9

877 106 2
                                    

Angin sejuk berembus pelan, membawa beberapa dedaunan yang tak sengaja mereka temui di ranting pohon. Suara serangga ikut menyahut menyambut puncak musim panas, memberi kesan khas yang hanya bisa dirasakan saat musim ini.

Di dalam sebuah gymnasium sebuah sekolah, bising suara terdengar. Decitan sepatu beradu dengan lantai menjadikannya sedikit ramai. Ditambah teriakan siswa sana sini membuat suara suara bising semakin terasa.

"Nice serve!!"

Hari ini adalah hari pertama camp pelatihan musim panas. Sekolah di bawah naungan Akademi Fukurodani yang terdiri dari sekolah di daerah Kanto berkumpul di SMA Nekoma. Saling berlatih dan membagi pengalaman selama seminggu ke depan. SMA Shinzen, SMA Ubugawa, dan SMA Fukurodani, serta SMA Karasuno sebagai tamu. Mereka akan saling bertanding selama seminggu untuk meningkatkan kemampuan.

Di gedung gymnasium pertama terdapat SMA Nekoma yang tengah bertanding dengan SMA Fukurodani. Lincahnya sang kucing serta kekuatan sang burung hantu diadu. Kedua tim tampak kompak meski serangan terus diberikan masing-masing tim.

Sementara di lapangan sampingnya terdapat SMA Ubugawa yang tengah berhadapan dengan SMA Karasuno. Ketidak hadiran senjata andalan mereka menjadikan SMA Karasuno sedikit tertinggal dibandingkan tim lain.

"Ku pikir Karasuno ini sehebat yang dikatakan. Ternyata tidak sehebat itu," celetuk salah satu anggota Ubugawa.

"Katanya setter utama serta middle blocker mereka terlambat datang," sahut anggota Shinzen yang berada di sampingnya.

Hari pertama di camp pelatihan, Karasuno tertinggal dari SMA lain. Hampir setiap pertandingan mereka kalah dan sebagai hukuman harus naik turun ke bukit kecil yang ada di sebelah gymnasium tersebut.

"Wah, kau kalah banyak ya, captain," goda Kuroo kepada captain Karasuno, Daichi.

"Kami hanya sedang beradaptasi." Tawa singkat Daichi membalas Kuroo.

Meski di antara keduanya sesekali nampak hawa-hawa aneh yang melingkupinya, Kuroo dan Daichi sebenarnya cukup dekat. Mungkin karena kedua sekolah mereka yang memang memiliki sebuah ikatan sejak dulu, menjadikan keduanya tersebut sering terlihat mengobrol bersama. Ditambah keduanya yang sama-sama seorang captain tim membuat obrolan mereka terasa nyambung dan nyaman karena mengerti posisi masing-masing.

"Lihatlah. Mereka seperti dua bapak bapak yang sedang bergosip tentang anak mereka," kata Yaku kepada Sugawara yang tengah memungut beberapa bola bersama.

"Iya, Yaku-san benar. Apa semua captain akan seperti mereka jika bertemu?" Suga tertawa pelan.

"Tidak, aku rasa. Captain kami justru terlihat seperti seorang bocah yang sangat mudah menangis karena permennya hilang," sahut Konoha yang jega berada di dekat mereka.

Ketiganya melihat ke arah Bokuto yang terlihat lesu entah karena apa dengan Akaashi yang tengah membujuknya. Mereka lantas tertawa melihat tingkah keduanya.

"Yaku-san, Yaku-san," Nishinoya berkata setengah berbisik. Yaku yng merasa dipanggil menoleh ke arah Libero Karasuno tersebut.

"Apa dia manajer kalian?" Tangan Nishinoya menunjuk ke arah [name] yang entah mengobrol apa dengan Simizu dan Kaori, manajer Karasuno dan Fukurodani.

"Ooh [surname]. Dia bukan manajer kami, tapi dia ikut membantu menyiapkan segala keperluan klub." Yaku kembali menoleh ke arah Nishinoya setelah melihat arah Nishinoya menunjuk.

"Dia cantik. Bolehkah aku mendekatinya, Yaku-san?" tanya Nishinoya dengan mata berbinar.

"Ahaha. Silahkan jika kau bisa melewati Kuroo." Tawa renyah Yaku terdengar.

Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora