part 21

1.4K 207 34
                                    


Terlihat Jisoo berlari di depan rumah sakit, tergambar jelas kecemasan besar diraut mukanya. Setelah melihat berita yang di tayangkan televisi, memberitahukan bahwa pesawat penerbangan Paris menuju Korea telah terjadi kesalahan teknis, mengakibatkan laju pesawat tidak terkendali. Membuat pesawat jatuh, memakan banyak korban jiwa dan ada sebagian tubuh masih belum bisa ditemukan.

Bagiamana tidak cemas? Jisoo mengetahui kalau Krystal naik pesawat penerbangan tersebut. Tanpa banyak pikir, Jisoo segera melancur ke rumah sakit dan berharap Krystal baik-baik saja. Dia sangat takut kalau dari banyak mayat itu adalah Krystal salah satunya.

"Aku mohon jangan." Pinta Jisoo memperhatikan tiap kali mobil ambulans datang dengan membawa mayat ataupun orang terluka parah.

"Semalam aku masih bisa mendengar suaramu, aku mohon." Jisoo berjalan mendekati mobil ambulans yang satunya lagi.

Semalam Karina sedang melakukan panggilan video tapi Jisoo tidak ikut bergabung karena masih mengantuk tapi telinganya masih bisa mendengar suara Krystal yang sedang berbicara dengan Karina. Dan dari disini juga Jisoo mengetahui kalau Krystal akan pulang besok.

"Sial." Rutuknya kediri sendiri. Tumbuh penyesalan dalam dirinya karena sudah bersikap acuh pada Krystal.

"Aku tidak bisa menemukannya." Jisoo menutup matanya menggunakan satu tangan.

Ia terlihat putus asa tidak menemukan sosok Krystal disana. Pikiran buruk terlintas dibenak Jisoo, kalau mereka tidak dapat menemukan keberadaan Krystal. Jisoo sangat takut tidak bisa lagi melihat ataupun bertemu dengan Krystal.

"Maafkan aku."

Saat mengatakan kata maaf, air mata sedari tadi ia tahan keluar. Dia menangis sembari mengigit keras bibir bawahnya berguna merendam tangisan supaya tidak didengar orang.

"Sialan.. Sialan.."

Satu mobil ambulans lewat didepan Jisoo, dia mengajar mobil tersebut. Ingin mencari tahu siapa yang berada didalam mobil itu dan jangan sampai mereka benar-benar tidak bisa menemukan tubuh Krystal.

"Krys.. Krystal.."

Jisoo berdiri mematung begitu petugas ambulans mengeluarkan Krystal dari dalam mobil. Tubuh itu memanglah tubuh Krystal, Jisoo tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Dia merasa lega mereka berhasil menemukan Krystal dan membawanya kerumah sakit. Namun yang membuat Jisoo semakin menangis adalah luka dikepala Krystal dan bagian tubuh lainnya yang terdapat luka.

"Krystal... Kau bisa mendengarku?!" Teriak Jisoo bercampur rasa takutnya.

"Minggir! Aku mengenalnya." Kata Jisoo dikala orang-orang menghalanginya untuk mendekat.

"Krystal!"

Jisoo terus berteriak dengan harapan Krystal bisa mendengarnya dan melihat keberadaannya. Sialnya petugas sana melarang Jisoo untuk mendekat entah karena alasan apa. Hal ini membuat Jisoo frustasi dan marah, ia begitu mencemaskan Krystal.

"Aku disini! Kau akan baik-baik saja. Jangan takut." Ujar Jisoo membelah kerumunan.

Dia mengatakan pada Krystal untuk jangan takut, tapi dia sendiri yang merasa takut. Takut akan pikiran buruknya dan takut bila Krystal tidak bisa diselamatkan. Jisoo merasa sakit melihat luka dikepala Krystal, meskipun ia tidak mengerti dengan medis namun ia tahu kalau luka itu bukanlah luka biasa.

"Kau harus bertahan."

"Krystal kau bisa mendengarku?"

"Jangan membuatku takut!"

Jisoo mendesak masuk dan mengikuti kemana Krystal dibawa oleh petugas rumah sakit. Krystal mendengar suara Jisoo dan melihat Jisoo yang mencemaskannya tapi ia tidak bisa membuka suaranya karena rasa sakit yang di derita. Krystal sangat ingin meminta Jisoo untuk jangan menangis. Tangisan Jisoo bagaikan silet yang menyakiti tiap inci bagian tubuhnya, sungguh sakit.

Love Me Like You Do Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang