40 || Hurt

12 1 1
                                    



⚠️Bakalan banyak kata kata kasarr



****



"ANJING LAH!"


Bruakkk

Biru menendang tumpukan balokan kayu dengan penuh amarah. Tatapannya nyalang, dadanya naik turun.

Seseorang di depan Biru terus menggeser slide demi slide yang memperlihatkan foto-foto Dara bersama Levin. Baik foto saat ini maupun foto-foto masa SMP dulu.

Bahkan foto waktu di UKS juga turut diperlihatkan.

Biru geram. Ia hendak merampas ponsel itu berniat membantingnya tapi orang dihadapan nya ini lebih cekatan untuk mengamankan hp nya.

"Mau lo banting sekalipun, enggak akan bisa ngerubah keadaan. Lo pikir mudah buat misahin dua orang yang saling cinta?"

Biru memincing kan matanya, ia kemudian mendengus dan memilih berpegangan pada pembatas roftoop menatap jalanan padat yang sama penuhnya dengan isi kepala nya.

Cowok itu mengeluarkan benda nikotin lalu menghisapnya dengan penuh nafsu. Tak peduli sudah berapa batang yang ia habiskan sejak tadi.

Ia memijit pelipisnya, pusing.

Orang tadi beringsut mendekati Biru dan mengusap bahu cowok itu, "Lo mau nunggu apa lagi? Apa semuanya kurang jelas?"

Biru melirik tajam, "Maksud lo?"

"Yang mau lo arepin apa? Lo masih berharap dia bisa balik ke elo dan ngelupain mantan nya? Mau gimana pun, mereka putus cuma karna dua hal. Satu beda Tuhan, satu lagi karna Levin harus pindah ke luar negeri."

"Sekarang Levin udah balik, dan pastinya—"

"Gue harus udahan?" tanya Biru dengan wajah keruh

Orang itu mengamit lengan Biru menepuknya pelan, "Foto-foto tadi harusnya udah jadi alasan yang kuat lo harus gimana nanti."

"Dan inget satu hal lagi... "

Orang itu berbisik ke Biru dengan senyum iblisnya, "Dara udah ngasih sesuatu ke Levin yang gue jamin nggak akan pernah dia kasih ke elo."

"They ever did?"

Orang itu mengangguk cepat, "More than you think."

"Yakin masih mau sama bekasan orang?" tanya orang itu menaikkan alisnya

"I'm her friend. But that doesn't mean dirty things like this gue benarkan di sini. Gue nggak mau elo rugi."

Biru memejamkan matanya lalu orang itu memeluk lengan Biru, "Tinggalin dia, you deserve better."

"Gue takut salah langkah."

"Lo terlalu jatuh ke dia, sampai lo tolol kayak gini. Gue ada buat elo, i swear. Apa lagi yang buat lo ragu?"

"Harus nunggu kabar Dara hamil anak Levin dulu baru lo putusin? Atau malah lo mau jadi bapak sambungnya?"

Biru menghela nafas kasar. Ia memijit keningnya, kemudian ia mengangkat wajahnya, "fine, I will think one more night."

Orang itu tersenyum dengan penuh kemenangan, ia kemudian mengusap bahu Biru, "Gue harap lo bisa ambil keputusan yang tepat "

Biru mengangguk kemudian menatap lawan bicaranya "Thanks Je, udah ngasih tahu semuanya."

"Padahal lo juga lagi sakit baru putus sama Erick."

PLAYBOY CLASSMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang