Bab 17

362 38 0
                                    

Bruk

Kuan menoleh ke arah pintu begitu juga dengan Mine. Di sana berdiri sosok yang membuat hati Mine menjadi begitu tenang.

"Siapa kau! Dimana para penjaga itu!" amuk Kuan berjalan sedikit untuk melihat kondisi di luar dan betapa kagetnya saat melihat seluruh anak buahnya terkapar di lantai tak sadarkan diri semuanya.

"Sean!" teriak Mine berlari ke arah suaminya dan memeluk Sean sambil menangis. "Tua Bangka mesum itu mau melecehkanku! Hikzz."

Sean menarik tubuh Mine untuk melepaskan pelukan mereka. Ia menatap Mine dan menelitinya dari atas hingga bawah. Pakaiannya masih utuh dan hanya lecek sedikit.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Sean.

Mine menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Ya, aku baik-baik saja. Tapi kamu tetap hajar tua Bangka itu," seru Mine.

Sean kini melihat ke arah Kuan yang bersiap kabur.

"Jangan harap kau bisa kabur!" seru Sean menarik kerah kemeja Kuan dan melayangkan tinjunya.

"Siapa kamu sebenarnya! Berani sekali kamu memukulku! Kamu tidak tau siapa aku, huh!" seru Kuan terlihat memegang rahangnya yang di pukul seraya bergerak mundur.

"Aku suaminya Jasmine! Berani sekali kau mencoba menyentuhnya!" bentak Sean membuat Kuan kaget.

"Su-suami?" Kuan bersiaga dan terus mundur. "Mrs. Jasmine, biarkan aku pergi dan kita anggap tidak terjadi apapun malam ini. Dan aku akan menandatangani kerjasama kita," seru Kuan.

"Ah begitu? Murah hati sekali," seru Mine tersenyum sinis. Ia berjalan menuju meja dan mengambil berkas kontrak kerjasama yang ia bawa.

"Kau mau menandatanganinya?" tanya Mine dan Kuan kembali angkuh seraya merapikan jasnya.

"Ya. Aku sudah bermurah hati padamu dan akan menandatanganinya tanpa ada syarat apapun. Cepat bawa kemari kontraknya. Dan suruh suamimu keluar!" seru Kuan dengan belagak.

Mine tersenyum sinis dan ia merobek berkas itu menjadi kepingan kecil.

"Apa yang kau lakukan!" pekik Kuan.

"Perusahaanku tidak membutuhkan klien tua Bangka mesum, sombong, tidak punya etika dan tidak punya sopan santu sepertimu, Kuan." Amuk Kuan.

"Suamiku sayang, tua bangka itu sudah menghina, merendahkan dan bahkan hampir memperkosa istrimu ini. Sayang, maukah kamu menghukumnya untukku?" seru Mine dengan wajah menggemaskannya. "Aku sangat ketakutan," seru Mine berpura-pura tak berdaya.

Sean hanya bisa tersenyum seraya memalingkan wajahnya. Istrinya itu memang ahli berackting.

"Tunggu! Jangan mendekat!" seru Kuan saat Sean berjalan mendekatinya. "Aku akan lapor polisi!" seru Kuan mengeluarkan handphone nya untuk menghubungi polisi tetapi gerakan cepat Sean berhasil melempar handphone yang di pegang Kuan. Kemudian ia memberikan tendangan dan tinjunya pada Kuan.

"Ahh Seanku memang paling keren," seru Mine terpesona melihat Sean yang tengah memukul Kuan hingga pingsan.

---

"Kau tampak bahagia setelah hampir di lecehkan," sindir Sean saat mereka berada di restaurant ayam.

"Aku senang karena kamu sudah memberi mereka hukuman. Astaga aku tuh jijik liat wajah mesum si tua Bangka Kuan," seru Mine melahap paha ayam dengan lahapnya dan sesekali meminum bir.

"Pelan-pelan makannya. Kau memiliki double porsi dan aku tidak akan memintanya," seru Sean tersenyum kecil dan meneguk kopinya.

"Emm, menurutmu aku harus cari kemana klien pengganti si tua Bangka itu. Pembangunan plaza ini harus tetap di lakukan. Dan sialnya si tua Bangka itu sponsor paling besar dalam pembangunan ini," keluh Mine kembali melahap paha ayamnya hingga tinggal beberapa biji lagi.

"Kita akan pikirkan itu nanti. Habiskan makananmu," seru Sean.

"Oke." Sean melihat Mine yang begitu lahap memakan makanannya hingga belepotan kemana-mana.

Mine tertegun saat Sean menyentuh pipi dan sudut bibirnya. "Kamu tuh gak pernah bisa rapi yah," seru Sean membuat Mine tersenyum.

"Sudah dari lahirnya begini," kekehnya.

"Emm ngomong-ngomong bagaimana kamu bisa tau aku ada di sana?" tanya Mine.

"Aku ke kantormu untuk mengajakmu makan siang bersama. Tapi kata Rachel kamu ada janji temu dengan Mr. Kuan dan pergi seorang diri. Dia memberikan alamatnya jadi aku langsung ke sana," seru Sean.

"Ah begitu. Kau seperti seorang superhero tadi mengalahkan semua anak buah Kuan dan membuat tua Bangka itu teller," tawa Mine. "Astaga kau belajar dimana sih dulu? Apa kau pernah berlatih taekwondo atau ilmu bela diri lainnya?" tanya Mine.

"Sejak usia ku 5 tahun, aku sudah belajar ilmu bela diri," seru Sean.

"Wah hebat sekali. Aku pasti akan aman kalau terus bersamamu," seru Mine tersenyum seraya meneguk birnya.

"Mine, apa kamu tidak mau mempekerjakan seorang bodyguard?" tanya Sean.

"Untuk apa?" tanya Mine.

"Kamu ini seorang Direktur juga seorang perempuan. Aku takut kejadian hari ini akan terjadi lagi ke depannya. Aku tidak mungkin selalu ada di samping kamu dan menjaga kamu. Aku sering meninggalkanmu saat melakukan penerbangan. Jadi sebaiknya kamu mempekerjakan seorang bodyguard. Mungkin dua saja cukup tetapi yang benar-benar handal supaya kamu aman dan aku juga bisa tenang," seru Sean membuat Mine membeku di tempatnya kala mendengar kata tenang.

"Emm kamu akan merasa tenang? Apa kamu mengkhawatirkanku?" tanya Mine.

"Kamu itu istriku, sudah sewajarnya kalau aku mengkhawatirkanmu," seru Sean.

"Ah jadi karena aku adalah istrimu," seru Mine tersenyum kecil dan langsung meneguk birnya hingga tandas dalam gelas tingginya.

"Kamu sudah kenyang?" tanya Sean yang di angguki Mine.

"Mau pulang sekarang?" dan Mine pun menganggukkan kepalanya.

Mereka pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju parkiran mobil. Mine dan Sean sama-sama menaiki mobil itu. Tak butuh waktu lama Sean pun menginjak gas mobilnya dan meninggalkan area itu.

"Ngomong-ngomong besok kamu masih libur?" tanya Mine.

"Hmm, kenapa?" tanya Sean.

"Aku ada undangan makan malam dengan salah satu klienku. Kamu bisa temani aku?" tanya Mine.

"Oke."

*** 

Ex Husband #Seri Devil 4Where stories live. Discover now