PERTEMUAN TAK TERDUGA

81 7 3
                                    

"Gara-gara antri kamar mandi jadi telat deh" gerutu gadis itu, ia mempercepat langkahnya keluar dari kost-kost'annya

            Gadis itu berlari sambil sekali-kali melirik jam tangannya, tanpa sengaja ia menabrak bahu seseorang. Gadis itu meminta maaf sambil melihat jam tangannya.

"Maaf, mas" ucap gadis itu "Sekali lagi saya minta maaf" lanjutnya

"Kamu ga pa-pa kan sayang? Tuch cewek ga punya mata kali ya" omel cewek di samping lelaki itu

"Udah, ga usah ribut, gue ga pa-pa"

            Gadis itu melanjutkan larinya hingga tak peduli dengan orang yang ditabraknya.  Namun, saat mendengar suara lelaki itu, ia menghentikan langkahnya sejenak. Gadis itu merasa familiar dengan suara lelaki itu, seperti suara lelaki yang dirindukannya. Hatinya penasaran dengan suara lelaki itu. Saat hendak ia membalikkan badan, tiba-tiba handphonenya berbunyi.

"Halo, Lex"

"Rik, lo dimana? Bu Nad nanyain lo terus"

"Wait, sepuluh menit lagi gue nyampek"

"Oke, GPL"

"Iye"

Rika mematikan handphonenya, "Rik, lo halu, ga mungkin Kak Dio di sini"

            Rika meyakinkan hati dan pikirnya. Jujur dihatinya ia sangat merindukan lelaki itu, tak terasa waktu berlalu begitu cepat sudah empat tahun sejak kepergian lelaki itu ke California. Bahkan sejak itu pula komunikasi mereka terputus. Walau pun begitu, Rika masih setia menunggunya. Gagal move on!!

"Kak Dio, Gue kangen" ucap Rika lirih

            Handphone dalam genggamannya dimasukkan kembali ke dalam tas. Setelah itu ia merogo kantong celananya hingga menemukan yang dicarinya, tali rambut itu terikat di rambutnya. Rika merapikan rambut panjangnya begitu juga poni depan. Saat dirasa sudah rapi, Gadis itu berlari kembali masuk dalam wilayah kampus. Selang sepuluh menit, Rika sudah berada di depan gedung G4, di sana sudah ada Alex dan Tiara yang menyambutnya.

"Lex, Bu nad?" tanya Rika berusaha mengatur nafas

"Di ruang dosen" tunjuk Tiara

"Ok, gue masuk dulu"

"Ngapain?" tanya Alex

"Lha kata lo, Bu Nad manggil gue?"

"Betul sie lo dicari, but bukan Bu Nad"

"Maksud lo?"

"Lo dicari bagas" kekeh Alex

"Hah? Bagas? Ngapain?" tanya Rika bingung "Wait...wait, lo ngerjain gue?"

Alex hanya mengangkat kedua bahunya

"Lex, sumpah lo tega sama gue, gue udah bela-belain bangun pagi bahkan gue cuma cumuk sama sikat gigi doank" gondok Rika

"Hehe, temenin gue, gue gabut" cengir Alex "Lagian udah siang kalek" belanya sambil menunjukkan jam yang ada ditangannya

"Asyeemm, lo nyuruh gue kesini cuma nemenin kegabutan lo" ucap Rika sambil menghela nafas "Pangeran lo kemana? Biasanya posesif banget"

"Ian lagi meeting"

"Hmmmt, lo harus tanggungjawab, gue laper, gara-gara lo gue ga sempet sarapan"

"Tenang aja, yuk ke mall, gue traktir sepuasnya" ajak Alex

"Yes, perbaikan gizi" ucap Rika kegirangan

Tiara yang notabene sebagai penyimak pun hanya bisa geleng-geleng kepala, pasalnya mereka bukan lagi anak SMA, tapi kelakuan masih saja seperti bocah. Mereka pun berjalan menuju parkiran mobil.

CEO DAN ANAK MAGANGUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum