21 - Kiss Me (M)

7.3K 627 51
                                    

ada part 🌚🌚🌚 nya jadi yang gasuka boleh skip yaaa 🤣

LISA POV

"Ini tehnya, baby." aku menaruh secangkir teh panas di atas meja. Namun Jennie tidak bersuara. Hanya fokus pada ponselnya.

Kami berada di rumah Jennie. Tadi aku tidak jadi latihan dance karena menghindari Nayeon, aku menemani Jennie latihan Cheerleaders di lapangan basket dan seperti biasa Luda menghampiriku setelah itu. Namun kali ini aku tidak meresponnya seperti kemarin. Aku tidak ingin melihat Jennie lebih marah padaku. Apalagi aku sudah menjadi kekasihnya sekarang.

Astaga, aku kekasih Jennie Kim sekarang? Hihihihi

"Ini sudah hampir jam enam sore tapi kenapa Eomma belum pulang?" aku berusaha mencari topik. Sebenarnya Eomma Jennie terkadang juga pulang pukul tujuh malam. Hanya saja daripada tidak ada obrolan, lebih baik aku mengada-ngada. Karena mood Jennie yang terlihat tidak menyenangkan semenjak kedatangan Nayeon ke kantin tadi.

Dia masih diam seribu bahasa. Sebenarnya kenapa dia ini? Aku tidak melakukan apa-apa di kantin. Bahkan tidak banyak berbicara juga dengan Luda. Seharusnya dia marah pada Nayeon atau Luda, bukan padaku. Dia tidak bisa seenaknya merajuk padaku begitu saja. Aku menemaninya dan dia bisa-bisanya mengacuhkanku begitu saja. Aku juga bisa marah padanya. Lihat saja!

"Baby? Kau marah padaku?" ucapku sambil melihatnya yang masih fokus menatap ponsel.

"Tidak." akhirnya dia bersuara.

"Lalu kenapa kau mendiamiku?" tanyaku lagi. Dia menaruh ponselnya dan menarik nafas dalam-dalam. Kemudian menatapku tajam. Aku tidak jadi marah padanya jika tatapannya mengerikan seperti ini.

"Kenapa kau tidak pulang saja?" ucapnya dengan nada datar.

Aku mengerutkan keningku, "Kau mengusirku?"

Aku merasa sakit hati karena selama sepuluh tahun kita bersama menjadi teman baik dia tidak pernah menyuruhku pergi. Namun baru saja satu hari kami berpacaran, dia bisa-bisanya mengusirku.

"Aku hanya ingin sendiri, Lisa. Dan aku rasa aku harus memikirkannya lagi." kali ini dia berkata tanpa menatapku, memalingkan wajahnya dan melihat ke arah lain.

"Memikirkan apa?" aku semakin bingung.

"Memikirkan lagi apakah kita perlu melanjutkan ini atau tidak." dia berkata. Dan aku tahu kemana arah pembicaraannya.

Aku tersenyum miring, "Jadi kau menyerah secepat ini? Kau tidak mendengarkan apa kata-kataku? Kau meragukan apa yang sudah aku janjikan padamu?"

Dia memejamkan matanya dan membukanya lagi kemudian berbicara dengan kesal, "Tapi aku tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nayeon atau Luda sekalipun, Lisa! Kau salah jika memilih aku!"

"Aku salah memilihmu? Siapa yang boleh menghakimi aku atas apa yang aku pilih? Bahkan jika kau sendiri yang mengatakannya, kau tidak berhak, Jennie." aku berbicara sambil mengatupkan rahangku karena menahan amarahku.

Jennie mengusap wajahnya dengan kasar, "Tapi aku tidak pantas untukmu. Aku tidak memiliki seorang ayah. Aku dan ibuku tidak memiliki apapun kecuali rumah kecil ini. Aku tidak pintar. Bahkan beasiswaku saja tidak bisa kumiliki jika bukan karenamu. Aku selalu mencontekmu, kau sadar itu. Aku tidak memiliki apa-apa. Aku tidak pantas untukmu, Lisa. Aku tidak sebanding."

"Kau memiliki aku. Kau memiliki cintaku selama sepuluh tahun ini dan akan terus berjalan sampai kapanpun. Apa itu tidak cukup menurutmu?" aku mencengkram leher kemejanya.

Kali ini aku melihatnya menangis dan itu membuatku sakit. Aku tidak tahu jika dia akan berpikiran sesempit ini.

Aku melepaskan cengkramanku, dan perlahan memeluknya. Begitu kepalanya bersandar di dadaku, tangisannya pecah.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang