12 / Pingsan

4.8K 222 1
                                    

Naira memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Bahkan dia mencoba untuk fokus mendengarkan penjelasan Dosen, tapi itu percuma karena kepalanya terasa sangat pusing.

Setelah pelajaran berakhir, Naira memutuskan untuk ke toilet. Dia hanya pergi sendiri karena temannya sedang ke kantin.

Selesai dengan urusannya, Naira ke wastafel untuk mencuci tangannya. Dan lagi-lagi dia merasakan pusing di kepalanya. Naira memegang kepalanya, dan dia dapat merasakan panas di sekujur tubuhnya.

Naira memaksakan untuk berjalan keluar dari toilet, sepertinya dia akan ke kelas untuk istirahat sebentar sambil menunggu kelas dimulai.

Belum sempat dia sampai di kelasnya, tiba-tiba pandangannya mulai menggelap. Naira tidak dapat menahan berat tubuhnya hingga dia terhuyung ke belakang. Tapi di setengah kesadarannya dia dapat merasakan ada seseorang yang menangkap tubuhnya. Lalu matanya tertutup rapat. Ya, Naira pingsan.

Disisi lain, Gea dan Alifa menunggu Naira dan Rian. Tetapi tidak ada tanda tanda kedua sahabatnya datang. Padahal istirahat tinggal beberapa menit lagi, tapi mereka belum muncul juga.

"GEA ALIFA," panggil seseorang dengan nafas yang memburu.

Gea dan Alifa menatap orang tersebut dengan tatapan bertanya.

"I-itu N-Naira," ucapnya dengan nafas tersenggal senggal membuat Gea semakin kesal.

"Naira kenapa?!" tanya Gea tidak sabaran.

"Pingsan," ucap orang tersebut membuat Gea dan Alifa membulatkan matanya.

"APA?!" teriak mereka berdua membuat orang yang dikantin menatap mereka.

Tanpa berkata apa pun, Gea dan Alifa berlari menuju ke UKS. Sedangkan orang tersebut hanya berdecak kesal, karena Gea dan Alifa pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih.

Brak!

Pintu UKS di dobrak dengan sangat keras oleh Gea. Orang yang berada di UKS menatap kesal kearahnya. Tapi Gea tidak memperdulikan tatapan tersebut, yang dia khawatirkan sekarang adalah Naira.

Pandangannya bertemu dengan Naira yang sudah terbaring lemah, dan disampingnya terdapat seorang cowok yang menggenggam tangan Naira.

Dengan sedikit berlari Gea menarik kerah cowok tersebut.

"Lo kan yang bikin Naira kayak gini?!" teriak Gea dengan wajah merahnya.

Cowok tersebut menepis tangan Gea, "Lo jangan asal nuduh, gue yang udah bantuin Naira. Dan mana mungkin gue nyakitin sahabat gue sendiri," jelas cowok tersebut.

"Cih, ini yang lo bilang sahabat huh? Lo udah bikin sahabat gue pingsan!" marah Gea.

"Gue udah bilang, bukan gue yang buat Naira pingsan!" ucap cowok tersebut dengan menekan setiap ucapannya.

"Ya terus kenapa sahabat gue sampe pingsan kaya gini huh?!"

"Ya dengerin penjelasan gue dulu."

"ASTAGHFIRULLAH, GEA RIAN. BISA GAK KALIAN GAUSA BERTENGKAR?!"

Teriakan Alifa mampu menghentikan pertengkaran antara Gea dan cowok yang dipanggil Rian tersebut.

Lalu Alifa menghampiri mereka berdua. "Rian, Naira kok bisa pingsan?" tanya Alifa saat sudah berada di samping Gea.

"Dia demam," jawab Rian.

"APA?!" pekik Gea dan Alifa.

▪︎▪︎▪︎

"Kalau dia demam, kenapa gak dibawa ke rumah sakit sih?!" tanya Gea saat tidak ada satu pun yang membawa Naira ke rumah sakit.

"Tadi pihak kampus sudah menghubungi Tante Siska, jadi kita tinggal tunggu aja," jawab Rian.

02:00 (Aku menikah?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang