14.🥀

513 87 2
                                    

2 minggu setelah kepulangan, Sunghoon masih sulit tidur, terkadang tiba-tiba menangis, ketakutan. Tapi Jake dengan sabar menenangkan si pemuda Park.

Karina mengirimkan hasil pemeriksaan Sunghoon yang selama ini ia simpan, karena tau keadaan sang adik sama-sama sedang tidak baik. Emosi nya masih belum bisa terkontrol, masih memiliki banyak tugas kuliah, harus menenangkan Sunghoon yang tiba-tiba gelisah, dan pastinya Jake kelelahan.

Ia sendiri yang mengantarkan nya sebelum pergi ke Rumah Sakit dan pergi setelah memastikan keadaan Jake cukup baik.

Di ruang TV dengan laptop menyala, Jake membuka hasil pemeriksaan sahabatnya. Tubuhnya terasa kaku saat melihat sebuah kata, meskipun tau itu akan ada.

Cepat-cepat ia masukkan kembali dan disembunyikan dalam buku, saat Sunghoon datang dengan sebuah ice cream yang dibelikan Minhee.

"Jakeu, gambarnya kucing." Sunghoon menunjukkan makanan nya. "Kau mau?"

Jake menggeleng pelan. "Kau saja yang makan." Dilanjutkan nya tugas yang sempat tertinggal, dengan fokus nya bukan pada tugas kuliah.

Handphone Jake tiba-tiba berdering, menampilkan nama kakak kandung nya.

"Jake-ya, eomma Irene dan appa sudah bercerai."

"Lalu?"

"Akan kau apakan Kyel dan mereka?"

Ia melirik ke samping, Sunghoon sedang tenang memakan ice cream nya. "Yang penting bukan membawa mereka pada polisi."

"Jake—"

"Hyung! Urusan ku dengan mereka masih belum selesai."

"Baiklah, terserah kau saja. Aku akan datang membawa makanan yang di buat baba."

"Gomawo."

Yeonjun hanya berdeham, lalu telepon dimatikan yang lebih tua.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sunghoon sudah tidur sebelum jam 9, tapi Jake masih terjaga di ruang TV. Dan teman-teman nya tiba-tiba menelepon.

"Jake, kapan kau berkuliah? Kalau kau masih belum masuk, kau akan dikeluarkan."  Tanya Jay.

"Jay benar." Ujar Leo menyetujui.

"Lalu siapa yang menjaga Sunghoon?"

"Setau ku Minhee dan Gaeul memiliki jadwal siang. Besok jadwal mu dengan ku sama, hanya sampai siang."  Ujar Jay.

"Meskipun Sunghoon masih sedikit takut dengan teman-teman nya, ini hanya  beberapa jam. Kau hanya perlu memberi pengertian." Ujar Ni-Ki.

"Aku akan bicara padanya besok."

"Jake." Panggil Taehyun tiba-tiba. "Ini penting, tapi kau harus bisa mengatur emosi mu."

"Apa?"

"Seorang mahasiswa dari fakultas hukum, terlibat dalam pemerkosaan Sunghoon." Taehyun memelankan kata-kata terakhir nya. "Aku sudah mengirim rekaman nya ke grup."

Karena ia melakukan video call dengan laptop, cepat-cepat ia hidupkan handphone nya dan membuka aplikasi KakaoTalk.

"Syukurlah aku tidak tertangkap seperti mereka, Shim sialan itu pun tidak curiga."

"Ah, aku lupa, dia sedang sibuk mengurusi sahabat malang nya."

Video nya langsung ia hentikan. Jay, Taehyun, Leo dan Ni-Ki sudah bersiap-siap jika Jake tiba-tiba tidak bisa mengontrol emosi nya. Semoga saja bisa, Jake masih di apartemen Sunghoon.

"Aku akan berkuliah besok." Jake mematikan teleponnya. Ia menahan teriakan kekesalan dan frustasi nya.

Jake menerima Sunghoon apa ada nya, tapi bagaimana Sunghoon sendiri? Apa dia bisa menerima kehidupan nya sekarang? Apa dia akan mau dengan nya?

To be continued….

[✓] White Rose || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang