9. Did I Shatter you?

1K 134 12
                                    

Did I paint your bluest skies the darkest gray?



🌸🌸🌸

[TRIGGER WARNING : VIOLENT]
.


.
.
.
.





Apa yang harus ia lakukan agar Sakura mau kembali bersamanya?

Pikiran Sasuke mengembara pada kejadian yang baru saja terjadi tiga jam yang lalu.

Ketika ia mengira ia telah mendapatkan Sakura di dalam genggamannya, gadis itu kembali mendorongnya menjauh dan kali ini membuat garis yang jelas. Bahwa, tidak peduli apa upaya Sasuke, Sakura tetap tidak ingin kembali bersamanya.

"Aku pikir aku tidak akan mendapatkan cinta yang aku inginkan darimu, Sasuke-kun." Adalah kata-kata yang Sakura ucapkan padanya. Dari kata-kata itu pun, Sasuke memahami bila Sakura tidak akan pernah mempercayainya. Bukan berarti informasi itu baru. Hanya saja, ucapan Sakura saat itu seperti memahat tepat di hatinya--menggoresnya.

Tanpa kepercayaan, bagaimana mungkin sebuah hubungan dapat berjalan? Sasuke tidak paham sama sekali, cinta seperti apa yang ingin Sakura dapatkan darinya? Apakah cinta yang didefinisikan oleh hatinya dan apa yang didefinisikan Sakura berbeda?

Yah, tentu saja, Sasuke hanya frustasi. Ia jelas mengetahui cinta di mata Haruno Sakura adalah sebuah perasaan beracun dan berbahaya.

Sasuke mengerti kalau Sakura ingin cinta yang penuh obsesi, cinta yang tidak memiliki rasionalitas di dalamnya. Sasuke memahami itu dan rela mengubah dirinya bila itu yang Sakura inginkan. Tentunya, mengubah dirinya menjadi pria gila adalah sesuatu yang tidak mudah. Tapi Sasuke berani mencoba.

Tapi tetap saja, tawaran itu tidak cukup menggiurkan bagi Sakura.

Gadis itu masih menolaknya, menatap ia dengan mata sayu penuh haru. Seolah-olah Sakura melihat jauh ke dasar lubuk hatinya, melihat jelas warna aslinya. Bahwa Uchiha Sasuke, tidak peduli berapa derajat ia mendistorsi kepribadiannya--akan tetap menjadi seorang Uchiha Sasuke. Dia adalah pria terwaras di hidup Sakura. Pria seperti Sasuke tidak akan pernah bisa benar-benar menjadi pria yang ia inginkan.

Lambat laun, topeng hitam itu akan memudar dan Sasuke akan kembali ke jati dirinya. Sakura menyadari hal tersebut dan tidak ingin membuat dirinya tertipu oleh sebuah persona yang pada akhirnya hanya akan melukai hatinya. Sakura tidak ingin Sasuke menjadi palsu untuknya.

"Apa kita benar-benar mustahil untuk kembali bersama?" Sasuke menanyakan itu pada bintang utara yang tertangkap matanya.

Selagi berbaring di bangku taman yang sunyi dan tenang, Sasuke menatap langit hitam Suna yang ditabur indah bintang-bintang yang cahayanya seperti permata. Lembut angin musim semi itu membawa aroma pasir yang membingkai kota Suna. Rasanya seperti bermimpi, Sasuke tidak mengira akan ada hari di mana ia mengejar Sakura.

Andai saja waktu itu ia tidak melepaskan Sakura, mungkinkah ia akan merasakan cinta yang sama seperti yang ia rasakan sekarang? Atau, mungkinkah hatinya yang menggebu-gebu akan layu?

Cinta--sungguh sesuatu yang membingungkan baginya. Bagaimana mungkin ia membiarkan sesuatu seambigu kata-kata itu memelintir jalan hidupnya? Ia seharusnya berada di Konoha, bekerja dan menikmati seks dengan random wanita yang ia temui di Kira. Ia 'seharusnya' adalah pria yang dingin dan arogan.

Sasuke tidak seharusnya menjadi seorang pecinta yang menatap bintang dengan hati yang bimbang berantakan.

"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan Sasuke?" pertanyaan itu keluar dari mulut Sasuke senduri. Seperti mengejek keberadaannya saat itu.

YOUR SCENT (SASUSAKU)Where stories live. Discover now