GOODBYE WINTER - Bagian 4

55.8K 5.6K 67
                                    

Jarak vote sama pembaca jauh sekali, ya Bestie😂
So, lebih baik dan nyaman dimohon untuk memberikan vote sebelum membaca. Gak susah kok, cuman klik bintang dibawah sebagai tanda menghargai karya Penulis:))

•Goodbye Winter•

Semuanya percuma, seberusaha mungkin Kinara membangun tembok kokoh untuk persembunyian dan pertahanan, pada akhirnya lebur begitu saja tatkala dihadapkan dengan wajah mungil yang tengah tertidur dengan begitu lelapnya di pelukan. Bagian yang paling menyakitkan dari kisahnya bukanlah lagi tentang dirinya yang ditinggalkan, melainkan bagaimana masa depan sang anak nanti ketika tahu dirinya lahir tanpa kehadiran seorang ayah.

Bagi seorang ibu apa yang lebih menyakitkan dari itu?

Apa yang akan dia katakan nanti ketika anaknya sudah bisa bertanya siapa ayahnya? Sedangkan sang ayah sendiri tak akan mau menemui anak mereka sampai kapanpun.

Apa yang harus ia jadikan alasan? Karena tak mungkin anak ini selamanya akan menjadi bayi yang tidak tahu apa-apa. Kelak, dia akan tumbuh besar dan dewasa, mulai memahami semuanya.

Kinara membelai lembut pipi putri kecilnya, dikecupnya cukup lama dahi itu lalu melemparkan sebuah senyuman manis.

"Anak Mama harus tumbuh sehat dan juga kuat, anak Mama juga harus jadi orang yang baik. Mama janji akan lakuin apapun buat kamu, Nak. Mama akan berusaha memberikan semua yang terbaik buat hidup kamu. Dan Mama akan jadi orang paling depan buat lindungin kamu. Mama sayang sama kamu. Terima kasih karena sudah hadir dan membuat Mama kuat." Kinara berujar dengan suara yang bergetar. Lelehan air mata mengalir di pipinya meskipun bibirnya menyunggingkan senyuman.

Luka di hatinya mungkin tidak akan sembuh dalam waktu singkat, tetapi Kinara terlalu sadar untuk tidak berlarut dalam kepedihan. Karena jika dia terus merana, semuanya akan semakin terasa berat untuknya. Sekarang waktunya ia berjuang, dimana detik ini ia telah menjadi seorang ibu bagi anaknya dan dia tidak akan lemah bagi putrinya.

"Cantik."

Kinara sedikit tersentak ketika suara seseorang tiba-tiba terdengar. Wanita itu dengan cepat mengusap pipinya yang basah, lalu menoleh untuk mendapati seorang Dokter yang dia temui kemarin.

Pria berkemeja putih dengan sneli melekat di tubuhnya, melangkah mendekat dan menatap ke dalam kotak inkubator, dimana bayi yang lahir oleh bantuannya berada dan tengah tertidur lelap disana. Dia lantas tersenyum manis.

"Bayi yang cantik. Sudah dikasih nama?" tanyanya dengan ramah seperti biasa, membuat Kinara baru sadar kalau dia belum mempersiapkan nama bagi anaknya.

Kinara berpikir akan menyerahkan tugas tersebut pada suaminya, tapi jangankan sebuah nama, kehadirannya saja tidak Kinara temukan.

"Belum, Dokter."

"Ah, pastikan kasih dia nama yang bagus. Nama adalah do'a apalagi kalau yang kasih dia nama adalah ibunya sendiri," ujar pria tersebut yang tanpa sadar membuat perasaan Kinara menghangat.

Wanita itu menganggukan kepalanya pelan, "kalau boleh tau, nama Dokter siapa?" tanyanya balik, membuat pria itu terdiam sebentar sebelum kembali melebarkan senyumannya sampai kedua sudut matanya ikut berkerut.

"Saga. Sagara Septian. Salam kenal, ya?" Kinara menatap lengan yang terulur ke hadapannya dan termagu sebentar sebelum akhirnya dengan ragu dia membalas jabatan tangan pria itu.

Sagara. Pria itu memiliki sentuhan yang sangat hangat hingga terasa menenangkan ketika tangannya yang dingin bersentuhan dengan tangan milik pria itu.

"Kalau saya, Kinara. Sekali lagi terima kasih banyak, Dokter."

Goodbye Winter (TAMAT)Where stories live. Discover now