GERAKSA 32

18.9K 960 111
                                    

Haii, ada cerita baruu lhoo!!
jangan sampai ketinggalan!
cek profil aku ya!!

jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen, TERIMAKASIH CINTA!!

Mata Aksa terbelak sempurna, ketika melihat sebuah makam yang sangat tidak terawat.

Jarak makam itu berjarak dua makam dari arah kirinya. Dengan cepat, Aksa berlari menuju makam itu.

Aksa mengusap lembut batu nisan itu, di situ terlihat sangat jelas tertera nama "Ayara Aquila scaurlia"

Aksa membersihkan dahulu rumput yang memenuhi makam gadisnya itu.

Sahabatnya pun hanya melihat Aksa dengan sendu. Ada perasaan bahagia, ada juga perasaan yang sangat sedih di hati mereka.

Aksa membersihkannya sambil meneteskan air matanya. Aksa masih tidak menyangka bisa menemukan makam gadis kecilnya.

"Namanya mirip bet sama si Ayara ya?" Ucap coki, setelah melihat nama yang tertera di batu nisan itu.

"Mirip doang kali, ya kali ada makamnya orangnya masih hidup," ucap Raka menyadarkan.

Coki hanya mengangguk kecil. Benar juga, tidak mungkin jika ada bukti makam, tapi orangnya masih hidup bukan? (Tidak ada yang tidak mungkin jika tuhan berkehendak Raka:))

Disatu sisi, Aksa merasa senang bisa menemukan makam gadis kecilnya. Namun, disatu sisi, ia harus kembali disadarkan, bahwa gadis kecilnya memang sudah tak bersamanya untuk selama-lamanya.

Setelah makam itu bersih, Aksa mengambil beberapa kelopak bunga di bucket itu. Lalu, menaburkannya di gundukan tanah itu

"Aku bawa bunga kesayangan kamu cantik, kamu udah bahagia ya di sana?" Ucap Aksa, menahan tangis.

Aksa terus saja mengusap batu nisan itu. Tangisan yang ia tahan, kini, ia tidak bisa tahan lagi. Dia tidak perduli, apakah sahabatnya itu akan mengejeknya.

Nyata tidak, sahabatnya malah ikut menangis melihat aksa seperti itu.

"Makam kamu ga ada yang rawat ya? Sampai-sampai banyak banget rumput di sini. Tapi, aku janji. Aku yang bakal rawat makam kamu. Dan aku janji, jika pun aku mati, makam aku akan berjejer tepat di samping kamu," ucap Aksa sendiri.

Aksa meletakkan bunganya di makam itu.
Lalu, dirinya mengusap lagi nisan tersebut, lalu menciumnya. "Tatonya masih sama. Sama seperti dulu, pantes kamu mau buat tato, ternyata buat kenangan terakhir ya?" Ucapnya dengan senyum sendu di bibirnya.

"Nangis aja, nggak apa-apa," ucap Darren pada coki. Setelah itu, coki malah menangis sangat kencang. Bahkan, tangisannya saja melebihi tangisan Aksa.

"T-terharu sama si a-aksa,"ucap coki dengan nafasnya yang naik turun.

"Besok aku kesini lagi ya cantik, besok aku bawain bunga yang lebih banyak dari pada ini," ucap Aksa, lalu mencium batu nisan itu, dan pergi meninggalkan area pemakaman.

Senyum Aksa selalu mengembang. Aksa terlihat lebih senang dari hari-hari sebelumnya. Setidaknya, rasa rindunya terobati. Meskipun, dirinya hanya bertemu dengan sebuah gundukan tanah.

"Makasih udah bantuin gue. Lo pada emang yang terbaik," ucap Aksa dengan memegang pundak mereka bergantian.

"Ya elah, kaya sama siapa aja, Sa," balas Darren, dan dibalas senyuman oleh Aksa.

🦋🦋

Kinan terus saja mengomel sedari tadi karena Darren tidak bisa di hubungi sama sekali.

GERAKSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang