Kira

27 1 0
                                    

Cerah sekali hari itu,
obrolan dua orang biasa,
di depan jendela dunia, berteman kopi,
masa lalu, masa ini, dan masa depan,
dan masa sih? serius?
di setiap seruputnya.

saling silang menjawab ketidakpastian masa lalu,
mulai menggunakan lampu dekat untuk kejelasan jalan, dan mulai memasang teropong masing-masing.

sampai kepada cerita cinta terburuk, tersakit, terlama sembuhnya itu.

ya, betul, cerita cinta terburuk adalah saat tak ada kata cinta yang terucap di dalamnya, tak ada bau bangkai tapi mayat perasaan di mana-mana, tak ada darah bercucuran tapi sakit di seluruh badan.

disela-sela obrolan itu, ada pengakuan kebodohan dan penyesalan yang mungkin hanya bisa disembuhkan waktu, tapi percayalah semua akan sembuh pada waktunya, pada tempatnya.

sudah mulai hujan.

di ujung berdua, mulai kira-mengira,
apakah sudah berdamai dengan semuanya?
apakah sudah sembuh seutuhnya?
apakah sudah benar dosis obatnya?
apakah sudah siap untuk langkah selanjutnya?

kopinya agak pahit ternyata.
sudah terlanjur habis, malam itu dua orang biasa pulang membawa jawaban.

entahlah.
rasanya, di dinginnya setelah hujan malam itu, seperti
ada hujan selanjutnya, tanpa awan mendung, cuma gerimis tipis, di atas pipi.

16.5.2022

Ruang HujanWhere stories live. Discover now