23

7.4K 804 28
                                    

Tuk.

"Sibuk memikirkanku?"

Jeno berlalu begitu saja setelah mengetuk pelan kepala Seola dengan jari telunjuknya.

Seola yang tadinya sedang larut dalam lamunannya pun dibuat tersadar dan langsung mengelus kepalanya.

Seola tersenyum, ternyata orang seperti Jeno juga bisa mengucapkan hal seperti itu, ya?

Kemudian menggeser sedikit posisi duduknya, karena Jeno yang tiba-tiba kembali dengan membawa ponsel dan earphonenya.

Duduk manis di samping istrinya itu.

"Ingin main game?" Seola iseng bertanya meski tentu saja ia sudah tahu jawabannya.

Jeno berdehem singkat, lelaki itu mulai memasang earphone dan menyalakan ponselnya.

Dan seperti inilah pemandangan romantis ala Jeno dan Seola di sore hari, sepasang suami istri muda itu sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Istri yang kembali melamun dan suami yang sibuk bermain game.

Im Seola kembali larut dalam lamunannya, entah kenapa akhir-akhir ini ia sering sekali melamun.

Berbagai macam hal memenuhi pikirannya.

Termasuk kenangan-kenangan masa lalunya.

Beberapa menit berlalu lamunan Seola kali ini kembali buyar.

Karena ulah Jeno yang tiba-tiba mengubah posisinya menjadi tiduran, menjadikan paha Seola sebagai bantal.

Seola diam saja, meski sedikit terkejut.

Jeno pun juga tidak mengatakan apapun, dengan ekspresi datarnya itu ia terus bermain game.

Kini fokus Seola sepenuhnya adalah wajah tampan Jeno yang bisa ia lihat sepuasnya itu.

Perlahan, jari tangannya bergerak menyentuh hidung mancung lelaki itu.

Mencubitnya pelan.

Dan akibatnya ia mendapat tatapan tajam dari pemiliknya.

Seola kelabakan, "Ma-maaf, habisnya aku gemas," jujurnya polos.

Jeno masih bersikap seperti biasa, cuek dan tidak peduli.

Kembali melanjutkan acara main gamenya.

Cukup lama waktu berlalu dan Seola mulai merasa bosan dan tidak nyaman dijadikan bantal seperti ini.

Baru saja ia ingin melayangkan protesannya, namun Jeno terlebih dahulu membuatnya terdiam.

Jeno melepas earphone dan mematikan ponselnya.

Menatap Seola.

"K-Kenapa?" tanya Seola merasa aneh ditatap seperti itu. "Sudah selesai main game?"

"Aku perlu mengisi tenaga,"

"Ingin makan?"

Jeno menggeleng sebagai jawaban, "Kau saja sudah cukup,"

"H-huh?"

Lelaki itu tersenyum, "Cium,"

Seola rasanya ingin berteriak dalam hati.

Ini sudah cukup lama dan ini pertama kalinya ia melihat Jeno dengan senyumnya yang seperti itu.

Melihatnya seketika kesan kaku dan dingin yang selama ini lelaki itu tunjukkan serasa tidak pernah terjadi.

Lee Jeno dan pesonanya benar-benar tidak bisa ditebak!

My Unpredictable Mr. Lee! | LEE JENO (Completed)Where stories live. Discover now