Bahagia itu Sederhana

28 4 0
                                    

"Gadis gue mulai dewasa" ucap Dio, senyumnya mengembang

Dio tersenyum devil, pertama kali gadisnya mulai berani kepadanya. Bahkan di tempat umum, Rika berani melakukan tindakan yang menurut Dio cukup berani.

"Gue ingin tahu sejauh mana lo perjuangin gue" jeda Dio "tetap atau berubah cinta lo"

TOKK...TOKK...

"Masuk"

Amel melangkah masuk menghadap ke meja Dio

"Bapak saya hanya ingin mengingatkan bapak bahwa nanti siang ada meeting dengan PT. XXX, dilanjut sorenya dengan PT. NUSANTARA, dan malamnya..."

"Mel, pegawai magang biasanya pulang jam berapa?" potong Dio

"Pegawai magang pulang jam 4 pak"

"Kalau begitu hari ini tolong cancel meeting dengan PT. NUSANTARA"

"Tapi pak.."

"Ayolah mel, kamu ga capek kerja mulu" potong Dio "Anggap aja saya lagi berbaik hati, pergilah kencan"

"Baik pak"

"Bilang ke klien bahwa meeting akan kita agendakan kembali"

"Baik pak, nanti saya sampaikan, ada lagi pak?"

Dio menggeleng

"Kalau begitu saya pamit undur diri"

Saat Amel hendak pergi, Dio memanggilnya kembali

"Mel.."

"Iya Pak"

"Saya ada tugas buat kamu" ucap Dio "Saya ingin kamu melaporkan segala aktifitas pegawai magang atas nama Erika kepada saya dan tolong jaga dia untuk saya"

"Baik Pak"

"Kamu boleh pergi"

Amel mengangguk dan meninggalkan ruangan.

Dio mengingat kembali wajah Rika yang begitu dekat dengannya, gadis yang selalu ia rindukan. Dio sadar dirinya terlalu pengecut, selama 4 tahun ini dirinya memang sengaja untuk tidak memberi kabar apapun kepada Rika. Dio merasa dirinya tidak pantas untuk Rika, bagi Dio keluarganya adalah luka pertama bagi Rika. Dio sudah berusaha untuk melupakannya tetapi pada akhirnya ia menyerah dan kembali ke Indonesia.

"Semoga gue ga terlambat"

***

Dio melirik jam yang menempel di dinding ruang kantornya, waktu menunjukkan 15.15 WIB. Dio merasa waktu berjalan begitu lama, ingin rasanya ia berlari ke ruang staff dan menarik Rika pergi keluar kantor. Gila memang, tetapi kegilaan itu ia lakukan. Dio berdiri dari tempat duduknya hingga semua mata yang ada di ruangan meeting melihatnya.

"Pak, anda mau kemana?" bisik Amel

"Mohon maaf, saya ingin ke kamar mandi, kalian bisa melanjutkan meetingnya" ucap Dio "Amel jangan lupa kamu catat ya"

"Baik Pak"

Dio melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruang meeting, saat ia berada di pesimpangan, Dio memilih arah yang berlawanan dengan toilet. Dio berjalan menuju ruang staff, sebelum sampai di ruang staff tanpa sengaja ia berpapasan dengan Rika. Dio dengan tangkas menarik tangan Rika menuju tangga darurat. Rika sempat ingin teriak tetapi mulutnya di bungkam

"Aduch" ucap Rika kesakitan

"Sorry" kata Dio dengan wajah ga berdosa

"Lo?"

"Gue apa?"

Rika mengangkat kepalanya, "Kak Dio"

Dio mengangkat sebelah alisnya

CEO DAN ANAK MAGANGWhere stories live. Discover now