Hamil?

640 55 2
                                    

Reyza berjalan dengan malas menyusuri koridor untuk menuju ruang aula, dengan telapak tangan yang diperban akibat perbuatan dirinya sendiri semalam.

Flashback on....
Semalam Reyza mengamuk ia membanting pintu dengan keras, menghempaskan barang barang yang ada didalam kamarnya.

"Aaaarkkhhh!! Kenapa keluarga gue jadi gini" teriak Reyza. Ia terduduk dilantai dengan menjambak rambutnya sendiri.

"Kenapa gue gak bisa ngerasain bahagia sama keluarga sendiri, papa sama Mama udah sama-sama gak peduli sama gue" Reyza berucap sangat lirih.

Ia mengambil gelas yang ada di atas lacinya lalu membanting gelas itu ke lantai membuat gelasnya pecah berkeping-keping.

Bi Inah yang sedang ada di dapur tersentak kaget mendengar suara teriakan juga keributan di dalam kamar Reyza, dengan berlari bi Inah menghampiri kamar Rey namun ternyata dikunci oleh pria itu.

"Den Rey! Den, buka den, den Rey ada apa? Cerita sama bibi den" teriak bi Inah namun tak terjawab oleh Reyza yang masih teriak-teriak di dalam

"Ya Allah sepertinya sesuatu terjadi sama den Reyza, aku harus cari kunci cadangan" bi Inah kembali berlari memasuki kamarnya untuk mencari kunci cadangan yang ia punya.

Reyza mengambil salah satu pecahan gelas itu, "udah nggak ada gunanya gue hidup, semua orang gak ada yang peduli sama gue" Reyza mulai menggoreskan pecahan gelas itu ke telapak tangannya, ia menggigit bibir bawahnya untuk meredam sakit yang ia rasa, meskipun terasa sakit tapi ini tidak sebanding dengan rasa sakit dihatinya.

Bi Inah kembali ke kamar Reyza dengan tergesa-gesa ia langsung memasukkan kunci cadangan yang sudah ia ambil tadi. Setelah pintunya berhasil terbuka bi Inah langsung masuk kedalam dan alangkah terkejutnya dia melihat Reyza yang tergeletak tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari tangannya.
Flashback off....

Langkah Rey terhenti saat ia melihat Sandrinna berjalan didepannya, semangatnya yang mulai muncul untuk segera menghampiri Sandrinna.

"Selamat pagi duniaku" sapa Reyza dengan senyuman manisnya. "Gimana sama bunga kemarin, kamu suka?"

"Ga usah ganggu gue" ucap Sandrinna sinis lalu pergi mendahului Reyza.

Rey pun membalikkan badannya dan kembali menghadang Sandrinna, "kamu sakit ya? Kok muka kamu pucat san" tanya Reyza saat melihat raut wajahnya yang berbeda, ia mengulurkan tangannya untuk memegang suhu badan di leher Sandrinna.

"Ck! Apaan sih gue gapapa" Sandrinna menepis tangan Rey yang memegang lehernya.

"Gapapa gimana, badan kamu panas sayang"

"Jangan panggil gue sayang sayang karna kita gak pacaran" ucap Sandrinna dengan menunjuk muka Reyza.

"Bentar lagi juga bakal jadi pacar" balas Reyza dengan tersenyum percaya diri.

"Gak usah mimpi Lo!" Tegas Sandrinna.

"Sandrinna" panggilan Rassya dari belakang membuat Sandrinna dan juga Reyza menatapnya.

"Aku cariin kamu, ternyata kamu disini, lagi ngapain sama Reyza?" Tanya Rassya dengan menatap tak suka Reyza.

"Ya emang kenapa kalau gue sama Sandrinna, suka-suka gue lah, Lo gak bisa ngatur-ngatur" ucap Rey yang terima dengan tatapan Rassya padanya.

"Kenapa gak bisa? Gue itu tunangannya Sandrinna dan sebentar lagi kita akan menikah jadi gue berhak buat ngatur-ngatur, elo tuh yang gak usah deketin calon istri orang. Oh atau Lo gak laku ya makanya Lo gangguin cewek gue terus" ledek Rassya membuat Reyza emosi.

_OBSESSION BOY_Where stories live. Discover now