48. ALONE

6.7K 300 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-

-

48. ALONE

"Gua denger dia dibully, Fakta atau Mitos tuh ?" Rifqi memiringkan ponselnya.

Javas melompat dari atas pohon, "Sejak kapan seorang Rifqi tertarik dengan gosip ?" Dia tercengang melihat makanan yang diberikannya pada Kea sudah dilahap habis oleh Rifqi. Memang benar-benar gak tau diri.

Rifqi mengeluarkan bunyi decak, karena harus berurusan dengan orang seperti Javas lalu berdiri mendekatkan wajahnya pada Javas, "S-sorry nih ya qi, Gua masih normal." Rifqi mengambil tasnya, dia melempar sebungkus camilan yang sisa setengah kepada Javas. Lelaki itu mengumpat, merasa kesal pada Rifqi.

Seseorang mengeluarkan suara berderai, "Kalian lucu deh, Oh ya kak. Gua masuk kelas dulu ya, thanks untuk camilannya."

---

Kea keluar kelas seorang diri tanpa ada yang menemaninya, tiba di tempat parkir terlihat Kia dan Althair yang mengobrol. Sepertinya Althair memang benar-benar mencintai Kia. Jadi buat apa ia masih menaruh harapan pada lelaki itu ? melihat Althair yang berjalan meninggalkan Kia, dia memutar Roda pada kursi dengan cepat.

Semakin lama, jaraknya semakin dekat dengan seorang wanita memakai tas pink dan tongkat kayu yang diberi Althair di genggam olehnya dengan erat. Merasakan ada seseorang yang berada di belakangnya, Kia berbalik dengan mata yang menatap lurus.

"Siapa di sana ?"

Kea menahan tangisan, dia memang kesal dan berharap Tuhan akan membalas perbuatan Kia. Namun bukan ini yang diinginkan olehnya. Air matanya luruh,namun dia segera menyerkanya. "Ini gua Keana," Sanggahnya dengan nada parau, membuang muka kesamping. Tidak ingin melihat Kia yang tampak menyedihkan.

Wanita itu tertawa pilu, "Oh, Mau ngejek gua ya ? Mau balas dendam ? silahkan gapapa, mumpung sekolah sepi. Tenang aja, Althair lagi ke Indomaret. Biar Impas,"

"Gua gak sama kaya lu Kia, walau gua benci lu. Tapi gua gabakal melakukan hal sekotor itu, lagipula sekarang lu udah dapet balasan yang setimpal. Jadi, kita impas." Kia berdecih, memutar kembali badannya membuatnya bisa memandang rambut gadis itu yang tergerai lurus dengan tas kecil berwarna pink. "Gausah sok drama, disini gak ada siapa-siapa selain lu sama gua."

"Aneh, Okay kalau lu maksa." Kia berbalik menunjuk pipinya, "Tampar gue."

"Gak,"

"Pengecut banget sih, nampar aja gak berani." Ejeknya.

Keana meneguk ludahnya, menampar pipi Kia ? hal itu sangat mustahil untuk dilakukan olehnya. Ia menatap wajah Kia yang menatap lurus, dengan badan tegak, menunggu tamparan darinya.

[3] ALONE [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang