1

2K 139 7
                                    

'Dia memang sepopuler itu bukan?'

Sebuah pertanyaan singkat [name] lontarkan untuk dirinya sendiri. Di depannya, tepatnya bangku nomor dua dari depan dan tepat berada di depan papan tulis, pemuda dengan surai hitam tengah duduk dengan dikerumuni beberapa teman sekelasnya yang lain. Kuroo Tetsurou, tengah membicarakan pertandingan musim semi kemarin bersama beberapa siswa lain.

Hari ini hari pertama tahun ajaran baru. Ia dan Kuroo resmi menjadi siswa tahun ketiga. Entah sebuah keberuntungan dari mana, tahun ini [name] dan Kuroo berada di kelas yang sama. Sayangnya, saat pembagian bangku, ia mendapatkan bangku paling belakang. Tentu saja berjarak cukup jauh dengan bangku milik Kuroo yang berada di depan.

Ia tak masalah sebenarnya, dengan posisinya yang berada di belakang justru memberi sebuah keuntungan untuk [name]. Ia bisa dengan bebas memperhatikan Kuroo tanpa membuat sebuah kecurigaan.

Memperhatikan pemuda bersurai hitam dengan model khas 'pantat ayam' tersebut sudah menjadi kebiasaan [name] sejak sekitar delapan tahun lalu saat Kuroo dan Ayahnya pindah dan menjadi tetangganya. Tak mengherankan jika ia benar-benar dibuat jatuh cinta oleh sang pemuda lagi dan lagi karena setiap sikap dan sifatnya. Sayangnya, [name] tak pernah merasakan sikap dan sifat Kuroo yang membuatnya jatuh cinta kepada dirinya sendiri. Entah hanya perasaannya saja atau apa, Kuroo selalu menghindari dan memperkecil setiap interaksi mereka.

Terkadang [name] ingin menjadi Kenma. Ia ingin bisa dekat dengan Kuroo juga, ia ingin bisa berbicara panjang dengan Kuroo juga.

Netra jernih milik [name] masih terpaku menatap sang pemuda yang masih terlihat mengobrol dengan teman-temannya yang lain.

Sesekali [name] merasa iri. Kuroo adalah tipe orang yang mudah bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Berbanding terbalik dengan dirinya. Sejak tahun pertama ia menjadi siswa di SMA Nekoma ini, ia tak benar-benar memiliki seorang teman, hanya sekedar teman satu kelas yang akan mengerjakan tugas kelompok bersama dan saling membagi jawaban ketika ada tugas. Tak ada teman yang akan mengajak pergi keluar saat akhir pekan atau mampir ke Cafe saat pulang sekolah.

'Bagaimana rasanya memiliki seorang teman?'

Mata [name] terpejam sembari kepalanya masih bertumpu pada tangan kirinya. Membayangkan kehidupan sekolah menengahnya jika ia memiliki seorang teman yang dapat ia jadikan tempat berbagi cerita serta teman yang bisa ia ajak pergi saat akhir pekan. Apakah ia memang tak semenarik itu sehingga tak ada satupun siswi yang mau berteman dengannya.

Menghalau semua pikiran pikiran negatif dari otaknya, [name] menggelengkan kepalanya pelan. Kedua kelopak matanya perlahan terbuka kembali, kedua maniknya kembali menatap objek favoritnya. Degup jantungnya kembali memompa darah dengan tak sabaran, mengakibatkan semburat merah muncul di kedua telinganya yang tertutup rambut hitam sebahunya. Menciptakan perasaan aneh sekaligus nyaman di waktu bersamaan.

***


Bunyi nyaring bel terdengar di penjuru sekolah. Pertanda hari yang melelahkan baru saja berakhir.

[name] memasukkan semua buku dan alat tulisnya, yang sebenarnya tak terlalu berguna hari ini, ke dalam tas. Memastikan kembali tak ada yang tertinggal, ia lantas segera beranjak pergi meninggalkan kelas.

Sembari berpikir akan membuat apa untuk makan malam nanti, [name] tak sengaja menemukan keberadaan Kuroo yang baru saja berpisah dengan Yaku di ujung lorong lantai pertama. Segera saja, [name] menyusul Kuroo dan mencoba menempatkan dirinya di samping Kuroo.

Butuh perjuangan yang lebih memang, mengingat kaki [name] yang tentu saja lebih pendek dari Kuroo, membuat ayunan kaki [name] harus lebih cepat dari milik Kuroo agar bisa menyamakan langkahnya.

Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅Where stories live. Discover now