GOODBYE WINTER - Bagian 19

31.9K 3.3K 43
                                    

Senyuman Kinara mengembang manis tatkala atensinya mendapati sepasang anak kecil yang tengah duduk bersama di atas sebuah kursi--di depan gerbang sekolah mereka. Wanita itu lantas turun dari atas motornya dan melangkah menghampiri mereka berdua.

Melihat sang Mama telah datang, sontak Lala bangkit dan tersenyum manis.

"Mama lama, gak?" Kinara bertanya, seraya mengusap pipi gadis kecil dihadapannya.

Lala menggeleng pelan. "Enggak, kok, Ma." Tatapan Kinara mengarah pada Nana yang sedari tadi hanya memerhatikan dirinya. "Nana belum di jemput, ya? Mau Tante temenin aja?" Nana memanyunkan bibirnya.


"Om Gara gak jemput Nana hari ini, Tante. Nana lagi nunggu Ayah jemput, tapi lama." Kening Kinara lantas berkerut dalam saat mendengar keluhan yang baru saja Nana lontarkan.

Kinara tahu betul jika yang biasa menjemput Nana adalah Sagara karena biasanya jadwal pria itu senggang dari jam sepuluh sampai sebelas, kecuali jika ada kondisi darurat. Selain itu juga karena Ayah Nana jarang ada di rumah karena dinas pekerjaan.

Apa Sagara terlalu sibuk di rumah sakit, ya?

"Om Sagara-nya sibuk, ya?" Kepala anak laki-laki itu menggeleng cepat.

"Om Gara lagi sakit, Tante. Kata Eyang, alerginya Om Gara kambuh. Tadi Nana liat muka sama lehernya merah-merah," terang Nana seraya menunjuk lehernya sendiri, seolah memberitahukan bagaimana kondisi Sagara yang sekarang sedang ada di rumah.

Kedua kelopak mata Kinara terangkat seketika. "Alergi? Alergi apa?!" Tentunya dia terkejut mendengar pernyataan Nana, pasalnya kemarin pria itu baik-baik saja.

"Katanya Tante Dokter, Om Gara makan keju. Om alergi keju, Tante."

Keterkejutan Kinara semakin menjadi-jadi. Ia merasa hatinya mencelos begitu saja dan rasa bersalah seketika menguasainya.

Sagara alergi keju sedangkan dirinya kemarin memberikan sekotak kue penuh keju untuk pria itu. Apa alerginya kambuh karena memakan kue darinya?

Tapi mengapa Sagara tidak mengatakan apapun?

"Nana mau pulang sama Tante aja, gak? Sekalian Tante jenguk Om Sagara."

Kedua bola mata Nana berbinar ketika mendapat tawaran dari Kinara. "Mau, Tante, mau!" serunya antusias.

"Oke, Tante kasih tau Bu Guru dulu supaya Ayah Nana gak perlu jemput. Kita pulang sama-sama, ya?" Wanita itu menegakan tubuhnya, menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya menghembuskannya secara perlahan.

Sagara sakit dan itu semua karenanya.

Goodbye Winter

Sagara memejamkan matanya ketika tangan sang Ibu meletakan handuk kecil basah ke atas kepalanya, guna menurunkan suhu tubuhnya yang masih dilanda demam. Meski seorang dokter, Sagara itu cukup bandel dan terlalu keras pada dirinya sendiri. Seolah ilmu yang dia dapat hanya dia manfaatkan demi orang lain saja tapi tidak pada tubuhnya, dia memilih dirawat di rumah dibanding di rumah sakit yang sudah jelas ada spesialisnya. Setelah mimisannya kemarin, ruam semakin parah dan suhu tubuhnya pun meningkat, dia juga sempat mengalami diare meskipun sekarang sudah tidak begitu parah lagi.

"Kamu ini dokter, Nak. Kok, bisa sampai kecolongan seperti ini? Sudah tau alergi kenapa malah dimakan?" tanya Ibu yang dengan sabar mengompres dahi putranya, meskipun tersisa sedikit kesal saat Naina mengatakan Sagara memakan keju pemberian seseorang.

"... Kamu ini bukan anak kecil, yang kalau kepengen makan makanan yang harus dihindari. Gak bisa nahan. Kamu sudah dewasa, masih aja bandel!" lanjut Ibu, membuat Sagara menarik setiap sudut bibirnya.

Goodbye Winter (TAMAT)Where stories live. Discover now