09 | Us

158 29 4
                                    

"Nara adalah mantan kekasih Heeseung."

Bagai di sambar petir di teriknya siang, wanita yang kini menyandang marga Lee itu spontan mematung di tempatnya. Kalimat Ryujin benar-benar membuat Jihyun terkejut dan hampir tidak percaya. Rasanya sangat kesal dan menyesakkan, bahkan wanita itu merasa jika waktunya untuk lelaki yang menjadi suaminya itu telah habis, pernikahan yang dia pertahankan selama 10 tahun akan hancur karena datangnya sebuah masa lalu.

"Eonni, kau baik-baik saja?"

"Iya."

Ryujin menatap Jihyun, dia bisa melihat dari balik hitam coklat bening itu, ada sebuah perasaan tersakiti. Ryujin tahu Jihyun berusaha menampik perasaan itu sekuat tenaga, namun bagaimanapun Jihyun tak akan pernah bisa berbohong. 

"Aku tahu kau berbohong." Gumam Ryujin.

"Aku akan mengakhiri semuanya, ini keputusanku."

Ryujin mengernyit, "Bagaimana dengan anak-anakmu nanti?"

"Aku akan mengurusnya, semoga hak asuh anak jatuh kepadaku."

"Semoga saja."

Ponsel milik Jihyun yang bergetar dan karena benda itu diletakkan diatas meja, bunyinya menjadi keras dan cukup untuk menarik perhatian keduanya. Jihyun yang tengah kacau pikirannya, mendecak kesal. Mengambil ponselnya dan mengangkatnya tanpa basa-basi.

"Iya, siapa?"

Jihyun berteriak dan Ryujin sempat ikut berjengit karena Jihyun terlihat seterkejut itu. Wajahnya mendadak pucat pasi, dan Ryujin tak pernah melihat Jihyun secemas ini sebelumnya.

"K-kenapa?"

◆◇

Sejak turun dari mobil hingga menyusuri sepanjang koridor rumah sakit, wanita berambut panjang itu terus berlari memanggil Jiyoung seperti orang gila, tak memedulikan berbagai tatapan para penghuni rumah sakit di kala itu. Ryujin di belakangnya hanya bisa mengejar sembari sesekali menyerukan Jihyun.

Jihyun berteriak semakin histeris ketika melihat Heeseung dan Nara yang berdiri dengan gelisah di depan pintu utama area operasi. Jihyun menubruk tubuh suaminya, mengguncangkan tubuh Heeseung sembari menangis keras.

"J-Jihyun?"

"JIYOUNG MANA?!! teriak Jihyun. "MANA ANAKKU?!" "HEESEUNG-AH, JIYOUNG BAIK-BAIK SAJA KAN?!"

"Tenanglah dulu, Jiyoung pergi dari rumah tanpa berpamitan dan dia mengalami kecelakaan di jalan yang membuat pergelangan kakinya harus di operasi karena mengalami patah tulang yang cukup hebat dan dia juga mengalami perdarahan yang cukup hebat."  Nara menyahut dengan nada pelan.

"Jiyoung..." Wanita itu merintih, beralih menghampiri pintu kaca besar, "Jiyoung-ya..." erangnya terdengar begitu pilu, nyaris tak terdengar.

"Jihyun-ya." Heeseung menghampirinya, berjongkok di samping wanita itu, memeluk bahunya. "Jiyoung akan baik-baik saja." pelannya.

Nara memutar bola matanya saat melihat keduanya, gadis itu menghela napasnya. "Aku pulang dulu, harus istirahat." ujarnya lalu berjalan meninggalkan Heeseung dan Jihyun.

Jihyun menatap punggung Nara yang semakin menjauh, Bahkan Jihyun sudah sangat tidak mempercayai Nara. Bagaimana bisa gadis itu pergi di saat Jiyoung sedang dalam keadaan seperti ini? Sementara itu Ryujin yang berada di tempat itu turut bergegas pergi untuk mengikuti Nara.

"Hei!" panggil Ryujin namun Nara sama sekali tak menoleh.

"Nara-ya!" teriak Ryujin sembari menarik bahu Nara.

DECEMBER | Lee Heeseung [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang