{BAB 2} 👑

1.6K 216 47
                                    

Semalaman penuh aku tidak bisa tidur walaupun sudah mencoba untuk menutup mata tetap saja tidak bisa, bayang bayang ayah yang ingin menjodohkanku dengan pria yang sama sekali tidak kukenal itu menjadi bayangan buruk dalam pikiranku.

Aku heran, kenapa gitu loh walaupun sudah tua seperti itu tetap saja tidak berubah, aku yakin sekali ini pasti ulah Ibu tiri—tidak, maksudku adalah istri kedua ayahku itu, wah, mulai berani dia sekarang.

Aku tiba di lokasi syuting lebih awal dari rekanku yang lainnya, biasanya aku selalu bersama asistenku tapi karena ia sedang sakit aku harus lebih awal datang, pasca kejadian kemarin tidak ada yang menegurku disini entah karena takut padaku atau memang acuh.

Bukan urusanku.

"Ariel, ini naskahmu ya,setengah jam lagi kau harus dirias," ujar seorang staff, tumben sekali ada yang mau mrngantarkan Naskah padaku ditambah lagi senyum seperti itu,biasanya juga memasang wajah Masam seperti cuka apel.

Aku mengambil Naskah tersebut lalu tersenyum tipis, drama yang aku perankan kali ini bertemakan Kerajaan dan memiliki unsur Action yang luar biasa jadi harus membutuhkan skill orang sepertiku, tidak bisa sembarangan!

Itulah kenapa aku menjadi pemeran utamanya disini, yang diketahui orang orang bahwa pemeran utama selalu mendapat banyak dukungan dan kasih sayang dari banyak pihak sisi manapun, tapi tidak berlaku bagiku.

Karena wajahku yang terlihat judes seperti Jennie dan sifatku yang terlalu acuh maka orang orang disekelilingku selalu mengabaikanku,selama aku bermain drama hanya beberapa staff saja yang mudah akrab denganku, sebagainya menganggapku seperti dedemit disini.

Tahu kan dedemit?

Ituloh yang baru saja datang dengan mencincing tas barunya keluaran Chanel dan tebar pesona sana sini mirip orang lagi ider kangkung, siapa lagi kalau bukan Tamara si perebut laki orang, gayanya centil sekali mirip tante girang
Aku berharap kakinya yang kurus seperti ceker ayam itu tersandung kabel lalu ia terjungkal dan mati.

"Mia, Aku mau dirias sekarang saja,tolong pilihkan sofflents terbaik agar mataku terlindungi dari ketombe hidup," Aku sebenarnya sedang menyindir anak centil itu, mendengarku bicara begitu ia langsung menatapku dengan kesal.

Tamara itu adik tiri kesayanganku,karena itu lah aku memilih nama ketombe hidup sebagai panggilan sayangku padanya.

Di ruangan rias aku hanya mengulang membaca Naskahku, Sebelumnya aku sudah mempelajarinya lewat sutradara saat syuting episode ke 5,astaga dulu dia baik sekali, tapi kenapa harus berubah.

Selain mengulang dalam membaca aku juga berlatih dialognya sendiri, padahal lebih bagus jika ada dua orang. Sudah kujelaskan tidak ada yang mau mengajaku bicara jadi aku hanya bermonolog saja.

Ketika membuka lembar berikutnya aku terkejut dengan sebuah kalimat yang tertulis di sana, kalimat familiar yang baru saja kemarin malam kudengar,
"selalu ada cerita dibalik cerita" begitulah tulisannya, ini persis yang diucapkan gadis kecil malam itu.

Aku langsung bangkit dari kursiku membuat para penata riasku terkejut, mereka menatapku penuh ketakutan, takut jika membuat kesalahan pada salah satu anggota tubuhku, setidaknya itulah yang kutangkap dari mimik wajahnya.

"maaf, apa aku terlalu keras menyisirmu? biar temanku yang menggantikanku,"tuturnya sedikit gugup
Huftt emang seseram apa wujudku?

"tidak kok, jangan khawatir aku hanya mau mengambil buku di tasku,"ucapku, aku menggeledah tasku yang lumayan besar mirip totebag dan mendapatkan apa yang kucari.

Iya, buku itu. Kemarin aku sama sekali tidak membukanya dan berniat untuk membacanya dilain tempat saja bersama Megi, itulah sebabnya aku membawa buku itu ke lokasi syuting dan ternyata isinya hampir sama dengan Naskah drama yang akan kuperankan!

ARIELLE  {The Heir Of Tarium}Where stories live. Discover now