5

17 5 5
                                    

Suasana lorong sekolah sangatlah ribut ketika Kris berjalan menuju kelas. Banyak orang berbisik sambil menunjuk ke arahnya. Ada pula yang melihat Kris dari atas sampai bawah, lalu tersenyum seakan memberikan ucapan selamat. Sedikit mendongak dan menyampirkan rambut panjangnya, Kris bisa melihat wajah cerah dari mereka semua.

"Itu Kris, kan? yang kemarin menang lomba?"

"Gila, dia bisa ngalahin Kenzie. Tahu sendiri, kan? Kenzie sampai les di guru terbaik di kota ini. Eh, kalah sama Kris,"

"Setahuku dia tidak les dimanapun. Cuma ke warnet doang. Tapi, kok bisa, ya?"

"Warnet sambil belajar, mungkin. Keren,"

"Dia memang pandai, kan? Gila, ortuku pasti bakal banding-bandingin sama dia terus, nih. Kudu kuat batin aku."

Kris tersenyum senang. Jadi, begini rasanya terkenal bukan karena fisik. Jadi, begini rasanya terkenal karena kepintaran.

Jadi, begini rasanya diperhatikan banyak orang.

"Kris, jangan lupa nanti malam, ya," sapa wali kelasnya ramah.

"Wwhhaa, makin iri!!" Semua teman-temannya berteriak iri. Kris mengangguk dengan semangat dan segera ke kelas.

Kelas sangat riuh ketika Kris sampai. Ada yang memberikan selamat, kagum, sampai memberikan hadiah untuk Kris.

"Congrat, ya. Sekarang jadi terkenal, nih. Jangan sombong," kata Cantika sambil memberikan sebuah hadiah,

"Penutup mata?" tanya Kris,

"Iya. Keren ini, tuh. Biar kayak Kaneki Ken. sekalian biar Kenxzie nggak bully kamu terus. Tahu sendiri, kan. Kenzie itu irian, suka gak terima, apalagi model kayak kamu begini. Liat aja, entar lagi dia bakal—"

"Heh, buta sebelah," teriak Kenzie kencang,

"Kan, bener." Cantika mendesis kesal dan pergi dari sana.

"Males banget cari masalah sama Kenzie. Bakalan kena bully 2 tahun kamu. Selamat menikmati, Kris."

"Sialan kamu, Cantika," kesal Kris.

Kenzie mendekati Kris dan melayangkan pukulan padanya. Sakit, itu yang Kris rasakan pertama kali. Namun, dia tidak bergerak. Kris masih menunggu reaksi Kenzie.

"Temui aku di belakang sekolah, ada yang ingin kubicarakan," bisiknya lalu pergi begitu saja. Kris meraba bekas pukulan Kenzie.

"Hahaha, dasar kutu. Tunggu saja tanggal mainnya."

***

Beberapa tukang kebun sekolah sedang membersihkan taman belakang ketika Kris sampai disana. Kris menyapa mereka ramah, dan dibalas ramah juga oleh mereka. Kenzie serta beberapa temannya sudah menunggu disana. Dengan santai Kris mendatangi mereka.

Bugh!

Kenzie langsung memukulnya tanpa ampun, dibantu teman-temannya. Kris berusaha menutup wajahnya agar tidak terkena pukulan ataupun tendangan dari mereka. Kenzie semakin menjadi. Tak tanggung-tanggung, Kenzie langsung menendang ulu hati Kris.

"Argh!"

"Pantes! Kamu pantes dapet ini, buta sebelah!" ejek Kenzie. Kris hanya diam menanggapi Kenzie.

Kenzie dan teman-temannya meninggalkan Kris sendirian setelah puas menghajar Kris. Perlahan, Kris mulai bangun. Sambil memegang perutnya yang sakit akibat tendangan Kenzie, Kris berjalan menuju UKS. Disana, Kris bertemu dengan Cantika.

"Bolos?" sindir Kris

"Datang bulan, anjir. Emangnya aku Kenzie sama kamu?" bela Cantika. "btw, ngapain disini?"

My Name is KRIS ☑️Where stories live. Discover now