Extra 1

1K 91 7
                                    

Di awal bulan kedua belas ini, pemandangan pohon-pohon gundul tanpa daun dapat terlihat sepanjang jalan. Angin dingin semakin menjadi kala mendekati puncak musim dingin akhir bulan nanti. Menyusuri jalanan kota Tokyo semakin dalam, akan terlihat keramaian orang-orang di toko-toko di kanan kiri gangnya.

Bagai dengungan lebah yang berisik, suara orang-orang di sekitar terdengar cukup ribut di gendang telinga. Baik orang-orang yang berjalan di jalan sempit tersebut, atau suara teriakan pelayan toko kala menyambut para pelanggan yang berdatangan.

Di tengah-tengah keramaian tersebut, sepasang tangan bertaut cukup erat. Saling mengerat hendak memberi kehangatan satu sama lain. Tangan yang lebih besar sesekali mengelus pelan tangan yang lebih kecil di genggamannya. Sementara yang lebih kecil diam, menikmati sentuhan halus pasangannya.

"Kau ingin makan sesuatu, Tetsu?" tanya [name] sembari matanya mengamati toko-toko di samping mereka berjalan.

"Memakanmu saja bagaimana?" Alis Kuroo naik turun menggoda [name]. Terkadang [name] merasa Kuroo sedikit melewati batas ketika mereka hanya berdua, walaupun [name] juga tak mengambil hati perkataannya. Laki-laki tersebut akan menggoda [name] habis-habisan. Menambahkan kata-kata ambigu pada kalimatnya.

Pasangan yang baru saja jadian beberapa minggu yang lalu tersebut, kini tengah menghabiskan malam akhir pekan mereka berdua. Menyusuri jalan sempit di salah satu gang di Tokyo sembari bergandengan tangan menjadi pilihan mereka kali ini.

Kuroo mengaduh sakit setelah [name] memberi cubitan padanya. [name] mendengus, kemudian melepas tautan mereka dan berjalan menuju restoran yakiniku di depannya. Sang laki-laki hanya mengekor dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya.

Keduanya di arahkan ke salah satu tempat duduk oleh pelayan di sana. Dengan sebuah tungku panggangan di tengah meja, Kuroo dan [name] duduk berhadapan. Setelah memesan dua set daging, obrolan mereka kembali berlanjut.

"Bukannya Kenma menyukai itu?" [name] mulai memanggang satu per satu dagingnya.

"Entahlah. Katanya bentuk jaketnya sudah tidak seperti dulu dan dia ingin membeli yang baru," jawab Kuroo. Netra kuningnya menatap ke arah panggangan dengan tatapan berbinar sembari tangannya ia lipat di atas meja.

[name] mengangguk, tangannya masih sibuk memanggang daging, membolak-balik irisan protein tersebut agar tidak gosong. Sembari tangannya sibuk dengan urusan memanggang, matanya sesekali tetap melihat ke arah Kuroo dan menanggapi omongan sang laki-laki.

Satu potong daging lantas tersaji di mangkuk Kuroo, [name] meletakkannya saat Kuroo masih asik bercerita tentang betapa lelahnya mengurus anak-anak kucing miliknya. Sesekali [name] juga akan menasehati Kuroo untuk tidak terlalu keras kepada mereka. Mau bagaimanapun, anggota tim Nekoma, terutama tahun pertama, berusia lebih muda dibandingkan Kuroo yang sudah kelas tiga. Tentu wajar jika mereka belum bisa serius dalam beberapa hal. [name] juga menambahkan agar Kuroo banyak-banyak bersabar dan jangan terlalu memarahi mereka. Sungguh ibu yang sayang pada anak-anaknya.

"Minggu depan kita akan mulai les tambahan. Aku ingin duduk di dekatmu," rengek Kuroo setelah menelan gumpalan nasi dan daging yang ia kunyah.

"Bilang saja ke orang yang duduk di sebelah ku."

Mulai minggu depan, kelas tiga akan mulai mendapat les tambahan guna meningkatkan kemampuan siswa dalam ujian akhir yang akan diselenggarakan bulan satu tahun depan. Ujian akhir yang akan menentukan kelulusan mereka. Saat les tambahan, mereka akan tetep menempati kelas masing-masing. Yang membedakan, siswa boleh mengatur ulang tempat duduk kelas, katanya untuk mengubah suasana. Dan pengaturan tempat duduk dilakukan dengan cara undian. Itu sebabnya Kuroo merengek ingin dekat dengan [name] karena selama ini bangku mereka berjauhan.

Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅Where stories live. Discover now