DUA PULUH DELAPAN

49 37 52
                                    

Ada yang nungguin aku update ga?

Ada yang kangen Vaira kah?

Sebelum membaca harap vote dulu ya!!

Warning!
Typo bertebaran!

*HAPPY READING*

*
*

Yori dan Vaira akhirnya sampai di tempat awal mereka tadi. Dan disana sudah ada ayahnya dan kedua abangnya yang sedang menunggu mereka.

"Lama amat, dek!" ujar Ray saat Vaira sampai disana.

"Mm ya maap, soalnya makanannya enak-enak, rugi kalau ngga dicobain, kan Za?" Vaira cengengesan.

"Yoi men," sambung Yori.

"Yaudah, kita pulang aja. Udah jam 22.07 ini," kata Papa Delan sambil melihat jam.

"Iya nih, udah malam juga. Mommy pasti udah khawatir nih."

Mereka semua pulang dengan hati tenang, apalagi perut kenyang. Lengkap sudah.

Mereka berpisah di persimpangan jalan, karena Yori ingin membeli sesuatu dulu di seberang sana.

Saat di mobil, Vaira melamun memikirkan kejadian tadi saat di taman.

"Dek." Sontak Vaira terkejut saat ada yang menepuk pundak nya.

"Ha iya?"

"Kamu ngelamun. Kenapa?" Zay memandang Vaira dengan intens.

"Ngga kok, gapapa," senyum Vaira.

"Oh yaudah."

Sedangkan Ray dan Daddy sibuk berbincang masalah perusahaan. Vaira yang mulai bosan pun akhirnya memutuskan untuk tidur, karena perjalanan masih sedikit lama.

Pada akhirnya mereka sampai pada pukul 22.43. Sekitar ada 35 menit dalam perjalanan.

"Bang, gendong adek tuh." Zay memerintahkan Ray.

"Emangnya adek kenapa?"

"Tidur."

Kemudian mata Ray menoleh ke arah Vaira yang ternyata memang tidur. Sedangkan Zay dan Daddy membawa barang-barang yang sempat mereka beli tadi di alun-alun.

Zay membuka pintu rumah dengan menenteng beberapa belanjaan.

"Assalamu'alaikum, Mom," katanya sambil meletakkan barang-barang di ruang tamu. Setelah itu dia duduk di samping ibunya.

"Waalaikum salam, yang lain kemana, Zay?"

"Masih di luar."

Tak lama kemudian, datang Daddy dan juga Ray yang sedang menggendong Vaira.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam, itu Vaira kenapa, Ray?" tanya Mommy.

"Tidur, Mom. Aku letak Vaira ke kamar dulu ya," ucap Ray sambil naik ke lantai atas.

Setelah itu Mommy menoleh ke arah Daddy. "Bincang apaan sama Delando, Dad?"

"Bincang masalah perusahaan dong Mom," ujar Daddy sambil memakan jajanan yang sempat di belinya tadi.

"Terus itu jajanan punya Mommy ngga di beli gitu!"

Daddy terkaget saat intonasi di sebelah nya meningkat. "Ada kok. Daddy kan cinta Mommy, ya Daddy beliin lah. Nih." Daddy memberikan sebuah plastik yang berisikan banyak jajanan.

"Kirain ngga ingat bini."

"Ya ngga lah."

Mommy memakan sebuah kue yang dilapisi coklat dan kacang di atasnya. Kue nya lembut dan tekstur nya tuh krimi banget di mulut. Sedap lah pokoknya.

"Bagi, Mom, aaa," Zay membuka mulutnya lebar-lebar. Mommy memasukkan satu buah kue kedalam mulut Zay.

"Mm enakk," ujarnya sambil mengunyah.

Tak lama, Ray turun dari lantai atas. Dia duduk di samping Daddy, lalu mencomot satu tusuk bakso bakar.

"Jajanan disana enak-enak ya, murah pula lagi."

"Hm." Ray kesal di cueki, lalu kembali melanjutkan makan.

Setelah habis dengan makanan itu, mereka memutuskan untuk tidur karena malam pun sudah larut dan mereka pun sudah mengantuk.

"Mom, Dad, Zay tidur dulu ya. Ngantuk."

"Ray juga." Setelah itu kedua putra Dirgantara itu naik ke kamarnya masing-masing yang ada di lantai atas. Sedangkan kamar orang tua mereka ada di lantai bawah.

"Kita juga yuk, Dad!" Mommy bangkit dan beranjak. Saat ingin berjalan, sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Mom, bikin anak yuk!" ajak Daddy sekaligus memaksa.

"Ngga ah, Mommy capek." Mommy berlalu dengan santainya, meninggalkan Daddy yang sudah cemberut.

"Ishh Mom, ayolah," rengek Daddy mengikuti Mommy dari belakang.

"No!"

Mereka masuk kamar dengan Daddy yang ngambek pada Mommy. Mommy mah bodo amat, udah tua bukannya minta cucu, malah minta anak. Hadehh...

TBC

Hai segitu dulu dari aku( ◜‿◝ )
Jngn lupa selalu vote komen cerita ini yaa!!!

See you dari Saia author TL ((◠‿◕)

Selasa, 26 April 2022

 TRUE LOVE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang