2. Envy

1.4K 149 13
                                    






Mungkin karena pertemuannya dengan si Haruno tempo waktu, ketika Sasuke melintasi lemari kayu yang berisi beragam pajangan foto dan buku, Sasuke berhenti melangkah sebentar dan menaruh perhatian pada sebuah foto lama yang terbingkai dalam bingkai tua dengan cat yang sedikit mengelupas. Foto itu merupakan fotonya bersama Naruto dan Sakura. Foto yang diambil saat mereka berkunjung ke kuil setelah tahun baru.

Sasuke melihat Sakura yang berpose manis dengan separuh mata menyipit. Senyumnya mengembang lebar kendati pipi dan telinganya memerah karena dingin. Syal merah yang Sakura kenakan adalah syal Naruto, dan ada pertikaian sengit antara Sakura dan Naruto sebelum syal itu berpindah ke Sakura. Sasuke ingat Sakura sangat cerewet hari itu dan terus bergelayut di lengannya karena dingin membuatnya berat melangkah.

Haruno Sakura yang jatuh cinta kepadanya adalah gadis yang menjadi manja, ceria, dan selalu menatap kepadanya saja. Memikirkan sekarang Sakura sudah mempunyai orang lain, Sakura mungkin akan melakukan hal yang sama yang pernah Sakura lakukan padanya kepada si keparat berkepala merah itu.

Tunggu, maaf. Kenapa dia jadi memaki Sasori di otaknya?

Sasuke menggelengkan kepala. Berharap gerakan kecil itu mampu menyingkirkan keganjilan yang otaknya ciptakan pagi-pagi.

"Luruskan pikiranmu, Sasuke. Haruno Sakura adalah mantan kekasihmu!" Sasuke bermonolog di depan cermin sambil menepuk pipi pucatnya sekali. Mata onyx-nya melebar, seakan memberi peringatan tersirat kepada dirinya yang berdiri di seberang cermin.

Sasuke tidak tau sama sekali, bertingkah seperti itu malah membuatnya bertambah aneh. Itachi bisa mengejeknya kalau tau adiknya bicara pada dirinya sendiri di cermin, seperti orang dengan gangguan jiwa.

"Aku perlu mengalihkan perhatianku," gumam Sasuke. Ia memungut ponselnya dari meja sebelum meninggalkan kamar sunyi yang sedari tadi menjadi saksi kejanggalan sikapnya.




🌸🌸🌸






"Selamat pagi," sapaan halus itu menyapa telinga Sakura yang baru membuka mata. Surai merah mudanya yang menyebar di atas bantal berwarna putih terlihat seperti benang-benang halus. Sasori--si penyapa tidak bisa menahan tangannya untuk menyentuh surai merah muda Sakura dan menyelipkan sedikit helaian itu di bibirnya, mencecapnya.

Jujur saja, tindakan Sasori bisa dibilang cukup aneh. Tapi Sakura sudah biasa dengan keanehan pria itu yang tidak hanya gemar mengecup, mencecap rambutnya, tapi Sakura juga sudah terbiasa dengan belasan bahkan puluhan keanehan yang kerap pria itu lakukan padanya.

Contohnya saja pagi ini, Sakura sudah terbiasa saat membuka mata dan merasakan Sasori kembali merayap ke atasnya. Seolah-olah aktivitas semalam tidak cukup untuk memuaskannya.

"Apa kau tidak punya kerjaan lain?" Sakura menahan kepala Sasori yang bertengger di pundaknya, menyapu permukaan kulitnya yang lengket dengan lidah panas yang berbaur dengan saliva.

"Ini pekerjaanku sekarang," sahut Sasori.

"Uh, serius, Sasori?" Sakura meringis, tapi bibir Sasori mengunci segala komplainnya dalam ciuman keras dan buas. Ketika Sasori melepaskan pagutannya, Sakura terengah-engah dengan saliva tumpah di sudut bibirnya. Sasori menyeringai tipis dan menyeka saliva Sakura dengan lidahnya.

"Ini tidak akan lama," janjinya. Tapi Sakura tau itu dusta.

"Aku mencintaimu Sakura," kata-kata seperti sihir itu keluar dari bibir Sasori, dan Sakura tidak bisa melakukan apa-apa selain terkesima. Tubuhnya yang lelah, membeku. Ia menatap Sasori nanar sebelum melebarkan tangannya untuk mendekap tubuh pria itu.

YOUR SCENT (SASUSAKU)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ