Prolog

67 16 3
                                    

"..." = percakapan
[...] = monolog
{...} = translate bahasa Prancis
*(...) =translate bahasa Jepang

Setelah 2 jam kota Osaka diguyur hujan yang cukup lebat dan disinilah aku   berjalan ditrotoar yang basah di hari yang menjelang malam ini.

Suasana kota Osaka yang sejuk serta padat begitu indah dengan cahaya pertokoan dan gedung gedungnya ditambah lampu kendaraan yang berlalu lalang.

Walaupun ini sudah memasuki awal musim semi tapi tetap saja hawa dingin yang masih membekas dari musim sebelumnya ditambah keadaan habis hujan membuatku mengigil. Salahku juga memakai jaket yang cukup tipis.

Dari jarak jauh aku melihat seorang gadis berambut cerah berlari kearahku.

[Berlari-lari setelah hujan ditambah tidak memakai sandal maupun jaket, apa kulitnya tidak mati rasa?]

Belum habis memikirkan itu semua
dengan cepat ia menarikku kecelah bangunan disebelahku,aku dapat mendengar nafasnya tersengal mungkin karena terlalu banyak berlari.
Ia terus memotong jarak diantara kami dan aku bisa merasakan sentuhan kulitnya.

[Sial adengan ini mirip sekali dengan situasi yang ada di manga shoujo!!]

[Yang dimana setelah ini si perempuan akan melakukan... Owaah tidak boleh!!]

Aku menepis semua pikiran kotor yang merasuki isi kepalaku, ini benar benar salah si baka imoutou itu awas saja ia sudah mencuci pikiranku dengan sesuatu yang berbau cabul.*(Imoutou berarti adik perempuan).

Tak.. Tak.. Tak. Tak..
Terdengar suara beberapa orang yang berlari kearah mereka yang tiba tiba si gadis berkata dengan lirih"tolong.. Mereka datang.. ".

[Aku tidak tau kenapa tapi hatiku terasa tersayat karena ucapan lirih itu].
[Mana mungkin aku bisa membiarkannya begitu saja]

[Sepertinya tidak ada cara lain rupanya ya], karena pikirannya sudah buntu, tidak mendapat ide. Maka ia langsung memutarkan badannya dan berbalik membawa gadis itu di belakang punggungnya karena ia lebih tinggi sedikit dari gadis itu. Sekelompok orang berhenti didepan celah bangunan mereka beruntungnya ia karena ini waktu senja jadi keadaaan mulai gelap.

Para pengejar itu berhenti persis diantara celah bangunan, mereka celingukan mengedarkan pandangannya disana sini sedangkan posisi kami itu lebih masuk ke bagian yang sudah gelap jadi kecil kemungkinan akan ketahuan.

"Kemana larinya gadis itu? Awas saja jika berhasil kutemukan, pasti akan aku patahkan kakinya agar ia tidak bisa lari lagi dan menyeretnya kembali"ujar salah satu orang yang mengejar gadis itu sambil melihat sekitarnya dan pergi untuk mencari gadis itu lagi.

"Fuuh... Sepertinya gerombolan itu sudah pergi"

Tapi yang diajak berbicara tetap memegangi jaketku dengan erat.
"Ano.. Kau boleh melepaskan ku?" Tidak ada balasan yang diterima nya.

"Hey ayolah diluar ini dingin ditambah kau tidak memakai baju tebal kau bisa masuk angin"aku berkata sekali lagi setelah perkataan yang tadi mungkin dihiraukan olehnya.

Seperti tersadar akan sesuatu gadis itu langsung melepaskan jaket yang ia pegang dengan erat tadi dan mundur beberapa langkah.
" Gomen... Aku tidak bermaksud".*(Gomen berarti maaf).

" Tidak apa itu wajar karena aku melihatmu sangat ketakutan"

"Sekarang kita ada disamping bangunan apartemen ku tinggal, aku akan membawamu kedalam karena tidak mungkin membiarkan mu kedinginan ditambah kakimu terluka begini"

"Baik"ujar gadis itu dan aku membawanya masuk ke apartemen.

Setelah menaiki lift sampai lantai 9 tibalah kami pada Ruang apartemenku yang merupakan hadiah ulang tahun ku yang ke-16 dari ayah. Lagi pula walaupun aku tinggal sendiri tapi ruangan apartemen ku itu bersih karena aku bukan cowok jorok yang suka membuang berbagai macam hal sembarangan dan akhirnya menumpuk sampah.

Aku membawanya masuk kedalam dan menuntunnya menuju kamarku dan aku menidurkannya pada ranjang sambil mengobati beberapa luka memar pada lututnya.

[Kalau dilihat dari lukanya, mungkin ia terjatuh saat berlari tadi lagi pula jalanan yang basah pasti licin]. Menyudahi memperhatikan luka dikaki gadis itu ia mencoba membuka pembicaraan.

"Setelah ini kau boleh mandi untuk membersihkan tubuhmu aku akan mengambilkan stel baju untuk kau pakai sementara" Setelah menyerahkan stel baju yang dikira muat maka turun kebawah.

Aku memutuskan untuk pergi ke dapur, membuat makanan hangat untuk ia makan, walaupun hanya bisa memasak makanan instant itu sudah lebih dari cukup bagi seorang cowok meskipun itu hanya memasak air panas dan menyeduh sesuatu.

[Ramen atau bubur ya?]

[Sial dua duanya enak!!] Batin ku berteriak histeris untuk menentukan pilihan makanan untuk si gadis yang mungkin kedinginan itu.

[Apa aku berpikir ia kedinginan?]

[Ditambah apartemen ini hanya ada aku dan gadis itu...]

[Itu artinya....]. Dalam keadaan bimbang pikiranku menjadi kacau sehingga terlintas sesuatu yang aneh.

[Uwooh... Aku benci pikiranku dasar baka imoutou ia benar benar mencuci otakku dengan pemikiran bejat otaku nya].Aku berusaha menghancurkan pemikiran kotor semacam itu dari kepala tapi entah kenapa saat ini itu seperti mustahil.

[Baiklah ramen saja kalau begitu, ia memiliki kuah untuk menghangatkan dan juga ini porsi untuk menganjal perut]. Setelah itu aku mulai memasak ramen instant didapur.

Tok tok tok...
"Boleh aku masuk?"

"Ya masuk saja aku sudah berganti pakaian" Terdengar jawaban dari dalam.

Aku memasuki ruangan dengan nampan berisi ramen serta gelas air putih.
Memang benar dia sudah berganti pakaian dan sekarang memakai pakaianku dengan baju unislo dan celana selutut.

"Ini kau harus memakannya karena pasti perutmu tidak di isi apapun sejak pagi"

Yang teryata perkiraannya tepat sasaran saat mengetahui si gadis belum makan apa apa dari siang.

"Jangan lupa kau habiskan ramennya sebelum menjadi bengkak kalau sudah aku menunggu mu dibawah, oke" Aku berkata sambil kembali menutup pintu kamar.

"Même si je suis un étranger, tu me traites bien"
{Walaupun aku ini orang asing tapi kau memperlakukanku dengan baik}. Ia bergumam dengan bahasa Prancis sambil mengekspresikan perasaannya.

[Arigatou kami-sama, kau telah mempertemukanku dengan orang baik sepertinya].Setelah berkata itu ia memulai memakan ramennya.

Wish YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang