{BAB 11} 👑

696 103 133
                                    

Jantungku berdegup kencang ketika sepasang mata yang dingin itu menatapku dengan tajam, rasanya aku ingin berpura pura pingsan saja agar tidak menghadapi situasi seperti ini, semuanya terjadi tanpa aku sadari.

"Apa yang kau lakukan,Putri Merida? kau hampir membuat Pangeran mahkota celaka!" seru salah seorang Nona

Akibatnya seluruh mata menatapku penuh amarah sementara aku hanya terdiam membeku tidak tahu harus mengatakan apa, aku tidak menyangka jika anak panah yang kulesatkan memang mengenai sasaran, masalahnya apel tersebut busuk dan terpental mengenai wajah Nikolai akibat kekuatan dari busur ini yang cukup besar.

"Aku tidak sengaja melakukannya, busur ini--"

"Wah, aku rasa Putri Merida memiliki dendam pribadi dengan Pangeran Mahkota, ada apa Putri? kenapa anda memanahnya dengan penuh kekuatan?" potong Rhysand dengan wajah yang meledek, aku hanya mengabaikannya karena tidak ingin keributan besar terjadi.

"Pangeran, aku sungguh tidak sengaja melakukan ini, busurnya tiba tiba saja menjadi berat dan diluar kendaliku," jelasku mencoba meyakinkannya.

"Sudah cukup Putri Merida. Apa kau tidak bisa serius seperti yang lainnya? kau bahkan tidak menggunakan busur milikmu sendiri dan berusaha menyalahkan benda itu, kedepannya tolong lebih serius jika kau masih ingin mengikuti pemilihan ini,"

Setelah mengatakan itu Nikolai pergi dengan raut wajah yang masam tanpa memberiku kesempatan setidaknya sebentar untuk menjelaskannya, ia selalu bersikap dingin pada sekitarnya dan tidak mau mendengar penjelasan orang lain, satu persatu dari mereka juga mulai pergi dengan gunjingan yang tertahan di bibir mereka, menyisakan diriku dan beberapa orang lainnya.

Aku hanya terdiam disana dengan perasaan kesal karena semuanya menjadi kesalahanku. Lalu Dhapne, ah iya, mengapa ia hanya diam sejak tadi menyaksikan semua ini , seharusnya ia memberitahuku lebih dulu bahwa busurnya memiliki energi yang bertolak belakang denganku, bahkan ia tidak mengatakan apapun saat Nikolai menyalahkanku.

Kenapa kau hanya diam saja dan bersembunyi dibelakang Evangeline?

Ketika aku berjalan menghampirinya dengan cepat ia menarik tangan Evangeline untuk meninggalkan kerumunan ini, aku hampir saja meraih pergelangan tangannya jika Pangeran River tidak memanggilku secara tiba-tiba.

"Merida kau baik baik saja?" meskipun raut wajahnya tidak mencerminkan kekhawatiran apapun setidaknya hanya Pangeran River lah yang selalu memastikan keadaanku di Istana ini.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku Pangeran, aku baik baik saja,"

"Apa yang terjadi? kau baru saja menggunakan energi yang besar hanya untuk memanah sebuah apel, kau bisa melukai orang lain jika saja itu hanya apel biasa,"

"Aku tidak bisa mengendalikan energi busurnya, selain itu busur yang kupakai bukan milikku tapi milik Dhapne dan ia tidak memberitahuku mengenai hal ini sebelumnya," belaku tak mau disalahkan.

Terlihat ia menghela nafas sejenak kemudian menatapku."Maaf, aku tidak bermaksud menyalahkanmu, karena ini kecelakaan aku harap kau lebih berhati hati kedepannya, Putri Merida," ujarnya kemudian tersenyum padaku.

"Aku tahu kau kesulitan menghadapi situasi saat ini karena tidak satupun mempercayaimu, panggil aku jika butuh bantuan lalu jangan bersikap angkuh padaku seakan kita tidak saling mengenal, kau sudah seperti adikku yang tumbuh besar di Istana jadi berhentilah bersikap menyebalkan,"

"Apa Maksudmu menyebalkan? kau dan saudara saudaramu itulah yang menyebalkan dan selalu menyusahkanku!" cercaku

kemudian ia tertawa kecil mendengarku mengumpati nama Claude dan Rhysand tak henti hentinya.

ARIELLE  {The Heir Of Tarium}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang