7.🌹

540 91 3
                                    

Jake tiba-tiba mendapatkan kabar dari salah satu dosennya jika ia terpilih untuk melakukan pertukaran mahasiswa. Cukup mencurigakan karena tiba-tiba dan sebelumnya tidak ada pemberitahuan.

Jay juga terpilih, tapi belum menjawab karena menunggu temannya itu.

"Kau akan melakukan pertukaran mahasiswa?" Tanya Taehyung saat makan malam.

Jake belum menjawab, ia lebih melanjutkan makan nya.

"Jake Sim."

"Tidak tau."

"Kau harus menerima nya, jika perlu appa pindahkan kau ke Amerika."

Ia menghentikan acara makan nya. "Aku yang menjalani, jangan mengatur." Ditinggal kan nya ruang makan, pergi ke kamar dengan langkah kesal.

Taehyung hanya melirik sejenak, lalu melanjutkan makannya tanpa memikirkan sang putra bungsu.

Sunghoon menatap sahabatnya yang diam sepanjang hari, dan terlihat tanda-tanda akan menginap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon menatap sahabatnya yang diam sepanjang hari, dan terlihat tanda-tanda akan menginap. Karena jam yang menunjukkan pukul 9 malam, tapi Jake belum bangun dari sofa sama sekali.

"Kau bertengkar lagi dengan ayah mu? Karena apa?" Tanya nya dengan hati-hati.

Jake langsung mendudukkan diri. "Appa terus mengalir agar aku menerima itu." Ujarnya dengan malas.

Sunghoon mengangguk paham. "Ayah mu benar, itu bisa memberi pengalaman untuk mu. Kenapa kau tidak terima saja?" Tanya nya lagi.

Si pemuda Shim mendengus kesal. "Lalu kau bagaimana? Aku tidak bisa menjaga mu nanti."

Sunghoon menghela nafas lelah. "Jake, aku sudah besar, sebentar lagi ulang tahun ku ke 23. Hanya satu semester, bukan? Sekarang pikirkan dirimu dulu."

"Tapi-"

"Tidak ada tapi tapi, aku yang akan mengatakan jika kau menerima." Potong Sunghoon final. "Sebelum kembali, kau harus membelikan oleh-oleh untuk ku. Janji?"

Jake hanya diam, ia masih tidak yakin untuk pergi. Apalagi setelah yang Sunghoon alami saat dirinya di Australia, ia tidak mau sesuatu terjadi lagi pada Sunghoon.

Satu hari sebelum keberangkatan, Jake mengajak Sunghoon jalan-jalan dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hari sebelum keberangkatan, Jake mengajak Sunghoon jalan-jalan dahulu. Sepanjang minggu ia habiskan bersama Sunghoon.

Tujuan awal adalah mall, membelikan apapun yang diinginkan si pemuda Park. Entah itu pakaian, skincare, buku, ataupun mainan. Untuk kali ini juga ia biarkan Sunghoon memakan ice cream.

"Jake, kita pergi ke taman bagaimana?"

"Baiklah kalau kau mau."

Jake langsung menuruti keinginan teman masa kecilnya, ia memilih pergi ke taman yang saat kecil didatangi nya bersama Sunghoon. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore.

Dengan senang Sunghoon keluar dari mobil, ia berlarian, berputar-putar sekitaran mobil. "Dulu, kita pergi ke sini untuk piknik. Bersama appa, popa, dan Wonyoungie." Ia berujar sembari berjalan menghampiri si pemuda Shim.

Jake mengusap keringat di wajah Sunghoon, merapihkan rambutnya, lalu memberikan sebotol air mineral. "Jangan sedih."

"Siapa yang sedih? Aku hanya mengatakan ingatan yang tidak ku lupakan." Ujar Sunghoon kesal.

"Apa aku harus percaya?"

"Jake!!"

"Aku tidak percaya." Ia segera berlari menghindari amukan sahabatnya.

Terjadi kejar-kejaran di taman yang tidak terlalu ramai tersebut. Sampai akhirnya Sunghoon berhasil naik di punggung Jake, lalu keduanya sama-sama tertawa.

Jake berjalan sembari menggendong Sunghoon, ia bercerita tentang masa kecil yang dimana memori nya hilang dari ingatan Sunghoon. Sesekali berputar untuk mengerjai si pemuda Park.

"Apa ingatan ku bisa kembali?"

Dengan hati-hati Jake menurunkan sahabatnya. "Aku akan menceritakan kejadian yang terhapus."

"Lalu, bagaimana dengan memori saat kau di Australia?"

"Kau bisa meminta Sunoo bercerita."

Sunghoon mengerucutkan bibirnya. "Dia tidak bersama ku 24 jam."

"Kenapa tidak bertanya pada kepala pelayan di rumah mu dulu? Dia pasti tau apa yang kau lakukan di rumah."

"Baiklah, setelah pertukaran mu selesai kau harus menemani ku mencari bibi Go. Janji?" Sungguh menunjukkan jari kelingkingnya.

Jari kelingking keduanya mengait. "Janji." Jawab Jake dengan senyum yang merekah.

To be continued....

[✓] White Rose || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang