54. ALONE

7.4K 305 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-

-

-

54. ALONE

Saat itu juga Heri segera pulang kerumahnya, ketika sang Istri berbicara lewat telfon jika mertuanya sedang berada dirumahnya berkunjung. Alih-alih menyambutnya dengan hangat, Heri menyembunyikan rasa takut. Bagaimana bisa, ibunya berkunjung tanpa mengabarinya dulu ?

Starla menyajikan minuman, pikirannya penuh untuk mencari alasan ketika ibunya menanyakan keberadaan Keana. Gadis kecil itu benar-benar merepotkannya walau sudah pergi dari rumah ini.

"Kok gak ngabarin Heri dulu mah ?"

"Kenapa memangnya ? Lagipula, salah jika mamah mengunjungi rumah anaknya sendiri ? Nada bicaramu itu, kaya gak suka mamah berkunjung aja." Starla mencubit lengan suaminya, dia sudah salah bicara. Jika suasana hati mertuanya sedang rusak, ditambah Keana yang tidak tinggal lagi dirumah. Sudah pasti mereka akan hidup gembel saat ini juga.

Starla beralih mengambil duduk disamping mertuanya, mencoba mencari perhatian. "Oh ya mah, mau makan apa ? Biar Starla masakin."

"Tidak perlu, panggil anakmu Keana. Mamah mau dimasakin dia aja."

"Omah, Keana lagi tidur." Sela Dirga, sebelum kedua orangtuanya menjawab.

Wanita lansia itu berdiri dengan membawa tasnya, mencari kamar Keana. Di ingat, terakhir kali berkunjung tahun lalu jika kamarnya berada di sini.

Heri menahan tangan ibunya, "Mah Keana lagi tidur." Namun, melihat Anaknya yang seperti menyembunyikan sesuatu membuatnya penasaran. Ditepis lah tangannya, "Sudah mamah cuman mau liat kondisi anak itu doang, gak ganggu." Cecarnya, tetap bersikeras untuk membuka pintu yang terlihat usang, padahal terakhir kali berkunjung keadaan masih bagus.

Ruangan itu kosong, hanya ada barang-barang yang dipenuhi sarang laba-laba dan kasur yang berdebu. Keadaannya sangat menyedihkan, membayangkan cucu kesayangannya harus tinggal dirumah ini.

Pintu lemarinya sudah copot, tidak ada baju-baju satupun disana. Terlihat tidak ada yang menempati lagi.

Dia keluar dengan muka memerah, kembali duduk di soffa. Melihat wajah Anak, Menantu, dan Cucunya yang sama-sama mengalihkan pandangan. Akhirnya menghela nafas, "Katakan."

"Gak ada yang perlu dikatakan mah." Ucap Heri.

Vas bunga yang dibeli Starla beberapa hari yang lalu jatuh ke lantai hingga terbagi menjadi beberapa keping. "Gak ada yang perlu dikatakan katamu ? Saya kira, saya berhasil telah mendidik anak namun salah. Kamu membiarkan kamar anakmu seperti itu ? Dimana pikiranmu ? Dimana hatimu Heri ?! Apa kamu memikirkan kesehatan nya ? Kasur yang usang, lemari dan pintu yang rusak, banyak sekali debu dan sarang laba-laba. Jelaskan sama saya, kenapa bisa seperti itu ? Kenapa kamu tidak membersihkan atau bahkan merenovasinya ?"

[3] ALONE [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang