah, kamu juga sudah membuat kartu membernya. Ngomong-ngomong ini sudah cukup belum menjadi bukti bahwa aku tau ada kamu di dunia?"

"Jihyo-?"

"Bingung ya? Hehe sebenarnya aku suka kamu Mina. Suka kamu sejak lama. Sejak kamu duduk di ayunan playgroup sendirian dan menunggu jemputan. Tapi sialnya aku tidak pernah berani mengajakmu berbicara, makanya yang kulakukan adalah menarik perhatian semua orang supaya kamu juga ikut melirik ke arahku. Maaf ya aku pengecut"

Aku tidak bisa berbicara saat itu, yang kutahu adalah tiba-tiba air mataku menetes begitu saja. Mungkin aku terharu karena satu-satunya orang yang sering kuperhatikan dari jauh ternyata selama ini juga memperhatikanku.

"Jadi pacarku ya Mina? Aku janji nggak akan membelikan kamu ayam goreng tanpa saus tomat lagi. Mau ya?"

Ah, jadi dia...

Huh entahlah.

Tidak ada yang dapat kulakukan selain mengangguk waktu itu. Yang kutau setelah hari itu, rasa sukaku berubah menjadi rasa sayang untuknya. Bahkan hingga saat ini, dimana sudah empat bulan yang lalu kami mengobrol di sudut perpustakaan, saat dimana sekarang dia bersandar di bahuku untuk tidur siang, dimana sekarang dia sudah menjadi pacarku.

Tidurlah dengan tenang Jihyo, aku tau kamu pasti lelah menarik perhatianku selama 14 tahun ini.. dimana selama itu aku juga selalu memperhatikanmu.

____________
06-04-2022

Jihyo OneshotWhere stories live. Discover now