Coretan Biru

769 78 22
                                    

Hari-hari mendekati ulangan tengah semester, banyak dari para murid meluangkan waktu untuk belajar, membaca buku, santai, push rank karena yakin bakal dapet nilai bagus, dan berbagai cara lainnya untuk mempersiapkan diri.

Tentu saja seorang gadis dengan mahkota bunga tidak lain Floryn memilih untuk belajar. Dan pastinya ada kendala dan pastinya kalian sudah tahu siapa biang keroknya.

"Hey, Koebi. Bisa tolong foto copy ini?"

"Koeeebiii~ ambilkan berkas di ruang guru."

"Jangan lupa bantu aku memeriksa jadwal-jadwal festival."

"Belikan aku minum dong~"

"Koeebiii~"

"Floryn~"

.
.
.

"AAAAAAA!! BISA-BISA AKU MATI MUDA!" keluh Floryn frustasi, ia menaruh buku diatas kepalanya berharap semua tulisan di dalamnya dapat diserap langsung oleh kepalanya.

Ke-empat temannya menatap perihatin, akhir-akhir ini mereka juga tidak memiliki kesempatan untuk bersama dengan Floryn. Pasti, tiada hari tanpa kehadiran ketua OSIS memanggil gadis dengan mahkota bunga atau ditarik paksa.

"Pulang nanti kau akan menemui dia lagi, 'kan?" tanya Miya memastikan.

Floryn berdeham sebelum menjawab. "Begitulah... Katanya jika aku membantunya makan dia akan membantuku belajar untuk UTS." tangannya meraih buku di atas kepala dan membacanya. "Hah... Aku tidak begitu yakin dengan ucapan manisnya itu."

"Sudahlah, kau tidak perlu datang! Lebih baik kabur saja!" usul Guinevere.

"Niatnya begitu... Tapi setiap kali aku kabur, dia dapat menangkapku." sahut Floryn putus asa, jemarinya memainkan pensil yang terletak di meja.

Ruby mengangkat alis sebelah bingung. "Hah? Kok iso?"

"Itu karena choker ini." Floryn menunjuk benda hitam melingkari lehernya, "Tiba-tiba saja ada tali yang menancap dan dengan santainya si ketos itu menarikku." jelasnya.

"W-wahh... Benar-benar psikopat gila." Lesley menggeleng kepala.

"Yang penting, Ryn. Kalau dia macam-macam sama kamu, cepatlah hubungi kami. Akan ku tendang wajah jeleknya itu." tutur Guinevere sembari menepuk pelan punggung Floryn.

Floryn tersenyum dan mengangguk, mereka pun saling tertawa dan bercanda ria sebelum bel masuk berbunyi.

Sementara itu di meja sebelah, Wanwan dan Fanny tengah asyik mabar Bensin Impek. Keseruan mereka bermain sampai menjadi pusat perhatian seseorang yang berada di meja depan yang tidak terlalu jauh dari mereka berdua.

Pemuda dengan warna rambut senada dengan matahari bertompang dagu mengawasi seorang gadis dengan dua cepol di kepalanya. Yin senyum-senyum sendiri sampai tidak sadar Zilong melambai-lambai tangannya di depan wajah pemuda itu,

"Nih anak masih idup kagak si?" tanya Zilong keheranan.

Alucard mengusap dagunya seraya berpikir cara menyadarkan kawan sekelasnya yang sedang dilanda keasramaan, sebuah ide terlintas di kepalanya. Dia pun mengambil ponselnya dan berkata, "woy Yin! Liat nih gue ada foto Wanwan kospley maid!"

Kilatan keemasan muncul di kedua mata Yin, reflek perhatiannya langsung tertuju pada Alucard. "Mana?!"

Bukannya dapat foto doi manis-manus, justru kedua mata Yin harus ternodai dengan foto Zilong dan Ling yang memakai baju maid dengan rok minim. Itu adalah kenangan tahun lalu saat festival April Fools.

"WOY! GAK USAH PAKE FOTO ITULAH!" omel Zilong berusaha merebur ponsel Alucard.

"Lu suka ama Wanwan ya?" tanya Gusion to the point.

I'm Not Your Babu! Where stories live. Discover now