2. Selalu Menghampiri

156 21 36
                                    

Demi apapun beomsoo pengen nangis rasanya, beneran. Bahkan matanya udah berkaca-kaca sekarang. Hari ini benar-benar melelahkan. Tadi pagi ban motornya kempes membuat dirinya harus rela naik ojek. Terus pas di perjalanan dia malah diturunin di tengah jalan karena tetangga Mas Ojeknya mau melahirkan. Untung aja ada Wain yang lewat dan mau menampung dirinya di atas motor.

Terus pas di kelas juga. Baru aja pantat teposnya menyentuh kursi, eh Pak Ganteng Penjaga Jahanam-- panggilan sayang dari Beomsoo --malah ngasih ulangan dadakan. Dirinya lelah, dia capek sama semua cobaan yang datang silih berganti. Belum lagi waktu di kantin, dia udah pesen Mie Jebew sama Cola, eh pas mau bayar dia lupa bawa uang ke sekolah karena terlalu panik buat nyari ojek tadi pagi. Dan untungnya lagi-lagi ada Wain yang dengan baik hati menolongnya.

Dan di sinilah dia sekarang, di bawah guyuran hujan yang sadis menabrak bumi dengan keji. Saat dirinya berjalan di halaman sekolah hendak pulang, tiba-tiba hujan turun tanpa aba-aba dengan deras. Ia belum sempat untuk menghindar. Demi apapun, ia tak punya seragam cadangan untuk besok.

Saat sedang meratapi nasib yang kembali membuat pedih, Beomsoo merasakan hujan yang tak lagi menyentuh dirinya. Dia menoleh, terlihat sesosok Pangeran bertampang preman yang hari ini telah berubah bagai Power Rangers menjadi sosok pahlawan di hidupnya. Wain yang berdiri dengan wajah datarnya sembari memegang payung.

Entah kenapa melihat Wain malah membuat dirinya ingin menangis, "Wain, gue capek" isaknya pelan

Wain merengkuh tubuh teman barunya itu, ia tak tahu harus berbuat apa.

Selalu Menghampiri

Senyummu sehangat matahari yang menyinari Indonesia
Matamu sejernih air yang terbentang luas di samudra
Tubuhmu sedingin salju yang turun membekukkan semua.
Bibirmu semerah lava yang bergejolak di dasar lautan
Dan ucapanmu selembut angin yang berhembus dikala hujan
Kau adalah siang dan malam bagiku
Menemaniku dikala fajar pergi hingga terbit kembali
Kau selalu ada ketika aku terpuruk
Saat aku menangis
Dan saat dimana aku lelah tuk berjuang
Dirimu selalu menuntunku berjalan kala jalanan terjal
Dipenuhi bebatuan bahkan saat jurang menanti kematian
Bukankah kau terlalu posesif untuk seorang teman?
Kau tidak pernah memberi ruang untuk yang lain mendekat
Kau selalu membuatku putus asa
Tapi sayangnya kau adalah pemberian Tuhan,
Bukankah begitu, wahai kesialan?

"Ehm.. Beom, maaf... tapi ingus lo kena seragam gue.

...

Hanya update ketika saya buat puisi:)

Puisi || Beomsoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang