Bab 25

418 37 1
                                    

                Di dalam kamar mandi Sean terpaku dengan tubuhnya di guyur air dari shower. Tangannya berpegangan ke dinding dan ia termenung mengingat kata-kata yang di ucapkan oleh Emma tadi.

Sean, kenapa kamu harus menikah dan meninggalkanku. Tidak bisakah kamu menungguku kembali. Aku saat itu hanya terlalu syok dan begitu tertekan karena kematian orangtuaku. Aku sangat sedih saat itu dan butuh waktu sendiri. Kenapa kamu jahat padaku, kenapa kamu megkhianatiku, hikzz...

Entah kenapa itu cukup mengusik pikiran Sean. Emma mengatakannya juga dengan suara bergetar seakan ia menahan kesakitan di sana.

Flashback On

"Emma, makanlah sedikit. Aku sudah membawakan makanan untukmu," seru Sean memasuki kamar yang di tempati Emma.

"Se-sean," gumam Emma yang duduk memeluk lututnya di pojokan kamar. "Aku harus apa sekarang, aku sendirian sekarang," gumamnya dan kembali menangis.

"Ada aku. Apa kamu tidak menganggap kehadiranku selama ini? Aku akan selalu di sampingmu," seru Sean.

"Tetapi tetap saja, aku tidak punya orangtua. Mereka meninggalkanku, hikzz..."

"Aku tau kata-kataku tidak akan bisa mengobati luka di hati kamu. Tapi aku akan selalu di sisi kamu dan menemani kamu. Kita lewati masa ini. Kamu mau apa dan mau pergi kemana, aku akan menemani kamu," seru Sean.

"Sean, apa kamu mencintaiku dan akan selalu ada untukku, bukan?" tanya Emma.

"Ya."

"Sean, aku juga mencintaimu tetapi aku tidak bisa terus seperti ini," seru Emma.

"Apa maksud kamu."

"Aku butuh waktu sendiri, aku akan pergi ke kampung halaman Ibuku. Mungkin aku akan menetap di sana."

"Apa? Kau mau meninggalkanku?"

"Sean, nikahi aku sekarang dan pergi bersamaku ke sana,"

"Apa kamu sadar dengan yang kamu katakan? Hubungan kita masih tidak dapat restu dari orangtuaku. Aku juga sedang pelatihan untuk menjadi pilot. Harusnya kamu jangan egois," seru Sean.

"Kamu bilang kamu mencintaiku dan akan selalu di sampingku," seru Emma.

"Kalau kamu memilih pergi dariku, lalu aku harus bagaimana? Tetaplah di sini dan aku akan memperjuangkanmu," seru Sean.

"Sean, aku ingin sendirian." Emma memalingkan wajahnya.

"Baiklah," seru Sean beranjak dari duduknya. "Aku sudah membawakan makanan untukmu, jangan lupa makan."

Sean pun beranjak pergi meninggalkan Emma seorang diri.

---

Keesokan harinya Sean mendapat kabar kalau Emma pergi tanpa memberikan kabar apapun. Sean menilai kalau Emma sudah menyerah akan hubungan mereka.

Flashback Off

Sean berdiri di depan cermin wastafel dengan tubuh telanjang dan hanya memakai handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Ah sial, apa yang aku pikirkan," gerutunya. Ia keluar dari kamar mandi dan Mine berdiri mondar mandir di dekat kamar mandi.

"Mine, apa yang kamu lakukan?" tanya Sean melihat ke arah Mine seraya mengusap rambutnya yang basah.

"Sean!" Mine langsung memeluk tubuh Sean. "Kenapa kamu lama sekali keluarnya. Aku sangat khawatir. Kamu lama banget di kamar mandi," seru Mine menengadahkan kepalanya dan memberi jarak di antara mereka walau ia tak melepaskan pelukan tangannya di pinggang Sean.

"Ah aku berendam dulu tadi. Maaf sudah membuatmu khawatir," seru Sean membelai pipi Mine diiringi senyumannya. "Kita makan saja, kamu sudah makan malam?" tanya Sean.

"Belum. Karena tau kamu akan pulang malam ini, aku sengaja tidak makan malam. Aku ingin makan bersamamu," seru Mine membuat Sean sedikit tertegun.

Sebelum menikah, Sean menilai Mine hanya seorang tuan putri yang manja, sombong dan egois. Tetapi setelah menikah, ia mengenal Mine, sebagai sosok gadis periang, petakilan, ceria, polos dan yang pasti dia sangat baik hati juga perhatian. Mine tidak pernah sekalipun bersikap egois sedangkan Emma, sejauh yang Sean kenal dia sangat egois dan keras kepala.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Mine.

"Tidak ada. Maaf sudah membuatmu menunggu. Aku akan berpakaian, kamu tunggu di ruang makan," seru Sean.

"Baiklah. Aku tunggu di sana." Mine melepaskan pelukannya dan pergi keluar dari kamar.

'Sebenarnya Sean bertemu dengan siapa sebelumnya. Kenapa ada parfum perempuan di jaketnya dan dia mandi lama sekali seakan ingin menghilangkan aroma perempuan itu dari tubuhnya,' batin Mine.

"Ah berhentilah berpikir negative, Mine." Mine berjalan menuju bar mini dan menuangkan air di sana. Ia meneguknya untuk menjernihkan pikirannya.

***

Ex Husband #Seri Devil 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang