Seola menggenggam erat lengan Jeno, bibir wanita cantik itu terkatup rapat tidak bisa mengatakan apapun.
Melihat sosok lelaki yang baru saja diumumkan menjadi tunangan Kwon Jia.
Sementara Jeno yang mengerti kenapa Seola bisa jadi seperti itu, hanya bisa mencoba menenangkan melalui sorot matanya.
Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja.
Meski ia sendiri juga tidak kalah terkejut dengan fakta yang ada di depan mata sekarang.
Jeon Junho, bagaimana bisa lelaki itu yang jadi tunangan Jia?
"Semuanya, perkenalkan saya Jeon Junho, calon suami Kwon Jia, yang dalam dua tahun ke depan akan mewarisi Big J Corporation,"
Riuh tepuk tangan dari para undangan langsung memenuhi ruangan megah itu, sebagian berseru kagum dengan sosok Junho.
Jeno melihat Jisung yang berlari kecil ke arahnya.
Wajahnya juga jelas menunjukkan betapa terkejutnya ia.
"Noona, kau tidak apa-apa?"
Seola menoleh ke arah Jisung, berusaha tersenyum dan mengangguk.
"Dia tidak baik-baik saja, hyung." bisik Jisung pada Jeno.
Jeno diam saja, pandangannya terarah lurus pada panggung utama, ia juga bisa melihat kalau Jia cukup canggung menghadapi Junho.
Membuatnya yakin kalau ini memang pertama kalinya Jia bertemu lelaki itu.
Acara tukar cincin selesai, dan para undangan menikmati semua hidangan yang ada.
Sementara pasangan Jia dan Junho tampak sedang berkeliling menyapa para tamu.
Jeno mengelus pelan punggung tangan Seola, istrinya itu terus berkata ia baik-baik saja, namun lain dengan reaksi tubuhnya yang menunjukkan hal sebaliknya.
Seola bahkan sedari tadi tidak berhasil memotong roti dengan benar karena tangannya yang bergetar memegang pisau.
"Ingin pulang saja?"
Seola menggeleng, "T-tidak sopan seperti itu, aku hanya terkejut, tidak ap-"
"Hai, kalian datang, ya? Aku senang sekali,"
Deg.
Seola tahu yang menyapa mereka itu adalah Jia, tapi bukan gadis itu sumber masalahnya sekarang.
Melainkan lelaki disampingnya.
"Junho-ssi, akan kuperkenalkan, Lee Jeno, yang sempat kuceritakan padamu tadi, teman kuliahku. Dan ini istrinya, Im Seola."
"Sedang berkenalan denganmu, Presdir Lee." Junho mengulurkan tangannya, memberikan senyum ramahnya dengan santai.
Jeno membalas uluran tangan itu dengan senyum seadanya, matanya terus menyorot tajam lelaki itu.
Dan saat Junho mengulurkan tangannya pada Seola.
Semuanya hening sesaat.
Seola tidak langsung menyambut uluran tangan itu.
"Tipe istri yang tidak mau menyambut uluran tangan lelaki lain, ya?" ucap Junho, kemudin tersenyum, "Maaf, aku bercanda. Senang berkenalan denganmu, Nyonya Lee."
Junho benar-benar bertingkah santai seolah tidak mengenal dua orang itu sebelumnya.
"Benar, aku dengar calon istriku ini baru saja menjadi investor baru di perusahaanmu, kan?"
Jeno mengangguk, "Ya, benar."
Tersenyum lagi, Junho berucap. "Semoga sukses, ya?"
"Terimakasih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Unpredictable Mr. Lee! | LEE JENO (Completed)
Fanfictionwhen Lee Jeno is your husband, sounds perfect? (HANYA CERITA FIKSI)