- CHAPTER 14

4.6K 466 12
                                    

Halo Ayy:), aku mau curhat nie😢 jadi aku tuh selalu ngerasa insecure banget sama tulisanku ini, kayak ceritanya belum nge- feel gitu lho!! Terus masih banyak banget kosa kata yang salah, jadi kalo kalian nemu kosa kata yang salah tolong dikomen ya. Karena kan aku disini sebagai author pemula, jadi masih banyak kekurangannya😌

Terus menurut kalian ceritaku ini gimana? Bagus kah? Jelek kah? Atau kurang kah? Tolong kasih pendapatnya. Btw kalian dari kota mana aja nih?? Boleh dong kenalan😁, salken nama penaku Imzi dari kota serang banten, kalo kalian??

Okee, mari langsung aja ke alur ceritanya. Selamat membaca para reader's ku😚

14. Penyakit Erlangga

***
"Si Riko kemana sih tu bocah, heran gue sama dia, bisa-bisanya ngikut si nenek lampir beserta antek-anteknya" gerutu Erlangga yang kesal karena ditinggal oleh Riko.

Erlangga menyusuri lorong demi lorong sekolah untuk mencari Riko. Tak sengaja kakinya mengarahkan dia ke arah belakang sekolah.

Sayup-sayup dia mendengar suara tangisan seorang cewek. Karena rasa penasaran, akhirnya Erlangga memutuskan untuk mengecek sumber suara tersebut. Semakin dia mendekat semakin pula terdengar jelas suara tangisan itu, dan suaranya cukup familiar.

Erlangga mengintip dibalik tembok untuk melihat siapa yang sedang menangis dibelakang sekolah, saat melihat seseorang itu matanya membulat, tanpa basa-basi dia langsung melangkah mendekati orang tersebut.

"Zahra, lo kenapa? Kenapa bisa gini?" tanya Erlangga khawatir.

Zahra mendongakkan kepalanya. "Angga, hiks... Me-reka ja-hat, hiks... Ak-u salah ap-a? Hiks..." ucap Zahra dengan mata yang sudah memerah akibat menangis.

"Udah, udah. Lo tenang ya, ada gue disini, ayo gue anter lo ke UKS biar lo bisa ganti baju" Erlangga mendekap tubuh Zahra, dan membawanya pergi, tak peduli akan seragamnya yang ikut kotor.

Sesampainya di UKS, Erlangga langsung bertanya pada petugas yang berjaga disana. "Kak, baju ganti dimana ya?"

"Ada di laci sebelah sana dek, ambil aja" jawab petugas tersebut.

"Makasih Kak" Erlangga langsung mengambil baju ganti di laci, sementara Zahra sudah dibawa oleh petugas UKS untuk dibersihkan.

"Ra, gue taro baju gantinya disini ya? Gue tunggu diluar" ucap Erlangga yang menaruh baju ganti tersebut diatas brankar, lalu dia keluar dari UKS.

15 menit Zahra sudah rapih kembali. Dari ujung kepala sampai ujung kaki sudah bersih, ya walaupun masih ada sedikit noda yang sulit dibersihkan. "Udah beres Ra?" tanya Erlangga yang melihat Zahra sudah keluar dari UKS.

Zahra mengangguk. "Udah Ga."

"Syukur deh, eh iya... Kenapa lo bisa kotor kayak gitu?" tanya Erlangga penasaran.

"Em... Kayak biasa Ga, tapi aku gak papa kok, kamu gak usah khawatir" jawab Zahra.

"Gimana gue gak khawatir, keadaan lo aja kayak gitu tadi, ya jelas gue khawatir lah Ra" ucap Erlangga sedikit kesal. "Gue harus kasih pelajaran sama tuh nenek lampir dan antek-anteknya, terus juga bisa-bisanya si Riko ikut-ikutan." Erlangga meraup wajahnya dengan kasar.

"Udah Angga, gak papa kok. Kamu jangan bales ih, nanti Liza tambah gak suka sama aku" ujar Zahra.

"Iya tapi... Zahra, masalahnya tu nenek lampir gak ada habis-habisnya bully lo."

"Gak papa, udah kamu gak usah marah. Em... Buat yang tadi makasih ya Angga" ucap Zahra tersenyum manis, membuat hati Erlangga menghangat dan semburat merah muncul di kedua pipinya.

"Em... Sama-sama" balas Erlangga sembari memalingkan wajahnya karena merasa salting.

"Kenapa Ga? Muka kamu kok merah sih?" tanya Zahra yang memajukan wajahnya didepan wajah Erlangga.

Hati Erlangga semakin berdebar-debar. Rona merah di wajahnya juga semakin merah padam. "Ng-gak, gu-e, gak papa kok" gelengnya cepat.

"Beneran? Tapi kamu kayakー" Zahra menjeda kalimatnya.

"Ka-yak ap-a?"

"Kayak... Lagi salting, hihihi" bisik Zahra pada telinga Erlangga dengan terkikik geli.

"L-lo ta-u? Lo belajar da-ri mana?" tanya Erlangga. Sepertinya Zahra sudah tidak sepolos dulu lagi, pikir cowok itu.

"Dari Elvan, kemaren Elvan bilang sama aku" jawaban Zahra membuat Erlangga mendatarkan wajahnya, ia tidak jadi salting setelah mendengar nama kembarannya disebut. Menurutnya kembarannya itu terlalu munafik.

Saat sedang kesal karena Zahra menyebut nama Elvan, tiba-tiba saja ia merasa mual dan muntah yang luar biasa, wajahnya pucat pasi. Erlangga memegangi perutnya yang bergejolak hebat. "Ra, gu-e, per-gi dul-u. Huwekk" pamit Erlangga. Laki-laki itu pergi meninggalkan Zahra dengan keadaan kebingungan.

"Angga kenapa? Kok mual, apa aku masih bau ya?" monolognya sendiri.

Erlangga berlari menuju toilet. Saat sudah sampai di toilet, buku-buru ia masuk kedalamnya dan mengeluarkan semua isi perutnya.

"Huwekk, huwekk... Sstss, penyakit sialan. Bangsat, huwekk" umpatnya.

Cowok itu meremas bagian perutnya yang masih bergejolak. "Bisa gak sih, jangan kambuh disekolah" ucapnya dengan napas yang tercekat.

"Aarrgghh... Bangsat, huwekk... Huwekk... Huwekk" napasnya terengah-engah, wajahnya semakin pucat pasi, Erlangga tak mampu berdiri, ia berpegangan pada dinding toilet.

"Tung-gu, jangan sek-arang. Beri gu-e waktu Tuh-an, gu-e mau ngebaha-gian ora-ng-orang yang gu-e sayang" mata cowok itu terpejam erat sembari menahan sakit.

"Penya-kit bangsat. Aarrghh, ma-af selama ini gu-e udah bo-hong sama lo Van, penya-kit gu-e bukan penya-kit Mag kronis, tap-ii... Aarrghh penya-kit ga-gal gin-jal, stadium akh-ir" Erlangga menggeram kesakitan.

Air matanya meluruh, membasahi rahang pipinya. Cowok itu tak kuat menahan rasa sakit yang luar biasa. Selama ini, dia hanya mampu menyembunyikan penyakitnya dari keluarganya bahkan teman-temannya, yang tahu hanya Elvan, itupun Erlangga berbohong pada Elvan, dia mengatakan bahwa penyakitnya adalah penyakit Mag kronis. Tapi sebenarnya adalah gagal ginjal stadium akhir.

Kesedaran Erlangga mulai mengabur. Cowok itu perlahan-lahan pingsan didalam toilet dengan keadaan yang berantakan.

***

Haloo, gimana sama chapter ini? Ada yang menarik? Terus mungkin ada pesan untuk Zahra? Erlangga? Liza, Tamara, Rissa dan Riko mungkin? Kalo ada silakan komen ya!!

Entah kenapa, semangat aku buat lanjut nulis jadi bangkit lagi Ayy😖❤, berarti kalian beruntung banget... Yang tadinya up 2X jadi 3X. Eh iya aku juga mau nanya sama kalian yang sama-sama jadi author, kalian kalo nulis cerita tuh sambil dengerin lagu gak sih? Kalo aku sih iya, soalnya kalo gak sambil dengerin lagu, otak aku tu gak bisa berpikir. Jadi mood aku tu bangkit karena ya itu nulisnya sambil dengerin lagu, kadang juga sambil nyemil😁

Jangan lupa VOTE, KOMEN, dan FOLLOW akun authornya. Tambahkan cerita ini ke Reading List kalian yukk, share juga cerita ini ke teman-teman kalian jika cerita ini seru menurut kalian semua.

Terima kasih buat yang udah VOTE, KOMEN dan FOLLOW, sayang kalian banyak-banyak😚

See you again ~

26 Mei 2022

SHE IS MY TWINS || Double Z [END]Where stories live. Discover now