Part 6

3.8K 261 3
                                    

"Assalamualaikum"
Salamku ketika memasuki kantor untuk dinas malam.

"Wa'allaikumussalam"
Jawab rekanku serempak.

"Pasiennya berapa teh?"
Tanyaku pada teh nani yang memang asli orang sunda.

"Selamat, kaber kosong, peri kosong, ruang nifas 5 pasien dan rencana pulang 3 pasien. Tapi nunggu visite cokiber kita sama yang satu dok fit tapi diganti dokter jaga. Masih ada sc beliaunya di RS sebelah"

"Kebiasaan deh dokter fitri males"
Tambah rani sambil makan pizza yang dibawa teh nani.

Cokiber memang sebutan untuk dokter reza bagi kita. Karna statusnya yang katanya lajang ditambah lagi banyak yang mengidolakannya.

Setelah operan selesai, satu-satu rekan kerjaku yang berdinas sore pamit untuk pulang. Aku menyiapkan injeksi dan obat untuk terapi malam, sedangkan rekanku teh nani masih sibuk dengan cerita drama koreanya. Sampai akhirnya sosok yang sering menggangu pikiranku datang.

"Malam dokter"
Sapa teh nani centil yang hanya direspon dengan anggukan.

"Mau visite dokter? Rencana pulang 2 pasien ya dokter? Ini untuk terapi iv terakhirnya belum dimasukan. Saya masukan dulu ya dok?"

Lagi-lagi jawaban dokter reza hanya menggangguk sambil memainkan ponselnya.
Kubantu teh nani membagikan obat dan setelahnya aku seduh popmie karna memang perutku yang terasa lapar.

"Kok makan mie instan sih lan"
Timpal dokter reza yang memperhatikanku kembali membawa mie di cup, sedangkan teh nani merespon dengan membulatkan matanya karna sikap dokter reza yang tiba-tiba perhatian menurutnya.

"Dokter reza perhatian banget deh"
Teh nani komen sambil tertawa.

"Laper dokter hehe, dokter mau?"
Yang ditawarin melihat tak suka kearahku.

"Bumbunya setengah aja lan, itu banyak msgnya. Saya pesenin makanan abis visite"
Lagi-lagi teh nani bengong dengan respon dokter reza.

"Kok si doi jadi perhatian gitu ya perasaan, mimpi kali ya aku"
***

Dokter Reza benar-benar menepati janjinya untuk membelikanku makan. Tapi kali ini sikap dokter reza yang kelewat perhatian membuat teh nani bertanya.

"Lain kali itu jangan makan mie instan kalau lapar, nambah penyakit aja kamu. Pedes lagi mienya"

"Iya dokter"

"Hati-hati dong elani makannya"
Aku yang tersedak kuah bakso karna melihat mantan dengan pacarnya yang akan menggantikan dokter fitri visite.

Dokter reza membantuku membukakan air mineral yang dibelinya dan memberikannya padaku, setelah itu mengusap lembut punggungku membuat teh nani dan kedua dokter yang barusan datang itu bengong dan menatap kami penuh tanda tanya.

"Makasih"
Ucapku pelan pada dokter reza setelah batukku mereda. Dokter reza hanya melirikku dan kemudian memainkan hp nya lagi.
***

SEPASANG TULIPWhere stories live. Discover now