6

18 4 11
                                    

"Buta sebelah,"

"Beliin makan, dong. Kamu, kan, kaya, "

"Kasian banget, nggak pernah dianggep orang tua. Pantes cari sensasi di sekolah. "

"Aku nggak suka susu putih! Bego banget, sih! Beliin yang cokelat."

Ya, itu belum seberapa. Masih banyak hinaan serta celaan yang Kris terima dari Kenzie. Kenzie selalu menyuruh Kris membawakan barang, membelikan makanan, sampai mengerjakan tugasnya. Jika dia tidak mau, Kenzie akan mengancam menyebarkan video serta mengadukan ke Arka masalah kucingnya.

Kris berusaha sabar dan tenang, sampai hari dimana dia sudah tidak kuat.

"Buta, beliin nasi padang, dong," kata Kenzie sambil mendorong kursi Kris. Kris mendesah kesal,

"Heh, buta!" bentak Kenzie. Dia mendorong kursi Kris hingga Kris terjatuh,

"Punya kuping, nggak?"

"Aku baru ngerjain tugasmu, jadi sabarlah sedikit,"

"Berisik! Aku laper, nih. Cepetan beli atau—"

"Apa? Mau apa?" tantang Kris. Kenzie menyeringai dan berdiri.

Ini yang ditunggu-tunggu Kenzie. Kris melawan dirinya.

Mereka saling berhadapan. Kenzie dengan wajah sombong dan Kris yang memasang wajah datar. Semua langsung terfokus pada mereka. Ada yang sudah menyiapkan HP untuk video, ataupun diam menatap mereka.

Ini adalah tontonan seru. Dimana seorang gangster kelas dan anak berbeasiswa berkelahi. Moment langka yang memang harus diabadikan.

Kenzie memulai aksinya. Dia langsung memukul pipi kanan Kris hingga Kris terhuyung ke kanan. Memukul perut kecil itu hingga terdorong ke belakang, sampai meja dan kursi bergeser karena badan Kris. Kenzie terus memukul membabi buta sampai Kris tidak bisa melawan balik serangan Kenzie.

"Hanya karena nasi padang, kamu mau membunuhku?" tanya Kris remeh. Wajah Kenzie merah padam karena emosi.

"Bukan hanya itu," Kenzie menendang Kris ke depan,

"Karena beasiswamu! Perhatianmu! Pekerjaanmu! Semua tentangmu! Kamu bisa mendapatkan segalanya dalam waktu singkat, sedangkan aku perlu beberapa hari bahkan menjadi bocah nakal untuk semua perhatian itu!"

Kenzie benar-benar membabi buta memukuli Kris seperti Kris adalah mainan. Semua teman-temannya hanya melihat. Mereka takut kena masalah ataupun menjadi saksi di ruang BK. Cukup mereka berdua saja yang kena masalah.

"HEI! CUKUP!" teriak wali kelas. Beliau begitu terkejut melihat luka di tubuh Kris.

"Kenzie! Ikut saya ke kantor! Kris, segera obati lukamu dan ke kantor saya. Siapa—"

"Saya!" teriak Cantika keras. "Saya yang obati Kris,"

"Bagus. Kenzie, cepat ikut saya!"

***

"Aw..."

"Ssshhh... Sakit,"

"Sabar, bego. Lagian ngapain kamu cuma diem? Mau jadi sok pahlawan? Kenzie itu harus dibalas juga. Entar dia makin berkuasa. Liat aja, nanti. Pasti dia ngeles di depan—"

"Berisik, Can. Cepetan selesaikan. Aku mau ke kantor, " potong Kris. Cantika memajukan bibirnya kesal,

"Ck, aku lagi ngasih tahu kamu. Biar kamu jadi berani ngadepin setan kayak dia,"

"Belum saatnya," bisik Kris namun masih didengar Cantika,

"Kapan?"

"Eh,"

My Name is KRIS ☑️Where stories live. Discover now