37 - Car (M)

7.1K 565 120
                                    

JENNIE POV

Aku baru selesai sarapan bersama Eomma dan suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar. Biasanya Lisa akan mengirimkanku pesan dulu atau setidaknya dia menelfonku jika sudah di depan. Tapi ini dia langsung mengetuk. Aku pikir dia terburu-buru.

Aku langsung berpamitan pada Eomma. Memeluknya dahulu dan menciumnya. Sebelum aku mengenal Lisa, Eomma tidak pernah meminta ciuman. Tapi semenjak Lisa selalu mencium Eomma, Eomma selalu meminta ciuman itu dariku.

Aku berjalan perlahan menggunakan tongkatku. Lalu aku membuka kunci dan pintunya. Senyumanku yang sudah kusiapkan tiba-tiba lenyap karena seseorang yang berada di depanku ini bukan Lisa.

"Em, Deb?" aku tidak tahu harus bereaksi apa.

"Morning, Jennie." dan aku membeku ketika dia langsung mencium pipiku.

Keterkejutanku tidak di respon baik oleh Deb, dia malah tersenyum seperti tidak ada yang salah atas tindakannya.

"Sudah siap?" tanyanya padaku.

Aku benar-benar tidak bisa berkata-kata. Kekesalanku bertambah ketika dia tidak menunggu jawabanku melainkan beusaha menarikku dan memapahku.

"Stop, Deb!" aku menarik lengannya yang dia sentuh.

Dia menaikan alisnya, "What's wrong, Jen?" benar-benar tidak tahu malu.

Sebelum aku mengeluarkan kekesalanku pada Deb suara pagar terdengar dan Lisa mencoba masuk. Dengan tatapan datarnya yang tidak dia lepaskan kepada Deb.

"Ada keperluan apa kau disini?" tanya Lisa dengan suara beratnya.

"Aku ingin mengantar, Jennie. Dan bukan urusanmu." jawabnya cuek.

Apakah kepalanya terbentur? Bukankah kemarin aku sudah menghubunginya bahwa aku tidak perlu di antar jemput lagi olehnya karena Lisa sudah bersamaku.

"Kau lupa aku adalah pacar Jennie?" Lisa mendekatkan tubuhnya pada Deb. Lisa yang sangat tinggi membuat Deb agak mendongkak untuk menatap Lisa.

Sebenarnya ini posisi yang lucu, namun aku harus mengigit bibir bawahku agar tidak tertawa.

"Aku datang kesini lebih dulu. Jadi aku yang berhak untuk mengantar Jennie." balasnya lagi dengan tanpa rasa besalah sama sekali.

Lisa tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya, "Inilah penyebab seseorang keluar rumah tanpa mencuci mukanya. Dia akan terus bermimpi."

"What the fuck!" Deb langsung mencengrkram kerah kemeja Lisa.

Hari ini Lisa menggunakan kemeja flannel berwarna hijau tua dan hitam. Kekasihku terlihat sangat menawan walau hannya dengan kemeja sederhananya.

"Lepaskan tangan kotormu." Lisa berbisik dan aku tidak bisa hanya tinggal diam.

Aku mendekati keduanya dan berbicara pada Deb, "Deb, ini masih pagi. Jangan membuat masalah, please."

Dia langsung melapaskan cengramannya dari kerah Lisa. Lisa sengaja membuat kedua lengannya seperti membersihkan kemeja flannelnya. Deb semakin terlihat murka.

"Aku sudah bicara padamu kemarin bahwa kau tidak perlu menjemputku. Lisa akan melakukan semuanya sekarang. Jadi aku mohon jangan buang waktumu sekarang. Kau boleh pergi lebih dulu, Deb" tuturku pada Deb. Dia hanya menampilkan wajah emosinya.

Deb pergi dengan mendengus kesal. Dan dia menubruk bahu kekasihku. Apa dia sudah gila? Dimana attitudenya? Aku tidak tahu jika aku berteman dengan orang seperti dia.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang