Bab 21

396 30 0
                                    

Sean dan Mine sudah sampai di apartement. Sean tetap menggendong Mine hingga apartement mereka. Sesampainya di sana, Sean mendudukkan Mine di sofa dan ia bergegas mengambil p3k juga air hangat.

"Tahan kalau sakit," seru Sean dan Mine hanya menganggukkan kepalanya.

"Aw! Isshh," ringis Mine saat Sean mulai mengobati lukanya.

"Tahan yah," seru Sean.

Mine menatap wajah Sean yang duduk berjongkok di hadapannya. Sean bahkan membiarkan telapak kakinya menginjak lutut Sean.

'Sean, kamu selalu ada untukku, kamu selalu menjagaku, melindungiku dan kamu yang paling memahamiku di antara yang lain. Apakah semua ini bentuk perhatianmu sebagai suami? Apa kamu sungguh tidak pernah memiliki rasa suka atau cinta padaku? Walau hanya sedikit saja,' batin Mine menatap dan memandang wajah Sean dengan teliti.

"Selesai. Apa yang sedang kamu pikirkan dengan otak kecilmu itu," seru Sean mencolek ujung hidung Mine hingga Mine tersadar dari lamunannya.

Mine tersenyum lebar, tangan kanannya terulur menyentuh pipi Sean dengan lembut. Mine membelai kulit pipi Sean dengan ibu jarinya.

"Aku beruntung memiliki suami seperti kamu. Terima kasih, dan jangan pernah berubah," seru Mine.

"Sama-sama," jawab Sean tersenyum kecil.

"Baiklah, aku akan membersihkan diri dulu. Untuk makan malam mau pesan atau aku yang masak?" tanya Sean.

"Terserah kamu saja. Aku akan memakan apapun yang kamu siapkan," seru Mine.

"Baiklah."

Sean beranjak pergi meninggalkan Mine seorang diri. Mine menatap lukanya yang sudah di obati dan di tutupi dengan plester.

'Sebenarnya bagaimana perasaanmu padaku, Sean? Kamu selalu membuatku merasa gelisah dan bertanya-tanya sendiri,' batin Mine.

***

Saat ini Mine dan Sean tengah makan malam bersama. Sean membuatkan steak untuk makan malam mereka berdua. Tak lupa satu botol anggur menemani malam mereka.

"Kemarin Emma datang ke kantorku," seru Mine dan Sean tersedak makanannya. Mine melihat ke arah Sean yang mengambil minumannya untuk meredakkan batuknya.

"Ada apa?" tanya Sean.

'Kenapa Sean terlihat bersemangat saat membahas Emma. Apa dia masih memiliki perasaan pada Emma?' batin Mine.

"Mine," panggil Sean membuat Mine melihat ke arahnya.

"Dia datang hanya ingin mengajukan kontrak kerjasama dari perusahaan Garret. Dia pengacara di perusahaan itu," seru Mine menyuapkan potongan daging ke dalam mulutnya. Sean terdiam dan menikmati makanannya.

Mine melirik ke arah Sean yang terlihat fokus dengan aktivitas makannya.

"Menurutmu aku harus menerimanya atau tidak?" tanya Mine membuat Sean melihat ke arahnya.

"Kenapa kamu bertanya padaku?" tanya Sean.

"Entahlah. Mungkin karena kamu sudah begitu mengenalnya," seru Mine.

"Aku tidak begitu mengerti masalah perusahaan. Jadi terserah kamu saja mau menerimanya atau tidak," jawab Sean dengan santai dan menyesap anggurnya.

"Baiklah," jawab Mine menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan sedikit kesal.

Sean seakan berpura-pura tenang, padahal Mine tau apa yang ada di pikiran Sean.

***

Mine menatap berkas kerjasama yang berikan Emma kepadanya. Ia juga mengingat kata-kata Sean semalam yang seakan tak perduli.

"Ah ini benar-benar memusingkan," keluh Mine menyandarkan kepalanya di ujung meja. Mine kembali membayangkan apa yang terjadi kemarin. Saat Sean menggendongnya, mengobati lukanya, bahkan saat Sean menghampirinya, terlihat kekhawatiran di matanya.

"Andai semua itu karena kamu mencintai aku. Bukan karena kewajiban sebagai seorang suami pada istrinya," gumam Mine.

Perlahan air matanya jatuh dari sudut matanya.

"Kenapa aku begitu tak bersyukur. Aku di berikan suami yang baik, tetapi aku menginginkan lebih. Apa salah kalau aku ingin dia juga mencintaiku, mengatakan kata-kata cinta padaku. Apa aku terlalu menuntut lebih?" gumamnya.

"Entah kenapa semua kebaikannya malah membuat hatiku semakin sakit. Karena aku sadar dia melakukan semua ini karena kewajibannya sebagai seorang suami."

Mine memejamkan matanya dan air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Kenapa cinta ini malah membuatku sesak," gumam Mine.

***

Sean duduk termenung di ruang televisi.

Aku beruntung memiliki suami seperti kamu. Terima kasih, dan jangan pernah berubah,

Sean teringat kata-kata Mine kemarin. Entah kenapa itu seperti sebuah cubitan untuk dirinya.

Ia meneguk minuman soda kaleng dingin. Ia kembali teringat saat Mine hilang kemarin, ia merasa jantungnya berpacu dengan cepat dan ia sangat ketakutan juga khawatir. Apa semua itu hanya instingnya saja karena ia suami Mine. Terkadang Sean sendiri tidak memahami apa yang ia rasakan.

*** 

Ex Husband #Seri Devil 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang