- CHAPTER 02

6.8K 737 16
                                    

Silahkan tinggalkan vote sebelum membaca, takut kelupaan aja😅 hanya mengingatkan!!
~
Happy Reading

02. Sahabat yang dulu

***
Mata indah itu mulai terbuka dan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam bola matanya. Dia melirik kesamping kanannya yang terdapat seorang cowok tengah tertidur.

"A-angga.." parau Zahra. Erlangga terbangun dari tidurnya karena mendengar suara Zahra.

"Zahra.. Lo udah sadar?, udah baikan?, ada yang sakit?, bagian mana yang sakit?" tanya Erlangga beruntun tanpa jeda.

Zahra tersenyum tipis. "Gak papa, aku udah baikan kok. Em.. Ngomong-ngomong kamu yang bawa aku ke UKS?" tanya Zahra. Erlangga tidak tahu harus menjawab apa, bukan dia yang membawa Zahra ke UKS dan dia tidak tahu orang yang sudah membawa Zahra ke UKS.

"Ga.. Kenapa diem?"

"Em.. Ee.. Em.. I-iya Ra, g-gue yang bawa lo kesini" ucap Erlangga ragu.

"Makasih, masih udah nolong aku" Zahra kembali tersenyum. Erlangga terpaku karena senyuman itu, seharusnya bukan dia yang mendapatkan senyuman itu tapi orang lain yang menolong Zahra. Erlangga merasa bersalah kepada orang yang sudah menolong Zahra.

"Ga.. Kamu gak masuk kelas?, ini udah lewat lho" ucap Zahra yang tadi sempat melirik ke arah jam dinding.

"Nggak Ra, gue disini aja. Males. " kata Erlangga.

Zahra menghela nafas panjang. "Kamu gak boleh gitu, kamu harus belajar yang rajin supaya orang tua kamu bangga Ga.." sarkas Zahra.

Erlangga memutar bola matanya malas. "Bego, ini tuh udah lewat Zahra, mau masuk juga percuma nanti dihukum, mending disini aja sekalian bolos" ujar Erlangga. Zahra menggeleng-gelengkan kepalanya. Erlangga ini, suka sekali membolos, pikirnya.

"Gue heran sama lo, kenapa setiap Liza dkk ngebully lo, lo selalu diam. Lo kalo mau nangis, nangis aja" ucap Erlangga.

Zahra menggeleng. "Nggak Ga, aku udah janji sama diri aku sendiri, kalo aku gak bakalan nangis gitu aja dihadapan orang lain. Kalau pun mau nangis, sebisa mungkin aku bakalan nangis sendirian" ucap Zahra.

Erlangga menaikan satu alisnya. "Kenapa?" tanya Erlangga.

"Huftt, dulu ada seseorang yang berpesan sama aku, gak boleh nangis, kalo aku nangis tandanya aku lemah. Semua orang akan berani jika aku lemah, maka dari itu aku gak boleh nangis. Aku harus tetap kuat agar semua orang takut sama aku" ucap Zahra dengan pandangan sendu.

"Siapa orang itu?,dan kemana dia?" tanya Erlangga.

"Dia Kakak aku, aku sama dia udah kepisah lama. 11 tahun kita berdua berpisah dan gak pernah saling ngasih kabar. Dia diadopsi sama orang lain, sementara aku tinggal di panti. Aku gak tau keadaan dia gimana, aku berharap semoga nasib dia gak sama seperti aku" jawab Zahra dengan mata berkaca-kaca.

Bersamaan dengan itu pintu UKS ditendang oleh seseorang. Sontak Zahra dan Erlangga kaget dan langsung menatap kearah pintu UKS.

Brakk

"ERLANGGA, gue udah bilang jangan ada yang nolongin cewe sialan itu. Lo budeg apa nggak huh!!" sentak Liza.

"Oh gue tau Liz, mungkin Erlangga masih suka kali sama tuh cewe sialan" sahut Tamara dari arah belakang bersama Rissa. Bukan hanya mereka bertiga saja, tapi juga ada Riko, Evan, dan Devan yang turut ikut.

"Lo apa-apa sih Liz. Zahra itu terluka gara-gara lo. Kepala dia berdarah, lo mau tanggung jawab terus dilaporin ke guru BK" ucap Erlangga dengan nada sedikit tinggi.

"Pokoknya gue gak mau kalo sampe ada yang nolongin tu cewek sialan. Gue gak peduli mau dilaporin ke guru BK, toh tinggal sogok aja pake duit, tutup mulut tuh guru BK" balas Liza.

"Aduh mending langsung tudep aja Liza, Rissa capek nih berdiri terus" sahut Rissa.

"Heh Er, kita disini bela-belain bolos cuma karena lo nolongin tu cewek sialan, lo gak ngehargain usaha kita apa" geram Riko.

"Bener tuh, eh.. Emang gitu?" bingung Rissa.

"Yaiya lah. Terus kita disini mau apa kalo bukan nemuin Erlangga" jawab Riko.

"Lebih baik lo berdua diem" sentak Liza. "Erlangga, gue gak mau tau, kalo sampe gue liat lo nolongin cewek sialan itu, lo bakal dapet akibatnya" ancam Liza.

Dari belakang Elvan menerobos masuk. Dia membisikkan sesuatu kepada Zahra.

"Jangan pernah libatin kembaran gue kedalam masalah lo sama Liza. Atau gue gak akan segan-segan buat lo lebih parah dari apa yang Liza lakuin. Jauhi Erlangga" bisik Elvan pada Zahra dengan tajam.

Setelah itu Elvan langsung menarik tangan Erlangga untuk keluar dari UKS, di ikuti Riko, dan Devan dari belakang. Sementara Liza dkk masih berada di ruang UKS.

Liza maju kedepan dan berdiri tepat disamping brankar Zahra. Dia menampar Zahra dengan kuat.

"Sekali lagi lo caper sama Erlangga atau yang lainnya, lo akan Terima balasannya. Lo itu gak pantes untuk ditolong, harusnya lo itu menderita bicth" ucap Liza.

Liza pergi meninggalkan ruang UKS di ikuti Tamara. Sedangkan Rissa masih berada di ruang UKS.

"Kenapa Zahra gak nangis?, harusnya Zahra nangis dong. Rissa jadi kasian sama Zahra, udah dibully, ditolak sama Elvan ditambah gak punya orang tua lagi, hahaha lucu banget sih hidupnya Zahra" kata Rissa.

"Makanya jangan caper sana sini, kena akibatnya kan. Kalo sampe Rissa liat Zahra caper lagi sama orang lain terutama sama Erlangga, Zahra bakal tau akibatnya" desis Rissa lalu pergi keluar dari UKS.

Zahra yang sedari tadi menunduk kini mengangkat kepalanya. Dia menatap nanar pintu UKS tersebut.

"Kenapa?, kenapa kamu berubah Rissa?. Kamu bukan Rissa yang aku kenal dulu, kamu bukan Rissa sahabat aku yang dulu, aku... Aku kecewa sama kamu Rissa" lirih Zahra.

***

Votenya dong jangan lupa!! Sertakan komen juga, tandai kalo ada typo biar aku langsung perbaiki




23 April 2022

SHE IS MY TWINS || Double Z [END]Where stories live. Discover now