47 || Pasca

18 2 0
                                    




yang main ml, tulis hero fav kalian




****





Biru tidak bisa tenang. Usai mendapat telepon dari Dara yang tiba-tiba terputus sepihak membuatnya segera melacak lokasi keberadaan Dara dan bergegas menyusul.

Kondisi Dara benar-benar memprihatinkan, untung saja Biru segera datang dan melarikan nya ke rumah sakit.

Saat ini Dara sedang ditangani oleh dokter, Biru hanya bisa menunggu dan terus merapalkan doa seraya menunggu keluarga Dara datang.

"Bir!"

Rana langsung berlari kecil menghampiri Biru, "Gimana adek gue? Dia nggak pa-pa kan??"

Rana tidak datang sendirian, ia datang bersama psikiater nya.

"Dia lagi ditangani dokter, kita doa in aja yang terbaik Na."

Biru mengangkat kepalanya, "om Haris gimana?"

Rana menghela nafas berat, "Jantung nya kambuh.. gue baru tahu Papah punya Jantung dan kata dokter udah dadi sebulan yang lalu."

Biru mengusap bahu Rana sekilas, "Om Haris pasti baik-baik aja, lo harus mikir positif oke?"

"Keluarga pasien Dara?" panggil suster yang baru saja keluar dari ruangan

"Saya! Saya Kakaknya!" aku Rana langsung menghampiri suster

"Mari ikut saya ke ruangan dokter untuk keterangan kondisi pasien lebih lanjut." ajak suster berjalan duluan

Rana berbalik badan dan berbisik, "Gue nitip Dara dulu ya!"

Biru mengangguk kemudian satu suster keluar

"Sus, boleh saya masuk?" tanya Biru menghampirinya suster

Suster pun mengangguk, "satu orang saja ya Mas, permisi."

Biru hendak masuk tetapi ia menoleh ke seseorang, "Gue masuk dulu, lo nggak pa-pa di luar?"

Psikiater itu mengangguk, "Masuk aja Bir, gue kayaknya mau balik ke ruang om Haris aja kasihan nggak ada yang nunggu kan?"

"Oh iya iya, makasih ya. Buna gue udah otw ke sini nanti biar ganti dijagain."

"Oke."

Biru membuka pintu perlahan. Ia berjalan dengan pelan menghampiri brankar tempat Dara dibaringkan.

Hati Biru langsung teriris saat melihat tubuh Dara penuh luka dan juga perban. Tatapan kosong dari Dara lebih menyayat hatinya.

"Dara.. " sebut Biru lembut

Bola mata Dara melihat ke arah Biru, cowok itu langsung memberikan senyum hangat. Biru menarik kursi yang tersedia lalu duduk di sana.

Tangan Biru terulur untuk mengusap surai hitam Dara. Air mata Dara menetes, ia tak bersuara sedikit pun.

"Hei, kok nangis? sakit ya pasti?" tanya Biru khawatir langsung menyeka air mata Dara dengan ibu jarinya

"P-Papah... " ucap Dara terbata mencari keberadaan Haris

Biru menggenggam tangan Dara, "Gue udah kabarin Rana, dia lagi ketemu sama dokter. Om Haris masih di luar kota baru berangkat pas lo kecelakaan, hp nya belum aktif mungkin masih di pesawat, beliau pasti segera ke sini. Lo tenang aja okay?"

Dara memejamkan matanya sejenak, "M-Mereka mau bunuh gue... "

Biru mengusap punggung tangan Dara menenangkan, "Nggak akan bisa, ada gue di sini jagain elo. Polisi pasti nemuin mereka, lo nggak perlu takut."

PLAYBOY CLASSMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang